SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman mengimbau pelaku wisata di wilayahnya tak melakukan praktik aji mumpung dalam menyambut lonjakan wisatawan pada momen libur Natal dan tahun baru (Nataru) nanti. Hal tersebut dikhawatirkan dapat mencoreng citra pariwisata di Bumi Sembada.
Kepala Dispar Sleman, Ishadi Zayid mengatakan pihaknya sudah memberikan imbauan itu langsung kepada para pengelola dan pelaku pariwisata di Sleman. Salah satu yang ditekankan adalah untuk menghindari parkir nuthuk atau tak sesuai tarif dan ketentuan.
"Jadi kami harapkan di libur nataru lonjakan (wisatawan) ini kemudian teman-teman pelaku wisata tidak melakukan praktek aji mumpung," kata Ishadi, Sabtu (16/12/2023).
"Ini yang selalu kita tekankan sehingga jangan sampai nanti dengan kunjungan wisatawan yang melonjak mereka melakukan aji mumpung dengan nuthuk tarif parkir, terus kemudian (harga) kulinernya itu tidak baik," tambahnya.
Baca Juga: Tertinggi di DIY, 1.000 Anak di Sleman Alami Anxiety
Ishadi meminta para pelaku wisata tetap menetapkan tarif sesuai dengan kewajaran. Agar wisatawan pun tetap nyaman dan tidak merasa terganggu oleh perilaku yang tidak sesuai atau aji mumpung tadi.
"Kami harapkan pelaku wisata untuk dapat menetapkan tarif sesuai dengan kewajaran saja, karena itu marai kapok sehingga nanti menjadi image yang tidak baik juga bagi pariwisata kita di Kabupaten Sleman," tuturnya.
Koordinasi dengan pihak-pihak terkait mulai dari aparat keamanan, Dinas Perhubungan hingga Pemerintah Kalurahan juga akan dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Selain terus mengedukasi para pedagang untuk tetap menaati aturan yang ada.
Ketika nantinya masih ditemukan laporan terkait harga kuliner yang nuthuk, Dispar Sleman akan langsung memberikan edukasi. Jika peristiwa itu berulang maka evaluasi penggunaan kios hingga sanksi pun akan diterapkan.
"Kalau kemudian mereka selalu berulang maka kemudian kita akan evaluasi penggunaan kiosnya. Karena itu nanti dampaknya bukan orang itu saja tapi bagi semua komunitas yang berjualan di situ terkait dengan kunjungan wisata juga akan turun. Maka kemudian sanksi secara berjenjang akan kita lakukan," ungkapnya.
Sanksi sosial yang diterapkan oleh komunitas di sekitarnya pun, kata Ishadi, penting untuk dilakukan. Sehingga pariwisata di Sleman tetap aman, nyaman dan bertanggungjawab.
Berita Terkait
-
Lebaran 2025 Tarif Parkir Naik, Nilainya Setara BBM Pertamax
-
Antisipasi Parkir Sembarangan di Monas: Dishub Siapkan Derek hingga Tangkap Jukir Liar
-
Jukir Liar di Jakarta Masih Marak, Rano Karno: Nggak Setiap Hari Mereka Lakukan Itu
-
Masjid Agung Sleman: Pusat Ibadah, Kajian, dan Kemakmuran Umat
-
Libur Singkat, Ini Momen Bek PSS Sleman Abduh Lestaluhu Rayakan Idulfitri Bersama Keluarga
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan Kamera Beresolusi Tinggi, Terbaik April 2025
-
Harga Emas Terbang Tinggi Hingga Pecah Rekor, Jadi Rp1.889.000
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
Terkini
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD
-
Polisi Ciduk Arena Judi Terselubung di Sleman, Sabung Ayam Hingga Dadu Ditemukan
-
Warga Jogja Bingung Buang Sampah, Kebijakan Pemkot Tutup TPS Bikin Resah
-
Petani Majalengka Gigit Jari? Ahli Pertanian Sebut Jurus Burung Hantu Prabowo Tak Efektif, Ini Solusi Jitu Basmi Tikus
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang