SuaraJogja.id - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Yogyakarta, Sofian Tahir menyambut baik kabar penundaan pelaksanaan Tapera. Menurut dia, tak hanya ditunda seharusnya kebijakan Tapera itu lebih baik dibatalkan.
"Bagus. Kalau menunda bagus. Saya kira memang harus dikaji lebih mendalam lagi," kata Sofian, Jumat (7/6/2024).
"Ya kalau bisa enggak usah sekalian. Batalkan saja, kalau kita pengusaha itu sudah berpikirnya lebih kompleks lagi. KIta kasihan pekerjanya lah," imbuhnya.
Informasi penundaan itu sebelumnya disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua Komite BP Tapera, Basuki Hadimuljono. Dia mengaku telah berbicara dengan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati untuk menunda implementasi Tapera.
Baca Juga: Darurat Sampah, TPA Piyungan Dibuka Terbatas, Jogja Gagal Atasi Masalah?
Sofian menilai pernyataan dari Menteri PUPR tersebut telah cukup meredam polemik Tapera sejauh ini. Diakuinya, potongan-potongan itu tak hanya akan memberatkan pekerja tapi juga pengusaha.
"Jangan lah pekerja ini dibebani dengan pungutan-pungutan yang makin memberatkan. Tentunya pengusaha juga harus berhitung kembali dengan potongan-potongan seperti itu," ungkapnya.
Potongan sendiri memang akan dikembalikan ke perusahaan. Selama ini, potongan yang pasti sudah dilakukan oleh perusahaan adalah BPJS.
Jika harus kemudian ditambah lagi dengan potongan Tapera, Sofian bilang itu akan memberatkan. Dengan penundaan ini setidaknya merupakan langkah baik yang dilakukan pemerintah.
"Iya sangat memberatkan dan kemarin Menteri PUPR sudah menyatakan seperti itu, udah cukup, menurut saya itu langkah yang sangat bijak, saya dukunglah," katanya.
Baca Juga: Gaji Kecil, Harga Rumah Selangit, Buruh DIY Tawarkan Solusi Perumahan ke Pemerintah
Belum lagi dengan kondisi UMK Jogja yang masih tergolong rendah. Sofian menyebut seharusnya pemerintah memberikan transparansi penggunaan untuk anggaran berbagai potongan tersebut.
"Harus dijelaskan juga penggunaannya seperti apa, transparansi anggarannya seperti apa, kan harus jelas juga. Kita kan pengusaha selama ini cuma diminta untuk pungutan tapi tidak pernah ada transparansi dari kebijakan pemerintah sendiri," ujar dia.
Berita Terkait
-
Arjuna Apartment Dukung Ngayogjazz, Sinergikan Budaya Lokal dan Modernitas
-
Melawan Sunyi, Membangun Diri: Inklusivitas Tuna Rungu dan Wicara ADECO DIY
-
3 Tim Mahal dari Liga 2: Skuat Bernilai Miliaran Rupiah!
-
Kraton Yogyakarta Tuntut PT KAI Rp1000 Buntut Klaim Lahan di Stasiun Tugu Yogyakarta
-
Waspada! Sesar Opak Aktif, Ini Daerah di Jogja yang Dilaluinya
Terpopuler
- Pernampakan Mobil Mewah Milik Ahmad Luthfi yang Dikendarai Vanessa Nabila, Pajaknya Tak Dibayar?
- Jabatan Prestisius Rolly Ade Charles, Diduga Ikut Ivan Sugianto Paksa Anak SMA Menggonggong
- Pengalaman Mengejutkan Suporter Jepang Awayday ke SUGBK: Indonesia Negara yang...
- Ditemui Ahmad Sahroni, Begini Penampakan Lesu Ivan Sugianto di Polrestabes Surabaya
- Pesan Terakhir Nurina Mulkiwati Istri Ahmad Luthfi, Kini Suami Diisukan Punya Simpanan Selebgram
Pilihan
-
5 HP Redmi Sejutaan dengan Baterai Lega dan HyperOS, Murah Tapi Kencang!
-
Hak Masyarakat Adat di Ujung Tanduk, Koalisi Sipil Kaltim Mengecam Kekerasan di Paser
-
Waspada, Kebiasaan Matikan Lampu Motor di Siang Hari Bisa Berujung Bui
-
Kenaikan PPN 12% Jadi Nestapa Kelas Menengah, Orang Kaya Sulit Dipajaki?
-
Pusing Dah! Isu Dipecat, Shin Tae-yong Dibebankan Menang Lawan Arab Saudi di Tengah Rekor Buruk Timnas Indonesia
Terkini
-
TPST Piyungan Overload, Menteri LHK Desak DIY Olah Sampah Sisa Makanan Jadi Cuan
-
Waspada Penjual Minyak Goreng Keliling, Pedagang di Bantul Rugi Jutaan Rupiah
-
Ternyata Ini Alasan Kenapa Ketika Hujan Tiba Muncul Perasaan Sedih hingga Galau
-
DLH: Selain Atasi Sampah, Keberadaan TPST di Bantul Mampu Serap Tenaga Kerja hingga Ratusan Orang
-
Kecewa Masih Lihat Tumpukan Sampah di Depo Mandala Krida, Menteri Lingkungan Hidup Bakal Panggil Pemkot Jogja