Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Selasa, 26 Maret 2024 | 17:47 WIB
Jalan rusak di depan SMP 2 Prambanan akibat aktivitas pertambangan. [Kontributor/Julianto]

SuaraJogja.id - Pengurus SMP 2 Prambanan Sleman mengaku sudah putus asa dengan nasib jalan depan  dan samping kanan sekolah mereka yang rusak parah akibat dilintasi truk-truk pengangkut tanah dari aktivitas tambang di bukit belakang sekolah tersebut. 

Mereka sudah bingung hendak mengadu ke mana lagi agar jalan di depan sekolah diperbaiki dan tidak dilalui lagi oleh pengangkut tanah. Karena berbagai instansi sudah mereka datangi namun sama sekali tidak ada tindak lanjut. 

Salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengatakan aktivitas penambangan bukit tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan bulan Desember 2023 yang lalu. Awalnya tak hanya satu tempat,  namun ada dua lokasi penambangan bukit yang konon untuk urug tol tersebut. 

"Setiap hari itu lebih dari 300 truk melintas dari pagi hingga malam," kata dia, ketika ditemui di kantornya, Selasa (26/3/2024). 

Baca Juga: Umat Hindu Sebut Rencana Pengembangan KUA untuk Semua Agama Memungkinkan Dilaksanakan

Setiap hari aktivitas penambangan sudah dimulai sejak pukul 05.30 WIB di mana anak sekolah belum hadir. Dan ketika puncaknya pada bulan Januari 2024 lalu, aktivitas penambangan baru berhenti tengah malam. Namun saat ini hanya sampai maghrib semata. 

Akibatnya, jalan di depan sekolah rusak parah seperti sungai kering. Jalan sepanjang 500 meter mulai rusak di depan sekolah hingga perempatan menuju ke rumah Domes. Untuk melewatinya, pengendara harus ekstra hati-hati. 

"Ketika jam berangkat ataupun pulang sekolah, siswa ataupun wali murid harus bergantian dengan truk. Kalau tidak ya ndak bisa lewat, ndak pilihan jalan," tambahnya. 

Kondisi bakal semakin parah ketika diguyur hujan. Di mana jalannya sangat licin dan seperti medan offroad. Puluhan siswa ataupun pengguna jalan sudah jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang sangat licin. 

Belum lagi debu yang beterbangan ketika panas tengah terik. Siswa yang belajar di dalamnya sangat terganggu selain suara truk juga debu yang banyak beterbangan. Kondisi ini tentu mengganggu pembelajaran dan pihak sekolah sebenarnya sudah mengadu ke berbagai pihak tapi belum ada tindak lanjut. 

Baca Juga: Prambanan Jazz 2024: Kolaborasi Musisi di Panggung Akan Menjadi Sajian Segar

"Sudah tidak tahu lagi mau mengadu ke mana. Semua sudah kita datangi untuk mengadu," ungkapnya. 

Wakil Kepala Sekolah SMP. 2 Prambanan, Nunun Khotimah mengakui dalam sehari ada 300 truk pengangkut tanah yang melintas di samping kanan dan depan sekolah mereka dari pagi hingga malam hari. Kondisi jalan di depan sekolah rusak parah dan sulit dilalui. 

"Ada 300 siswa kami yang harus terganggu," kata dia. 

Aktivitas penambangan memang terus berlangsung bahkan hingga malam hari. Aktivitas tambang sempat terhenti ketika ada salah seorang wali murid yang meviralkan jalan rusak di depan sekolah. Namun, aktivitas penambangan mulai berlangsung kembali hari Selasa ini. 

Kontributor : Julianto

Load More