SuaraJogja.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mengintensifkan gerakan penanganan dan pencegahan stunting serentak untuk mempercepat penurunan angka kekerdilan pada anak yang dewasa ini disebut mencapai 21,2 persen di daerah itu.
Kepala Dinas Kesehatan Kulon Progo Sri Budi Utami di Kulon Progo, Selasa, mengatakan hasil survei SSGI/SKI mencatat angka stunting di Kulon Progo pada 2023 sebesar 21,2 persen atau naik 5,4 persen dari tahun 2022 yang sebesar 15,8 persen.
"Data kita naik cukup tinggi dari 15,8 persen menjadi 21,2 persen," katanya.
Ia mengatakan angka tersebut berbeda dari data hasil pengukuran dinkes terhadap semua balita yang datang ke lokasi penimbangan. Terakhir pada Desember 2023 angka stunting tercatat sebesar 9,43 persen, sementara pada Februari 2024 turun menjadi 9,41 persen. "Total angka stunting pada Februari 2024 sebanyak 1.854 balita," katanya.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Kembangkan ESDS, Kini Deteksi Stunting Bayi Bisa dengan AI
Dia mengatakan kebijakan intervensi penanganan stunting serentak dilakukan dengan memastikan sudah dilakukannya pendataan lengkap terhadap calon temanten, ibu hamil, dan balita di semua posyandu.
Selanjutnya, memastikan semua calon temanten telah mendapatkan pendampingan, semua ibu hamil dan ibu balita telah mendapatkan penyuluhan, serta memastikan ketersediaan anthropometri terstandar di semua posyandu.
Kemudian, memastikan semua kader posyandu mampu melakukan pengukuran dengan anthropometri terstandar dan mampu memberikan penyuluhan, memastikan semua penimbangan dan pengukuran menggunakan anthropometri terstandar, dan memastikan sudah dilakukan intervensi kepada semua ibu hamil dan balita yang bermasalah dengan gizinya.
"Kami memastikan semua ibu hamil dan ibu balita diberikan edukasi di posyandu," katanya.
Sri Budi mengatakan dinkes juga memastikan pencatatan hasil penimbangan dan pengukuran di aplikasi e-PPBGM di hari yang sama, memastikan dilakukan monitoring dan evaluasi untuk kegiatan intervensi 10 Pasti, serta memastikan ada pembiayaan untuk kegiatan intervensi serentak penanggulangan stunting termasuk dalam hal pembiayaan pelayanan kesehatan.
"Hal ini bisa tercapai dengan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak, baik pemerintah kabupaten, pemerintah kapanewon, pemerintah kalurahan, kader posyandu, masyarakat, serta unsur-unsur penting lainnya," katanya.
Berita Terkait
-
Cegah Stunting Lewat Investasi Jangka Panjang
-
Telkom Kenalkan Aplikasi Stunting Hub untuk Pantau Kesehatan Gizi Anak Indonesia
-
Tekan Angka Stunting, KBF Indonesia Mulai Jalankan Makan Bergizi Gratis di Papua
-
Serius Atasi Stunting, Dinsos P3AP2KB Kabupaten Kudus Andalkan DMS Cazbox by Metranet
-
27 Persen Anak-anak di Marunda Darurat Stunting, BRI Life Gandeng Rumah Zakat Salurkan PMT
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
Mees Hilgers Dituduh Pura-pura Cedera, Pengamat Pasang Badan
-
Anthony Elanga, Sang Mantan Hancurkan Manchester United
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green