SuaraJogja.id - Memaknai natal yang akan dirayakan pada Senin 25 Desember 2023 mendatang, salah satu calon imam (Frater) Katolik Yosep Bambang Pamungkas (22) memberi catatan mengenai damai dalam keberagaman.
Sosok yang akrab disapa Bambang ini merupakan seorang Frater (calon imam dari Agama Katolik) yang sedang menjalani pendidikan seminari tinggi di Yogyakarta.
Frater Bambang melihat keberagaman sebagai fakta yang tidak bisa tidak, harus diterima. Ia juga mengatakan bahwa dengan adanya keberagaman, bisa mengajarkan manusia untuk belajar dari dalam diri.
"Menurut saya, keberagaman adalah fakta yang tidak bisa tidak, harus diterima. Keberagaman justru mengajarkan manusia untuk pertama-tama belajar dari dalam diri. Melihat diri dengan kacamata yang lebih luas, tentang apa, siapa, di mana, dan bagaimana membawakan diri pada konteks hidup ini", terangnya.
Frater Bambang juga menambahkan bahwa dengan melihat hidup ini menggunakan kacamata yang lebih luas, maka manusia bisa menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang khas.
Kesadaran akan pribadi yang khas itulah, yang akan membawa kemerdekaan dari dalam diri manusia itu sendiri.
"Dengan hal ini, manusia akan menyadari bahwa dirinya adalah pribadi yang khas. Kesadaran sebagai pribadi yang khas inilah, yang akan membawa kemerdekaan dari dalam diri manusia itu.", jelas Bambang.
Menambahkan istilah pribadi yang khas, Frater Bambang menjelaskan bahwa ini berkaitan dengan keunikan yang melekat dari dalam diri masing-masing manusia.
Keunikan yang pada akhirnya akan membuat manusia tidak mudah untuk membanding-bandingkan satu manusia atau satu kelompok, dengan manusia atau kelompok lainnya.
Baca Juga: Rangkaian Natal Glimpse of Grace, 4 Pilihan di Royal Ambarrukmo Yogyakarta
"Pribadi yang khas berarti satu-satunya tipe yang ada, dan tidak menyamakan dengan pribadi/kelompok yang lebih unggul. Hal ini akan membantu manusia atau kelompok tertentu untuk tidak mudah membanding-bandingkan.", ujar Bambang.
Frater Bambang juga memiliki sikapnya sendiri mengenai konflik yang akhir-akhir ini terjadi sebagai buah tidak langsung dari keberagaman.
Menurutnya, konflik tidak terjadi karena keberagaman. Konflik itu terjadi karena ego manusia.
"Sebenarnya, konflik tidak terjadi karena keberagaman. Konflik itu terjadi karena ego manusia. Manusia yang memiliki kepentingan yang berbeda dalam suatu kelompok, akan menyebabkan konflik. Kalau meminjam pikiran St. Thomas Aquinas, sebetulnya konflik itu adalah ketiadaan kebaikan. Kebaikan yang tertelan oleh ego untuk kepentingan tertentu", ujar Bambang.
Dalam menyikapi konflik juga, Frater Bambang menambahkan bahwa sebetulnya konflik bisa dipandang sebagai hal yang positif.
"Konflik jangan selalu dipandang sebagai hal yang negatif. Konflik juga adalah sarana untuk membangun suatu keputusan yang matang. Konflik sebagai buah dari perbedaan, justru dari perbedaan itulah bisa muncul kekayaan.", tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
- 5 Promo Asus ROG Xbox Ally yang Tidak Boleh Dilewatkan Para Gamer
Pilihan
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
-
Harga Emas Antam Terpeleset Jatuh, Kini Dibanderol Rp 2.235.000 per Gram
Terkini
-
Harus Sediakan 1.000 Ton per Hari, Pengolahan Sampah jadi Energi Listrik di Jogja masih Dilematis
-
Profil Untoro Wiyadi: Dari Kepala BUKP Jadi Tersangka Korupsi Rp8 M, Terancam Penjara Seumur Hidup
-
Makan Bergizi Gratis Berujung Maut? Kontroversi Merebak, Program Prabowo di Ujung Tanduk
-
Pejabat Jadi Tersangka Korupsi Internet, Bupati Sleman Siap Rombak Staf Ahli
-
Desakan Kembalikan Rampasan 'Geger Sapehi' British Library Mulai Bagikan Akses Data