SuaraJogja.id - Pengurus SMP 2 Prambanan Sleman mengaku sudah putus asa dengan nasib jalan depan dan samping kanan sekolah mereka yang rusak parah akibat dilintasi truk-truk pengangkut tanah dari aktivitas tambang di bukit belakang sekolah tersebut.
Mereka sudah bingung hendak mengadu ke mana lagi agar jalan di depan sekolah diperbaiki dan tidak dilalui lagi oleh pengangkut tanah. Karena berbagai instansi sudah mereka datangi namun sama sekali tidak ada tindak lanjut.
Salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya mengatakan aktivitas penambangan bukit tersebut sudah berlangsung sejak pertengahan bulan Desember 2023 yang lalu. Awalnya tak hanya satu tempat, namun ada dua lokasi penambangan bukit yang konon untuk urug tol tersebut.
"Setiap hari itu lebih dari 300 truk melintas dari pagi hingga malam," kata dia, ketika ditemui di kantornya, Selasa (26/3/2024).
Setiap hari aktivitas penambangan sudah dimulai sejak pukul 05.30 WIB di mana anak sekolah belum hadir. Dan ketika puncaknya pada bulan Januari 2024 lalu, aktivitas penambangan baru berhenti tengah malam. Namun saat ini hanya sampai maghrib semata.
Akibatnya, jalan di depan sekolah rusak parah seperti sungai kering. Jalan sepanjang 500 meter mulai rusak di depan sekolah hingga perempatan menuju ke rumah Domes. Untuk melewatinya, pengendara harus ekstra hati-hati.
"Ketika jam berangkat ataupun pulang sekolah, siswa ataupun wali murid harus bergantian dengan truk. Kalau tidak ya ndak bisa lewat, ndak pilihan jalan," tambahnya.
Kondisi bakal semakin parah ketika diguyur hujan. Di mana jalannya sangat licin dan seperti medan offroad. Puluhan siswa ataupun pengguna jalan sudah jatuh terpeleset karena kondisi jalan yang sangat licin.
Belum lagi debu yang beterbangan ketika panas tengah terik. Siswa yang belajar di dalamnya sangat terganggu selain suara truk juga debu yang banyak beterbangan. Kondisi ini tentu mengganggu pembelajaran dan pihak sekolah sebenarnya sudah mengadu ke berbagai pihak tapi belum ada tindak lanjut.
Baca Juga: Umat Hindu Sebut Rencana Pengembangan KUA untuk Semua Agama Memungkinkan Dilaksanakan
"Sudah tidak tahu lagi mau mengadu ke mana. Semua sudah kita datangi untuk mengadu," ungkapnya.
Wakil Kepala Sekolah SMP. 2 Prambanan, Nunun Khotimah mengakui dalam sehari ada 300 truk pengangkut tanah yang melintas di samping kanan dan depan sekolah mereka dari pagi hingga malam hari. Kondisi jalan di depan sekolah rusak parah dan sulit dilalui.
"Ada 300 siswa kami yang harus terganggu," kata dia.
Aktivitas penambangan memang terus berlangsung bahkan hingga malam hari. Aktivitas tambang sempat terhenti ketika ada salah seorang wali murid yang meviralkan jalan rusak di depan sekolah. Namun, aktivitas penambangan mulai berlangsung kembali hari Selasa ini.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas