SuaraJogja.id - Usai dihantam kemarau panjang sehingga tak bisa menanam padi, kini para petani di Gunungkidul khususnya penggarap sawah tadah hujan harus gigit jari. Tanaman padi mereka gagal panen karena kembali dipermainkan oleh cuaca. Akibatnya, para petani mengalami kerugian cukup besar karena tak mampu menutupi modal dan biaya operasional mereka.
Seperti yang dialami oleh ratusan petani sawah tadah hujan di Kalurahan Banaran Kapanewon Playen. Mereka mengalami gagal panen pada musim penghujan kali ini. Hasil panenan mereka sangat minim tidak sesuai harapan. Bahkan dibanding tahun lalu, panenan mereka mengalami penurunan hingga 80 persen.
Sejumlah petani asal dusun Banaran IX, Saman mengungkapkan panenan kali ini memang jauh dari harapan. Bagaimana tidak, dari dua petak sawah tadah hujan yang ia tanami padi, dirinya hanya mendapatkan 2 karung gabah ukuran 50 kilogram. Padahal pada musim hujan tahun lalu, dirinya mampu mendapat 12 karung gabah ukuran 50 kilogram.
"Jenisnya sama, IR 64 dan pupuknya juga sama Phonska,"kata dia.
Baca Juga: ASN Tak Masuk Kerja Usai Libur Lebaran, Bupati Gunungkidul Beri Sanksi Tegas
Tentu hasil yang ia dapat ini tak mampu menutupi modal dan biaya olah tanah yang harus ia keluarkan. Dengan sistem pengairan mengharapkan air hujan, dia tetap harus merogoh kocek untuk membeli benih dan juga pupuk. Belum lagi biaya untuk mengolah lahan yang tentu lebih besar ketimbang dengan sawah pengairan irigasi.
Kondisi tersebut tidak hanya dia alami sendiri, namun juga dialami oleh petani-petani yang lain. Dan penyebabnya memang sama, di mana hujan menghilang ketika tanaman padi sudah muncul bulir padi (merkatak). Padahal sejak awal tanam, tanaman mereka berkembang dengan baik karena hujan masih sering turun.
Namun ketika sudah muncul bulir padi pada tanaman mereka, justru hujan tiba-tiba menghilang. Hal ini tentu mengakibatkan tanaman mereka menjadi mengering dan bulir padi tidak ada isinya alias Gabug. Warga hanya bisa memanfaatkan jeraminya saja karena sudah tidak ada padi yang bisa dipanen.
"Jeraminya tetap kita bawa pulang untuk pakan ternak,"ujar dia.
Tak hanya tanaman padi, ternyata cuaca yang tidak bersahabat juga mempengaruhi tanaman jagung yang dibudidayakan petani. Para petani jagung juga tidak bisa mendapatkan hasil maksimal karena tanaman jagung yang mereka tanam buahnya kecil-kecil, tidak seperti biasanya berbuah besar.
Seperti yang dialami oleh Purwo WIdodo, warga yang lain. Purwo mengaku selain mengalami kerugian akibat tanaman padinya gagal panen, tanaman jagung miliknya juga tidak bisa berbuah bagus. Bulir buah jagung tidak tumbuh maksimal karena kekurangan air usai hujan menghilang di tengah jagung sudah mulai berbuah.
Berita Terkait
-
Kemenhut dan Kemnaker Teken MoU Perluas Lapangan Kerja dan Pemberdayaan Petani Hutan
-
Tarif Trump Bikin Petani Sawit Menjerit, Prabowo Diminta Lakukan Ini
-
Burung Hantu Jadi Andalan Prabowo Basmi Tikus di Sawah: Mitos atau Fakta?
-
Solusi Anti-Mainstream Prabowo: Burung Hantu Jadi Andalan Berantas Hama Tikus di Sawah
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja