Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Senin, 04 Desember 2023 | 13:45 WIB
Gus Baha saat mengisi acara Ngaji Bareng dengan tajuk Meneladani Khazanah Tafsir Al-Qur'an di Indonesia di Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang 14,5, Sleman, Senin (4/12/2023). [Suarajogja.id/Hiskia Andika Weadcaksana]

SuaraJogja.id - Beredar informasi bahwa ulama kharismatik, KH. Ahmad Bahauddin Nursalim alias Gus Baha bakal memberikan dukungan kepada pasangan capres-cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin (AMIN). 

Sinyal dukungan tersebut sebelumnya disampaikan oleh sang kakak, Nasirul Mahasin. Diketahui Gus Mahasin merupakan Co-captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan AMIN.

Namun ketika dikonfirmasi Gus Baha memilih untuk bungkam memberikan komentar lebih lanjut terkait dukungan terhadap salah paslon pada Pilpres mendatang. Hal ini ditunjukkan Gus Baha usai mengisi acara Ngaji Bareng dengan tajuk Meneladani Khazanah Tafsir Al-Qur'an di Indonesia di Universitas Islam Indonesia (UII), Jalan Kaliurang 14,5, Sleman, Senin (4/12/2023).

Saat ditanya mengenai arah dukungannya, Gus Baha yang tanpa mengucap sepatah kata pun hanya merespons dengan senyum serta melambaikan tangan saja. Ia langsung menuju mobil yang sudah disiapkan untuk menjemputnya.

Baca Juga: Kecewa dengan Pilihan Elite, Laskar PPP Jogja Membelot ke AMIN

Awak media tak bisa mendekat lebih jauh usai pengawalan ketat yang dilakukan terhadap Gus Baha. Ditambah dengan ratusan mahasiswa yang berlomba untuk mendekat untuk bersalaman dan berfoto dengan ulama asal Rembang, Jawa Tengah itu.

Sebelumnya Gus Baha sempat menyoroti tren kiai yang mulai ikut berpolitik. Pandangan itu disampaikan Gus Baha dalam unggahan akun TikTok @ngajigusbaha4 beberapa waktu lalu. 

Menurutnya, orang Islam terkhusus kiai tidak mempersoalkan mereka terlibat politik. Sebab kata Gus Baha, sejak zaman dulu tanpa disadari banyak tokoh agama yang sukses menyebarkan ajaran agama Islam karena kuat secara politik.

Sehingga berkat jasa mereka, Indonesia jadi negara yang berpedoman kuat pada aturan-aturan agama.

"Andaikan nggak ada orang Islam yang cakap politik. Terutama yang saleh-saleh. Kemudian negara bikin aturan ala mereka, salat dan pengajian dianggap larangan repot," kata Gus Baha dikutip akun TikTok @ngajigusbaha4.

Baca Juga: Masa Kampanye Dimulai, Sultan Minta Kontestan Politik Tak Bicara Pepesan Kosong

"Makanya dari dulu kiai-kiai itu berpolitik, karena nggak ingin negara ini diatur orang yang anti salat dan agama," tambahnya.

Jika orang-orang saleh terutama kiai tidak ikutan berpolitik, Gus Baha meyakini maksiat-maksiat tidak dianggap ilegal dan pengajian justru yang akan dianggap ilegal.

Gus Baha sangat bersyukur sejak sebelum dan setelah kemerdekaan. Tokoh agama terutama kiai yang terlibat berpolitik cukup konsisten menegakkan aturan yang berpedoman pada agama.

"Berkahnya negara ini berkonstitusi secara Islam. Meskipun tidak negara Islam," jelasnya.

Dengan begitu, Gus Baha mendorong orang-orang Islam untuk tidak anti politik. Karena dampaknya sangat besar bisa menentukan kebijakkan negara.

"Hak asasi manusia, hak belajar, hak beragama, hak ibadah terjaga. Coba bayangkan kalau kita jadi negara Korea Utara kan pusing," tandasnya.

Load More