SuaraJogja.id - Massa Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) kembali melakukan aksi menyerukan ketidakpuasan dengan kinerja pemerintahan Indonesia selama ini. Aksi tersebut dilakukan dengan long march dari Bundaran UGM hingga berakhir di simpang tiga Jalan Gejayan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Sabtu (16/12/2023).
Massa aksi sudah mulai berkumpul sejak pukul 13.30 WIB di Bundaran UGM. Lalu bergerak dan tiba di simpang tiga Jalan Gejayan pada 14.30 WIB.
Sejumlah banner dan poster bertuliskan tuntutan kepada pemerintahan saat ini turut menjadi atribut. Massa pun memasang sejumlah banner berukuran besar untuk menutupi reklame iklan yang terpasang di persimpangan tersebut.
"Kami mengeluarkan hashtag baru #GejayanKembaliMemanggil atas kondisi keprihatinan kami terhadap kondisi situasi ekonomi politik, terutama kita tahu bahwa di kondisi ketenagakerjaan nasib kaum buruh dengan adanya upah murah itu kemudian menyengsarakan kelas pekerja di Indonesia. Apalagi kenaikan upah tidak sampai 10 persen. Kami menolak diterapkkannya upah murah di Indonesia," kata Restu Baskara selaku Humas Aliansi Rakyat Bergerak (ARB), ditemui di lokasi, Sabtu siang.
Baca Juga: Sri Sultan HB X Pastikan Upah Minimum Provinsi DIY Naik, Berapa Besarannya?
Dalam aksi ini, massa menuntut kepada negara untuk menyejahterakan kaum buruh, kelas pekerja di Indonesia. Pasalnya sampai sekarang masih terlunta-lunta atas kondisi ekonomi yang ada.
Selain itu, isu pendidikan turut disoroti oleh massa aksi. Negara dituntut untuk hadir dalam mewujudkan pendidikan gratis bagi semua rakyat Indonesia.
"Karena pendidikan gratis adalah tanggungjawab negara yang sudah sesuai dengan konstitusi. Ini adalah tugas dari negara untuk mencerdaskan untuk seluruh kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mewujudkan pendidikan gratis," ucapnya.
Tidak luput, massa aksi turut menyinggung terkait demokrasi Indonesia. Menurutnya sistem demokrasi Indonesia telah dirusak oleh rezim pemerintahan kali ini.
"Kami juga menyoroti soal demokrasi di Indonesia yang dipertontonkan oleh elit-elit politik, oleh pejabat publik kita adalah dagelan yang konyol sekali, yang itu membodohkan masyarakat rakyat Indonesia, rakyat Indonesia sudah muak dengan politik hari ini, rakyat Indonesia sudah muak dengan tindakan elit-elit politik yang korupsi yang kemudian menerapkan kolusi nepotisme," ungkapnya.
Baca Juga: Masyarakat Jogja Demo Tolak Kenaikan Harga BBM Siang Ini, Gejayan Memanggil: Semua Berhak Marah!
"Kami tahu bahwa di MK itu adalah produk reformasi tapi elit politik sekarang justru mengkhianati amanat dari reformasi yang sudah diperjuangkan dari '98 sampai sekarang. Artinya ini adalah tugas kita bagiamana mengubah keadaan itu, mengkritik rezim hari ini, yang neolik, kapitalistik, korup, yang menindas rakyat," imbuhnya.
Dia menyatakan massa aksi akan tetap turun ke jalan apabila masih ada kesewenang-wenangan dan penindasan yang terjadi. Pihaknya sudah muak dengan segala macam kebodohan politik saat ini.
"Kami sudah muak dengan semua paslon, semua partai politik yang kemudian pro terhadap pemodal," ucapnya.
Pasalnya, kata dia, partai politik saat ini tak ada yang membicarakan tentang nasib buruh. Bagaimana kemudian upah layak nasional itu nantinya akan diberlakukan.
"Tidak ada partai politik yang membicarakan tentang mewujudkan pendidikan gratis, tidak ada yang membicarakan tentang nasib petani itu disejahterakan, nasib nelayan, bagaimana melawan kapitalisme, tidak ada sama sekali dan ini sangat disayangkan," tegasnya.
Berdasarkan pantauan di lapangan, hingga pukul 16.08 WIB massa aksi masih bertahan di simpang tiga Jalan Gejayan. Sejumlah orang bergantian berorasi menyampaikan pendapatnya kepada pemerintah.
Berita Terkait
-
Demo di Kemnaker, Buruh Minta Permenaker Baru Soal Upah Sesuai Putusan MK
-
Digeruduk Buruh Dua Kali, Pemprov DKI Pastikan UMP 2025 Naik
-
Rumusan UMP DKI 2025 Dibahas Besok, Akankah Tuntutan Buruh Terpenuhi?
-
Minta UMP DKI Naik Jadi Rp 6,5 Juta, Buruh Geruduk Balai Kota Lagi
-
Usai Adanya Putusan MK, DPR Kumpulkan Menkum, Menaker hingga Buruh Pastikan PP 51 Sudah Tak Berlaku
Terpopuler
- Respons Sule Lihat Penampilan Baru Nathalie Tuai Pujian, Baim Wong Diminta Belajar
- Berkaca dari Shahnaz Haque, Berapa Biaya Kuliah S1 Kedokteran Universitas Indonesia?
- Pandji Pragiwaksono Ngakak Denny Sumargo Sebut 'Siri na Pace': Bayangin...
- Beda Penampilan Aurel Hermansyah dan Aaliyah Massaid di Ultah Ashanty, Mama Nur Bak Gadis Turki
- Jadi Anggota DPRD, Segini Harta Kekayaan Nisya Ahmad yang Tak Ada Seperempatnya dari Raffi Ahmad
Pilihan
-
Freeport Suplai Emas ke Antam, Erick Thohir Sebut Negara Hemat Rp200 Triliun
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaik November 2024
-
Neta Hentikan Produksi Mobil Listrik Akibat Penjualan Anjlok
-
Saldo Pelaku UMKM dari QRIS Nggak Bisa Cair, Begini Respon Menteri UMKM
-
Tiket Kereta Api untuk Libur Nataru Mulai Bisa Dipesan Hari Ini
Terkini
-
AI Ancam Lapangan Kerja?, Layanan Customer Experience justru Buat Peluang Baru
-
Dampak Kemenangan Donald Trump bagi Indonesia: Ancaman Ekonomi dan Tantangan Diplomasi
-
Pengawasan Miras di DIY sangat Lemah, Sosiolog UGM Tawarkan Solusi Ini
-
Pakar hukum UGM Usul Bawaslu Diberi Kewenangan seperti KPK
-
Ini Perbedaan Alergi Susu dan Intoleransi Laktosa pada Anak