SuaraJogja.id - Tingginya angka pernikahan dini atau anak akibat kehamilan yang mencapai 8,64 persen secara nasional di Indonesia saat ini jadi isu seksi untuk diperbincangkan. Yogyakarta bahkan menjadi satu dari sekian kota dengan jumlah pelajar yang hamil di luar nikah terbanyak hingga mencapai 1.032 kasus pada 2022 lalu.
Isu yang terus mengemuka belakang ini pun akhirnya menginspirasi sutradara Gina S Noer bersama Dinna Jasanti untuk kembali menggarap sekuel film 'Dua Garis Biru' dalam film terbarunya berjudul 'Dua Hati Biru' yang baru saja dirilis.
Kembali diperankan sejumlah aktor dan aktris seperti Angga Yunanda sebagai Bima, Lulu Tobing, Cut Mini Theo, Arswendy Bening, Rachel Amanda, Shakira Jasmin dan Maisha Kanna ini tak hanya memperbincangkan tentang pernikahan dini namun dampak dari kesehatan mental para remaja yang terpaksa memasuki dunia baru sebagai orang tua.
Menampilkan empat artis baru seperti Aisha Nurra Datau yang menggantikan Adhisty Zara sebagai Dara serta Farrell Rafisqy yang menjadi anak dari Bima dan Dara, Keanu AGL, Putri Ayudya dan Tenno, film ini menghadirkan cerita yang relate atau dekat dengan keseharian para pasangan muda yang terpaksa menikah akibat hamil duluan.
"Topik berat sebenarnya ini karena berkaitan dengan ekonomi keluarga, mengelola rumah tangga. Maka aku bisa belajar banyak lewat film ini," papar Angga di Yogyakarta, Sabtu (20/04/2024) malam.
Angga mengaku, bermain di film tersebut membuatnya belajar memahami kompleksitas kehidupan rumah tangga pada pasangan-pasangan muda yang dipaksa siap menjadi orang tua. Ego yang masih tinggi membuat pertengkaran sering terjadi.
Karenanya pengalaman di film itu membuat aktor yang sudah bermain di banyak film ini belajar menjadi lelaki tidak dewasa. Dia tidak boleh mengedepankan ego sendiri sebagai kepala rumah tangga dan melupakan kesehatan mental pasangannya.
"Dengan kasus Bima aku belajar banyak bisa menyamakan ego dengan pasangan, komunikasi berjalan baik. Semua sudah klir sebelum menikah, komunikasi yang baik. Seperti siapa yang akan bekerja, karir wanita akan lebih baik, harus diselesaikan dulu," ungkapnya.
Senada disampaikan Nurra yang banyak belajar dri film tersebut. Perempuan 19 tahun ini mencoba memahami pentingnya komunikasi dalam berumah tangga.
"Ternyata penting komunikasi sangat dibutuhkan dalam rumah tangga. Karena mungkin aku belum bisa merasakan yang sebenarnya karena belum berumah tangga," paparnya.
Untuk mendalami akting sebagai ibu muda, Nurra rela belajar banyak dari orang-orang yang mengalami kasus laiknya film tersebut. Dia mencoba memahami persoalan dan kehidupan mereka yang harus dewasa sebelum waktunya.
"Aku belajar berperan sebagai ibu dari ibu-ibu muda dan ibu pekerja, padahal selama ini aku tidak kid friendly (tidak dekat dengan anak-anak-red)," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kumpulan Prompt Siap Pakai untuk Membuat Miniatur AI Foto Keluarga hingga Diri Sendiri
- Terjawab Teka-teki Apakah Thijs Dallinga Punya Keturunan Indonesia
- Bakal Bersinar? Mees Hilgers Akan Dilatih Eks Barcelona, Bayern dan AC Milan
- Gerhana Bulan Langka 7 September 2025: Cara Lihat dan Jadwal Blood Moon Se-Indo dari WIB-WIT
- Geger Foto Menhut Raja Juli Main Domino Bareng Eks Tersangka Pembalakan Liar, Begini Klarifikasinya
Pilihan
-
Nomor 13 di Timnas Indonesia: Bisakah Mauro Zijlstra Ulangi Kejayaan Si Piton?
-
Dari 'Sepupu Raisa' Jadi Bintang Podcast: Kenalan Sama Duo Kocak Mario Caesar dan Niky Putra
-
CORE Indonesia: Sri Mulyani Disayang Pasar, Purbaya Punya PR Berat
-
Sri Mulyani Menteri Terbaik Dunia yang 'Dibuang' Prabowo
-
Surat Wasiat dari Bandung: Saat 'Baby Blues' Bukan Cuma Rewel Biasa dan Jadi Alarm Bahaya
Terkini
-
Rp4 Miliar untuk Jembatan Pucunggrowong: Kapan Warga Imogiri Bisa Bernapas Lega?
-
2000 Rumah Tak Layak Huni di Bantul Jadi Sorotan: Solusi Rp4 Miliar Disiapkan
-
Malioboro Bebas Macet? Pemkot Yogyakarta Siapkan Shuttle Bus dari Terminal Giwangan untuk Turis
-
Tunjangan DPRD DIY Bikin Melongo, Tunjangan Perumahan Lebih Mahal dari Motor Baru?
-
KPKKI Gugat UU Kesehatan ke MK: Komersialisasi Layanan Kesehatan Mengancam Hak Warga?