SuaraJogja.id - Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) DIY, Pembajun Setyaningastutie menyatakan, 53 warga Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul serta Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan, Sleman dinyatakan suspek Antraks. Sedangkan satu orang dinyatakan meninggal dunia.
Namun satu warga yang meninggal belum bisa dipastikan positif Antraks. Sebab warga tersebut belum sempat diambil sampelnya.
"Saya belum bisa bilang itu antraks atau bukan, karena yang bersangkutan meninggal sebelum diambil sampelnya. Jadi kita nggak bisa bilang dia antraks atau tidak," ungkap Pembajun di Kantor DPRD DIY, Rabu (13/03/2024).
Menurut Pembajun, sebanyak 53 warga yang suspek Antraks didapat berdasarkan hasil Penyelidikan Epidemiologi (PE) pada 8 hingga 9 Maret 2024 lalu. Penelusuran dilakukan pasca adanya dugaan Antraks di wilayah perbatasan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Kapanewon Prambanan, Sleman, dengan Kayoman, Serut, Gedangsari Gunungkidul.
Baca Juga: Lagi, Dugaan Warga Terpapar Antraks Muncul Di Gunungkidul
Kronologi temuan kasus dugaan penyakit antraks bermula pada 7 Maret 2024 saat Dinas Kesehatan Gunungkidul menerima informasi dari Dinkes Sleman. Ada warga yang terpaksa dirawat di RSUD Prambanan dengan gejala antraks 8 Maret 2024. Dinkes pun kemudian melakukan PE awal. Hal ini dilakukan untuk menelusuri penyebarannya.
"Ada pasien mondok di RS Prambanan, seterusnya Dinkes Gunung Kidul berkoordinasi untuk info lebih lanjut dengan Puskesmas Gedangsari 2 dan RSUD Prambanan untuk memastikan. Tanggal 8 [Maret], bersama Satuan Tugas One Health, Dinkes Gunungkidul, Sleman, Puskesmas Gedangsari serta Puskesmas Prambanan, dilakukan epidemiologi gabungan ke lokasi perbatasan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul dan Kalinongko Kidul, Gayamharjo, Prambanan," jelasnya.
Dari hasil penelusuran lebih lanjut, Dinkes menemukan pada 12 Februari 2024 ada satu kambing milik warga Padukuhan Kayoman, Serut, Gedangsari, Gunungkidul berinisial S mati dan dikubur. Sedangkan tiga kambing lainnya disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga sekitar.
Bahkan satu hari setelahnya, seekor sapi milik S juga ditemukan mati. Alih-alih dikubur, malam harinya sapi itu dikuliti dan dagingnya dibagikan kepada warga.
"Pak Dukuh sudah mengingatkan, tapi ternyata memang dagingnya sudah [dibagikan] ke mana-mana," ungkapnya.
Baca Juga: Jelang Ramadan Perguruan Tinggi Rawan Sogokan, L2Dikti DIY Tegaskan Kampus Tolak Gratifikasi
Kejadian kembali berulang saat 24 Februari 2024, satu kambing milik S mati. Kambing itu kemudian disembelih dan dikuliti di rumah tetangganya dan dagingnya, dibagikan kembali kepada warga.
Berita Terkait
-
Presiden Prabowo dan Gibran Ikut Berduka Titiek Puspa Meninggal Dunia: Inspirasi Lintas Generasi!
-
Bahaya dan Penyebab Pendarahan Otak, Dialami Titiek Puspa Saat Kritis hingga Meninggal Dunia!
-
Titiek Puspa Pernah Ganti Nama Tiga Kali Gegera Ini
-
Titiek Puspa Sering Dikira Keturunan Cina? tapi Inilah Asal Usulnya
-
Mengenang Sosok Mus Mualim, Suami Terakhir Titiek Puspa yang Wafat Puluhan Tahun Lampau!
Terpopuler
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Marah ke Direksi Bank DKI, Pramono Minta Direktur IT Dipecat hingga Lapor ke Bareskrim
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Jawaban Menohok Anak Bungsu Ruben Onsu Kala Sarwendah Diserang di Siaran Langsung
Pilihan
-
Dari Lapangan ke Dapur: Welber Jardim Jatuh Cinta pada Masakan Nusantara
-
Dari Sukoharjo ke Amerika: Harapan Ekspor Rotan Dihantui Kebijakan Kontroversial Donald Trump
-
Sekantong Uang dari Indonesia, Pemain Keturunan: Hati Saya Bilang Iya, tapi...
-
Solusi Pinjaman Tanpa BI Checking, Ini 12 Pinjaman Online dan Bank Rekomendasi
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
Terkini
-
Peringatan Dini BMKG Terbukti, Sleman Porak Poranda Diterjang Angin Kencang
-
Sultan HB X Angkat Bicara, Polemik Penggusuran Warga Lempuyangan Dibawa ke Keraton
-
Konten Kreator TikTok Tantang Leluhur Demi Viral? Keraton Yogyakarta Meradang
-
'Saya Hidupkan Semua!' Wali Kota Jogja Kerahkan 10 Mesin untuk Tangani 300 Ton Sampah Per Hari
-
Curhat Petani Gulurejo, Ladang Terendam, Harapan Pupus Akibat Sungai Mendangkal