SuaraJogja.id - Koordinator Majelis Pekerja Buruh Indonesia (MPBI) DIY Irsad Ade Irawan menegaskan menolak kebijakan Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera. Pihaknya justru menawarkan program lain kepada pemerintah untuk membantu buruh mendapatkan hunian.
"Yang kami tawarkan adalah pemerintah harusnya membangun perumahannya dulu," kata Irsad ditemui di Kantor Disnakertrans DIY, Kamis (6/6/2024).
Perumahan yang dibangun itu kemudian diberikan subsidi yang ditujukan kepada buruh. Ditambah dengan ketentuan DP sebesar 0 persen.
"Kemudian dicicil maksimal 30 persen dari UMP atau UMK yang berlaku. Itu kemudian kalau program perumahannya yang seperti itu kami yang setuju, bukan dipotong dipotong nggak jelas rumahnya dan rentan dikorupsi," ungkapnya.
Baca Juga: Gelombang Demonstrasi Tolak Tapera Bermunculan, Buruh Jogja Geruduk Kantor Disnakertrans DIY
Diungkapkan Irsad, berdasarkan hitung-hitungan yang dilakukan Tapera bagi buruh DIY hampir dibilang mustahil. Jika diterapkan maka setidaknya butuh ratusan tahun untuk mencapai harga rumah.
"Tapera itu kan 20-25 tahun, misalnya kalau 24 tahun juga paling baru Rp24 juta. Makanya kalau misalnya setahun itu cuma bisa 20 tahun itu nanti bisa sekitar Rp24-25 juta itu perlu ratusan tahun misalnya untuk bisa mengakses dari Tapera," ujarnya.
Menurutnya persoalan mendasar saat ini memang masih berkutat dengan upah murah buruh. Sehingga harus ada revisi undang-undang ketenagakerjaan untuk mengatasi ini.
"Sehingga kemudian lebih mampu menjamin buruh ini bisa mendapatkan upah yang layak sehingga lebih bisa dipikirkan untuk membuat program yang itu subsidi dari pemerintah," ucapnya.
Iuran dari pengusaha juga sudah seharusnya diberikan porsi paling banyak beru kemudian menarik iuran buruh. Dengan catatan menaikkan terlebih dulu upah minimum buruh.
"Upah minimumnya harus dinaikkan dulu sehingga itu bisa masuk akal karena kalau Rp120 juta dibagi mungkin satu bulan tuh cuma mengiur Rp20 ribu kan itu perlu waktu yang sangat lama dan itu mustahil bisa didapatkan," tuturnya.
Berita Terkait
-
Iming-iming Gaji Besar, Unit Apartemen Kalibata City Disulap jadi Penampungan Pekerja Migran Ilegal
-
Elemen Buruh Bertemu Dasco dan Seskab Teddy, Bahas Satgas PHK hingga Peringatan May Day
-
Profil UD Sentoso Seal, Distributor Oli yang Tahan Ijazah dan Potong Gaji Karyawan Jika Salat Jumat
-
Badai PHK Mengintai: 1,2 Juta Pekerja RI di Ujung Tanduk Perang Tarif AS-China!
-
Pemerintah Mau Kasih Akses Tukang Bakso Hingga Sayur Pembiayaan Rumah Subsidi
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Kabar Duka, Hotma Sitompul Meninggal Dunia
- HP Murah Oppo A5i Lolos Sertifikasi di Indonesia, Ini Bocoran Fiturnya
Pilihan
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
-
RESMI! Stadion Bertuah Timnas Indonesia Ini Jadi Venue Piala AFF U-23 2025
-
Jenazah Anak Kami Tak Bisa Pulang: Jerit Keluarga Ikhwan Warga Bekasi yang Tewas di Kamboja
-
6 Rekomendasi HP Murah dengan NFC Terbaik April 2025, Praktis dan Multifungsi
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
Terkini
-
Kisah Udin Si Tukang Cukur di Bawah Beringin Alun-Alun Utara: Rezeki Tak Pernah Salah Alamat
-
Dari Batu Akik hingga Go Internasional: Kisah UMKM Perempuan Ini Dibantu BRI
-
Pertegas Gerakan Merdeka Sampah, Pemkot Jogja Bakal Siapkan Satu Gerobak Tiap RW
-
Lagi-lagi Lurah di Sleman Tersandung Kasus Mafia Tanah, Sri Sultan HB X Sebut Tak Pernah Beri Izin
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan