SuaraJogja.id - Pemilu sudah berlangsung satu bulan lalu. Namun berbeda dari pemilu 2014 dan 2019, euforia pemilu 2024 ini disebut tak sebesar sebelumnya.
Pakar politik sekaligus Ahli Tata Kelola Pemilu UGM, Mada Sukmajati menyatakan, meskipun pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka berhasil memenangkan pilpres dalam satu putaran, euforia kemenangan tersebut tidak sebesar dua pemilu sebelumnya Ketika Joko Widodo berhasil menjadi presiden.
"Euforianya tidak besar padahal [Prabowo-Gibran] menang satu putaran," ungkap Mada dikutip Selasa (2/4/2024).
Mada menyebutkan, ada dua kemungkinan euforia kemenangan Prabowo-Gibran tak heboh. Yang pertama, masyarakat menganggap terpilihnya Prabowo-Gibran merupakan keberlanjutan pemerintahan Jokowi sehingga tak akan ada perubahan yang signifikan.
Kedua, bisa saja ada anggapan ketidakpastian di kalangan masyarakat di masa resesi global ini. Dalam konteks global, kondisi ekonomi yang tidak baik-baik saja membuat masyarakat masih belum bisa mendapatkan kepastian dari Prabowo-Gibran dalam merespon tantangan yang bersifat eksternal tersebut.
"Sehingga semua pihak masih wait and see untuk banyak sektor," sebutnya.
Menurut Mada, tidak adanya euforia kemenangan tersebut juga dibarengi dengan tidak kuatnya polarisasi di tingkat bawah. Kondisi ini berbeda dari Pemilu 2014 dan 2019 saat muncul pembelahan sebutan cebong bagi pendukung Jokowi dan kampret untuk pendukung Prabowo yang bertarung dalam pilpres.
Alih-alih polarisasi, sebagian masyarakat menunggu hasil gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK) dan isu bergulirnya hak angket di DPR RI. Namun dalam proses gugatan dan hak angket pun, Mada melihat pasangan nomor urut 01 dan 03 tidak punya putusan yang sama meski berangkat dari kepentingan yang sama.
"Yang ke MK itu yang jalan tim kampanye 01 dan 03, bukan parpol pendukung," tandasnya.
Sementara Head of Research Department Perkumpulan Analis Resiko dan Penyelesaian Konflik (Pares) Indonesia, Arga Pribadi mengungkapkan Prabowo merupakan spotlight dalam Pemilu 2024 dan banyak diperbincangkan warganet. Meski sejumlah narasi yang muncul dalam Twitter atau X untuk Prabowo dan Gibran dan sejumlah sosial media (sosmed) negatif selama Pemilu, hal itu justru menaikkan nama Prabowo dan Gibran.
Arga menyebutkan fenomena itu terjadi karena konsep political drama yaitu konsep politik yang membangun rasa kedekatan pada audiens terjadi saat ini. Nuansa negatif yang muncul ke Prabowo dan Gibran justru secara efek itu membangkitkan kedekatan netizen dengan paslon Prabowo-Gibran.
"Walau narasi yang diungkapkan negatif namun engagement tinggi, maka berpeluang untuk memenangkan kontestasi," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Ubedillah Badrun: Jokowi Lebih Buruk dari Soeharto, Tetap Korup di Tengah Demokrasi Digital
-
Profil Agus Jabo Priyono, Ketua Partai PRIMA Loyalis Prabowo-Gibran
-
Di Tengah Momen Prabowo-Megawati Bisik-bisik hingga Bercanda, Gibran Bilang Begini
-
Minta Maaf, Ayah Christiano Bantah Bayar Sejumlah Uang ke Keluarga Mahasiswa UGM
-
Keluarga Christiano Tarigan Angkat Bicara Soal Kecelakaan yang Tewaskan Argo
Terpopuler
- 6 Mobil Bekas untuk Keluarga di Bawah Rp50 Juta: Kabin Luas, Cocok untuk Perjalanan Jauh
- 5 Mobil Eropa Bekas yang Murah dan Tahun Muda, Mulai dari Rp60 Jutaan
- 5 Rekomendasi Mobil SUV Bekas Bermesin Gahar tapi Murah: Harga Rp60 Jutaan Beda Tipis dengan XMAX
- Pemain Keturunan Medan Rp 3,4 Miliar Mirip Elkan Baggott Tiba H-4 Timnas Indonesia vs Jepang
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Anti Hujan Terbaik 2025: Irit, Stylist, Gemas!
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan dengan NFC Terbaru Juni 2025
-
Timnas Indonesia Cuma Jadi Samsak Uji Coba, Niat Jepang Hanya Ekspermien Taktik dan Pemain
-
Daftar 10 Merek Mobil Buatan Pabrik Indonesia Terlaris di Luar Negeri, Toyota Masih Juara?
-
Partainya Lebih Dipilih Jokowi, DPW PSI Jateng: Kader Berbunga-bunga
-
3 Rekomendasi HP Murah Memori 512 GB dengan Performa Handal, Terbaik Juni 2025
Terkini
-
Sleman Banjir Wisatawan, Mei 2025 Catat Rekor Kunjungan, Ini 3 Destinasi Favoritnya
-
Geger! Penyadapan KPK Tanpa Izin Dewas? Ini Kata Ahli Hukum Pidana
-
UGM Temukan Cacing Hati di Hewan Kurban, Tapi Ada Penurunan Drastis, Apa Penyebabnya?
-
Relokasi Jukir dan Pedagang ke Menara Kopi Terancam Gagal: Izin Keraton Jogja Belum Turun
-
Pabrik Garmen Belum Pulih Pascakebakaran, Pemkab Sleman Kejar Solusi Hindari PHK