SuaraJogja.id - Belum hilang kasus perundungan di lingkungan sekolah Binus Serpong yang diduga melibatkan anak dari artis kenamaan Vincent Rompeis, kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta.
Mirisnya, korban adalah siswa inklusi dari sebuah SMP Negeri di Kapanewon Wonosari Gunungkidul. Korban diketahui sebagai seorang penyandang disabilitas karena hanya memiliki satu tangan.
Korban adalah RAN (23) siswa di SMP Negeri di Kota Wonosari. Diduga korban mengalami perundungan yang mengakibatkan salah satu jari dari satu-satunya tangan yang dimilikinya patah. Ulah temannya yang tidak bertanggungjawab itu memaksa RAN harus dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Wonosari.
Ditemui di RSUD Wonosari, orang tua korban, Wasido mengatakan, siang kemarin anaknya dilarikan ke rumah sakit oleh gurunya. RAN mengalami sakit luar biasa di jarinya usai dibully temannya. Pihak rumah sakit menyarankan agar RAN dirawat di rumah sakit karena harus dioperasi.
Baca Juga: Viral Warga Gunungkidul Dihebohkan Pelangi yang Bentuknya Nyaris Sempurna, Begini Penampakannya
"Jarinya patah jadi harus dipasang Pen," tutur Wasido, Kamis (22/2/2024).
Wasido menuturkan seharusnya anaknya mendapat jadwal operasi Kamis pagi tadi. Anaknya bahkan sudah masuk ke ruang operasi untuk menjalani pembedahan namun karena yang bersangkutan batuk sehingga urung dilaksanakan.
Berdasarkan keterangan dari pihak rumah sakit dokter bakal melakukan observasi kembali terhadap anaknya tersebut. Sampai saat ini wasido mengaku belum mengetahui hasil observasi dan kapan jadwal tepatnya untuk pemasangan pen di jari anaknya yang patah.
"Kita masih menunggu saja dari dokter," ujarnya.
Wasido mengungkapkan, Rabu (21/02/2024) kemarin, RAN menjadi sasaran perundungan. Putranya tersebut Sejak lahir memang tidak sempurna karena bocah yang duduk di bangku kelas VII SMP ini memang berbeda dengan teman-temannya karena ia terlahir disabilitas.
Wasido mengatakan karena tangan anaknya hanya satu inilah yang membuat RAN seringkali mendapatkan perlakukan tak pantas dari teman-temannya. Kemarin seusai dzuhur, putranya kembali mendapatkan perlakuan berbeda dari teman-temannya.
Berita Terkait
-
Pertamina Hulu Energi Mewujudkan Asa dan Mimpi Sahabat Istimewa
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Film Sayap-Sayap Patah 2: Olivia, Sekuel tapi Beda Cerita?
-
Kontras dengan Judulnya, Ini Kisah Patah Hati di Lagu Key SHINee 'Easy'
-
Wakaf Al-Quran Braille: Upaya Dorong Pendidikan Spiritual Inklusif Bagi Komunitas Disabilitas
Terpopuler
- Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
- Agama Titiek Puspa: Dulu, Sekarang, dan Perjalanan Spiritualnya
- Lisa Mariana Ngemis Tes DNA, Denise Chariesta Sebut Tak Ada Otak dan Harga Diri
- 6 Perangkat Xiaomi Siap Cicipi HyperOS 2.2, Bawa Fitur Kamera Baru dan AI Cerdas
- Kang Dedi Mulyadi Liburkan PKL di Bandung Sebulan dengan Bayaran Berlipat
Pilihan
-
Di Balik Gol Spektakuler Rayhan Hannan, Ada Rahasia Mengejutkan
-
Timnas Indonesia U-17 Siaga! Media Asing: Ada yang Janggal dari Pemain Korut
-
Profil CV Sentosa Seal Surabaya, Pabrik Diduga Tahan Ijazah Karyawan Hingga Resign
-
BMKG Bantah Ada Anomali Seismik di Bogor Menyusul Gempa Merusak 10 April Kemarin
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
Terkini
-
Wabah Antraks Kembali Hantui Yogyakarta, Pemda DIY Bergerak Cepat, Vaksinasi Jadi Kunci
-
Pemkot Yogyakarta Gelar Pemeriksaan Kesehatan Lansia Gratis Tiap Bulan, Catat Tanggal dan Lokasinya!
-
Psikolog UGM Soroti Peran Literasi Digital dan Kontrol Diri
-
Pascaefisiensi Anggaran, Puteri Keraton Yogyakarta Pertahankan Kegiatan Budaya yang Terancam Hilang
-
Komunikasi Pemerintah Disorot: Harusnya Rangkul Publik, Bukan Bikin Kontroversi