SuaraJogja.id - Sejumlah massa yang menamakan diri 'Yogyakarta Pro Demokrasi dan Menjaga Konstitusi' menggelar aksi unjukrasa bertajuk Sinau Matematika di halaman Kantor KPU DIY, Selasa (20/02/2024). Mereka menuntut perhitungan suara di KPU yang jujur, adil agar tidak ada indikasi kecurangan seperti yang banyak diberitakan.
Ketua Komisi Pemilihan Umum(KPU) DIY, Ahmad Shidqi pun memberikan tanggapannya. Dia menyatakan KPU DIY transparan dalam penghitungan suara Pemilu.
"Sebenarnya ini kan terkait dengan perolehan yang selama ini diasumsikan kecurangan itu. Tapi sebenarnya kalau kita lihat di info pemilu itu kita bisa melihat ada anomali angka dari perolehan pembacaan Sirekap terhadap pleno yang itu kemudian memunculkan anomali angka sampai melebihi DPT," paparnya.
Meski ada anomali angka, menurut Shidqi, persoalan itu sudah dikoreksi KPU melalui Sirekap selama beberapa hri terakhir. Selain itu penghitungan suara dikoreksi melalui rapat pleno berjenjang di kecamatan.
Baca Juga: Terjadi Indikasi Pelanggaran, 17 TPS di DIY Gelar PSU dan PSL
"Rapat pleno di kecamatan itu semua plano digelar. Bahwa ini ada kesalahan langsung. Ketika pembacaan Sirekap itu keliru ya maka langsung dibetulkan pleno kecamatan. Begitu juga ketika di info pemilu itu munculnya keliru tidak sesuai dengan plano langsung oleh operator Sirekap diperbaiki," tandasnya.
Shidqi menambahkan, munculnya asumsi kecurangan dalam pemungutan suara karena pembacaan mesin Sirekap terhadap pleno yang tidak logis. Karenanya anomali angka terus diperbaiki. Penggunaan Sirekap pun diklaim membuat penghitungan suara menjadi transparan.
"Prinsipnya dengan adanya Sirekap itu justru kita transparan, semua bisa diketahui oleh publik. Publik bisa mengoreksi, plano juga bisa diketahui oleh publik dan itu dengan Sirekap itu," jelasnya.
Terkait unjukrasa kali ini, Shidqi menyatakan aksi tersebut menjadi bagian aspirasi masyarakat. Bahkan merupakan bentuk kepedulian masyarakat sehingga tidak perlu dipermasalahkan.
Masyarakat memiliki wewenang untuk mengawasi jalannya Pemilu. Dengan demikian hasil yang didapat pun jujur dan adil (jurdil).
Baca Juga: Bawaslu Sleman Rekomendasikan Total 11 TPS Lakukan PSU dan PSL
"Menjadi bagian dari aspirasi masyarakat mengawal pemilu, proses demokrasi elektoral berjalan dengan baik. Kami berterima kasih, proses pemilu tidak hanya dikawal sampai 14 Februari [2024] tapi sampai proses penetapan rekapitulasi terus dikawal," imbuhnya.
Berita Terkait
-
KPU Klaim 8 Daerah Siap Gelar Pemungutan Suara Ulang Pilkada Akhir Pekan Ini
-
KPU Percepat Pelaksanakan PSU di Parigi Moutong karena Terbentur Jadwal Ibadah
-
Hasto Tertawa Usai Sidang Suap: Masih Belajar Jadi Terdakwa
-
Ada Tujuh Gugatan Hasil PSU di MK, KPU Berharap Permohonan Gugur pada Tahap Dismissal
-
Eks Ketua KPU Sebut Pernah Bertemu Harun Masiku dan Diperlihatkan Foto Bareng Megawati dan Hatta Ali
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan