Scroll untuk membaca artikel
Galih Priatmojo
Sabtu, 18 Mei 2024 | 17:35 WIB
Ketua Forum Rektor PTMA, Gunawan Budiyanto menyampaikan tentang kompetensi baca tulis Alquran mahasiswa di Yogyakarta, Sabtu (18/05/2024). [Kontributor/Putu Ayu Palupi]

SuaraJogja.id - Mahasiswa di kampus berbasis agama biasanya memiliki latar belakang pendidikan agama yang lebih. Namun ternyata hal tersebut tidak berlaku saat ini di kampus Muhammadiyah.

Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Gunawan Budiyanto mencatat, hanya 46 persen mahasiswanya yang bisa membaca Alquran dengan nilai B. Sedangkan 24 persen mahasiswa lainnya tidak lulus untuk baca tulis Alquran.

"Kita punya 24 persen mahasiswa yang belum lulus tes dasar baca Alquran. Ini jadi tantangan kita bersama," papar Gunawan dalam rapat senat terbuka di Yogyakarta, Sabtu (18/05/2024).

Padahal menurut Ketua Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Asyiyah (PTMA), nilai-nilai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) memegang peran penting bagi  kampus dibawah Muhammadiyah. Nilai-nilai tersebut menjadi landasan utama bagi universitas dalam menyelenggarakan pendidikan tinggi.

Baca Juga: UGM Bakal Tindak Tegas Mahasiswa Penerima KIPK yang Terbukti Hedon, Sanksi Terberat DO

Untuk mengatasi masalah baca tulis Alquran, Gunawan pun akhirnya kerja keras menggandeng sejumlah pihak. Termasuk sejumlah mahasiswa tingkat atas untuk mengajarkan baca tulis Alquran.

"Dengan kemitraan dengan kakak kelas, kita upaya untuk bisa ditingkatkan [persentasenya]," tandasnya.

Gunawan menambahkan, implementasi dan internalisasi AIK secara terarah dan terukur dalam semua aspek kegiatan universitas akan memiliki dampak positif pada peningkatan syiar Islam. Hal itu akan meningkatkan identitas kampus dibawah Muhammadiyah sebagai lembaga yang konsisten dalam mengadvokasi nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan dalam ranah pendidikan tinggi.

Bahkan membawa perubahan positif yang signifikan bagi masyarakat. Sebab dengan mahasiswa terdidik holistik berdasarkan nilai-nilai AIK, maka diharapkan akan ada peningkatan moralitas, etika dan keterlibatan dalam kegiatan sosial.

"Selanjutnya secara menyeluruh dapat memberikan kontribusi positif pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat," imbuhnya.

Baca Juga: UGM Telusuri Mahasiswa Penerima KIPK yang Diduga Hedon Bermobil dan Gonta-ganti Hp

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More