Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 31 Januari 2024 | 22:16 WIB
Cuplikan Afnan Malay aktivis alumni FH UGM yang mau bakar ijazah saat bicara di forum Civitas Akademika UGM karena kecewa dengan Jokowi yang melakukan banyak penyimpangan. [Istimewa]

SuaraJogja.id - alumni UGM, Afnan Malay berencana membakar ijazah yang telah diperolehnya selama ini. Hal itu sebagai bentuk kekecewaan Alumnus Fakultas Hukum angkatan 1984 itu kepada berbagai penyimpangan yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan Afnan dalam sebuah forum sivitas akademika UGM yang digelar di Balairung UGM pada Rabu (31/1/2024) siang tadi. Forum itu dihadiri sejumlah Dewan Guru Besar, alumni hingga mahasiswa UGM.

Ucapan Afnan tentang rencana membakar ijazah UGM miliknya itu ramai diperbincangkan di media sosial WhatsApp. Dalam cuplikan video yang beredar itu, Afnan mengungkapkan kekecewaan kepada Jokowi di depan forum.

"Saya sebetulnya muak, dulu kan Gielbran Ketua BEM UGM menyebutkan Jokowi alumnus UGM paling memalukan, lha saya setuju dengan itu. Bentuk rasa malu itu saya mau membakar ijazah saya," kata Afnan saat dikonfirmasi, Rabu malam.

Baca Juga: Respon Insiden Kekerasan Saat Kunjungan Jokowi, Bupati Gunungkidul : Itu Salah Paham, Kita Akan Sowan ke Ketua DPRD

Disampaikan Afnan, dalam forum tadi ia ingin menegaskan bahwa harus lebih ada aksi konkret dari UGM dalam menyikapi situasi politik di Indonesia saat ini. Apalagi forum itu dibuat memang untuk mencermati dinamika yang terjadi dalam perpolitikan nasional selama beberapa waktu terakhir.

"Saya mengharapkan UGM itu harus lebih konkret. Sebagai imbauan itu pasti bagus lah ya mudah-mudahan diikuti oleh perguruan tinggi lain itu juga oke, tapi saya di dalam tadi juga bilang, terus mau apa," ujarnya.

"Harus ada gerakan yang lebih nyata. Apa civitas akademika turun ke jalan menolak Jokowi. Karena tadi juga Zainal Arifin Mochtar mengatakan selama ini UGM jarang mengkritik, tidak mengkritik. Lha orang kalau ditampuk kekuasaan bahkan dielu-elukan bahkan dipuja ya akhirnya begitu. Jadi haus kekuasaan," sambungnya.

Forum itu diketahui terlebih dulu diselenggarakan sebelum akhirnya menghasilkan Petisi Bulaksumur yang dibacakan oleh sivitas akademika UGM. Afnan menjelaskan forum itu sejatinya untuk menangkap situasi perpolitikan Indonesia yang sudah keblasuk.

"Ini kan orang sudah resah situasi ini. Saya mengalami zaman Soeharto dan saya termasuk barisan melawan Soeharto, situasinya jauh lebih sakit," ucapnya. 

Baca Juga: Kronologi Dugaan Kekerasan Aparat Terhadap Warga Gunungkidul yang Bentangkan Spanduk Capres Saat Kunjungan Jokowi

Mantan aktivis ini mengaku Jokowi yang dulu ia anggap sebagai harapan demokrasi sudah berubah. Atas dasar itu yang membuat, Afnan makin kecewa dan berencana membakar ijazahnya.

"Jokowi ini kok keterlaluan ya, keterlaluan banget dia. Dulu saya pendiri Seknas Jokowi, dia itu dulu kan harapan. Kalau dia bukan mencederai saja, kalau mencederai misalnya dia mencederai PDI Perjuangan, PDI Perjuangan terluka, walaupun gak bener itu masih mending. Ini yang dicederai orang sak (seluruh) republik loh," paparnya.

Afnan mempertanyakan sikap Jokowi dalam dinamika politik sekarang ini. Jokowi dinilai tidak menghargai warga Indonesia. 

"Jadi maksud saya, saya sampai malu sama-sama alumnus UGM ya," imbuhnya.

Diketahui, Petisi Bulaksumur sendiri digagas Pusat Studi Pancasila (PSP) UGM. Bersama dosen, mahasiswa dan alumni, mereka jengah dengan kemunduran demokrasi yang terjadi beberapa waktu terakhir.

Presiden Jokowi sebagai alumni UGM dinilai melakukan tindakan yang menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial. Civitas akademika UGM menyesalkan tindakan-tindakan menyimpang yang justru terjadi dalam masa pemerintahan Presiden Jokowi yang juga merupakan bagian dari keluarga besar UGM.

Contohnya dalam kasus pelanggaran etik di Mahkamah Konstitusi (MK) dalam perubahan aturan usia capres/cawapres. Selain itu keterlibatan sejumlah aparat penegak hukum dalam proses demokrasi perwakilan yang sedang berjalan.

Load More