SuaraJogja.id - WALHI Yogyakarta menyoroti perhelatan World Water Forum ke-10 di Bali. Pada forum dunia tersebut Presiden Jokowi sempat berpidato tentang pentingnya pengelolaan air.
Namun pada saat bersamaan di Yogyakarta kualitas air masih menjadi permasalahan yang harus dihadapi warga. Mayoritas sungai dan air tanah di Yogyakarta mempunyai kualitas yang buruk.
Kadiv Kampanye WALHI Yogyakarta, Elki Setiyo Hadi, menuturkan salah satu kasus pencemaran air dengan tingkat yang masif terjadi ada di sekitar TPA Piyungan. Tingginya tingkat pencemaran di Piyungan berpengaruh pada kualitas air.
"Hingga hari ini, sumber air warga tidak dapat dikonsumsi. Warga menggunakan air sumurnya hanya untuk mencuci dan mandi. Mereka tidak menggunakan airnya untuk memasak dan minum, karena telah tercemar air lindi," kata Elki dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5/2024).
Buruknya pengelolaan air di Yogyakarta bertambah dengan permasalahan tata kelola sampah yang juga buruk. Sampah-sampah organik yang tidak terkelola menimbulkan air lindi dan mencemari sungai dan air tanah milik warga.
Masyarakat yang tinggal di TPA Piyungan menjadi kelompok yang paling terdampak atas buruknya pengelolaan sampah yang berimbas pada pencemaran air lindi. Pasalnya air lindi tersebut telah mencemari sumber air tanah warga.
"Sehingga warga di sekitar TPA Piyungan tidak dapat menggunakan airnya untuk minum dan kebutuhan sehari-hari akibat pencemaran air yang telah di atas ambang batas," ucapnya.
Disampaikan Elki, pencemaran air yang dihadapi warga tersebut telah menjadi masalah. Dibuktikan dengan beberapa warga desa mengalami gangguan kesehatan.
Tingginya kandungan klorin yang ada pada sumur-sumur warga akibat pencemaran air lindi menimbulkan terdapat warga yang terkena stroke. Zat-zat pencemar pada air lindi lain juga berpotensi menimbulkan penyakit-penyakit lain.
Pihaknya mengakui bahwa langkah untuk melakukan penutupan TPA Piyungan oleh pemerintah daerah sudah tepat. Namun, penutupan TPA Piyungan masih menimbulkan berbagai pencemaran lingkungan yang mengancam kesehatan warga.
"Pemerintah daerah mempunyai tanggungjawab melakukan pemulihan atas kerusakan lingkungan yang terjadi. Buruknya kualitas air dusun-dusun sekitar TPA Piyungan merupakan dampak dari buruknya tata kelola air lindi yang dilakukan oleh pengelola," tegasnya.
Melihat kondisi tersebut, WALHI Yogyakarta mendorong pemerintah untuk melakukan sejumlah upaya. Mulai dari segera membuat pengelolaan air lindi guna mencegah semakin masifnya pencemaran akibat air lindi.
Kemudian melakukan pengelolaan sampah yang komprehensif sehingga tidak membuat pencemaran semakin luas. Lalu sudah seharusnya forum-forum seperti World Water Forum bisa ikut mendorong negara-negara seperti Indonesia membangun konsep pengelolaan air dengan prinsip berkeadilan.
"Serta mendorong adanya pemulihan lingkungan yang berdampak pada krisis air contohnya seperti yang terjadi di Piyungan," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Tanpa Naturalisasi! Pemain Rp 2,1 Miliar Ini Siap Gantikan Posisi Ole Romeny di Ronde 4
- Akal Bulus Dibongkar KPK, Ridwan Kamil Catut Nama Pegawai Demi Samarkan Kepemilikan Kendaraan
- Lagi Jadi Omongan, Berapa Penghasilan Edi Sound Si Penemu Sound Horeg?
- Bocor! Timnas Indonesia Naturalisasi 3 Pemain Keturunan, Ada dari Luar Eropa
- Thijs Dallinga Keturunan Apa? Striker Bologna Mau Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Ronde 4
Pilihan
-
PHK 'Makin Gila', Kemiskinan Mengancam RI Akibat Ekonomi Melambat!
-
4 Rekomendasi HP Murah Infinix dengan NFC, Fitur Lengkap Tak Bikin Dompet Jebol
-
Siap Taklukan Super League, Ini Daftar Lengkap Pemain Bhayangkara Presisi Lampung FC
-
Demi Juara, Pemain Timnas Indonesia U-23 Diminta Pakai Cara 'Keras' Lawan Vietnam
-
Harga Emas Antam Makin Merosot, Hari Ini Jadi Rp 1.906.000 per Gram
Terkini
-
Berlanjut, Kejari Sleman Sita Ponsel dan Dokumen Penting Kasus Korupsi Dana Hibah Pariwisata
-
Kejati DIY Segera Panggil Saksi Baru Kasus Dugaan Korupsi Internet Diskominfo Sleman
-
Sawah Kulon Progo Tergerus Tol: Petani Terancam, Ketahanan Pangan Dipertaruhkan?
-
Bantul Genjot Pariwisata: Mampukah Kejar Target PAD Rp49 Miliar?
-
Walikota Yogyakarta "Turun Tangan": Parkir Valet Solusi Ampuh Atasi Parkir Liar?