SuaraJogja.id - Pemanfataan Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan nampaknya semakin luas. Bahkan saat ini bisa dijadikan mesin untuk mendeteksi kasus stunting atau gangguan pertumbuhan pada balita.
Hal ini pula yang dilakukan lima mahasiswa UGM. AA Gde Yogi Pramana, Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis), serta Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan) mengembangkan alat deteksi stunting yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS).
Alat yang lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023 ini dibuat karena keprihatinan mereka akan kasus stunting yang masih tinggi di Indonesia, termasuk di DIY. Prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 21,6 persen, sementara target yang ingin dicapai adalah 14 persen pada 2024. Sedangkan di DIY prevalensi stunting pada 2022 masih di angka 16,4 persen.
Sementara itu selama ini deteksi dini stunting yang sering dilakukan kader kesehatan di posyandu masih sering terjadi kesalahan dan tidak akurat. Sebab kurangnya keterampilan kader dan tidak sesuainya alat pengukur dengan standar antropometri. Pengukuran anak di bawah dua tahun biasanya diukur menggunakan infantometer board dan timbangan.
"Namun alat kami ini bisa mengukur massa dan panjang tubuh bayi untuk mendeteksi apakah masuk kategori stunting atau tidak. Akurasinya 95 sampai 99 persen," ujar Yogi di UGM Yogyakarta, Senin (20/11/2023).
Menurut Yogi, alat yang mereka kembangkan sejak Juni 2023 lalu itu memiliki sejumlah indikator. Bayi usia 0-24 bulan disebut masuk kategori stunting bila memiliki berat badan dibawah 2,5 kg dengan tinggi badan dibawah 49 cm.
Alat yang dibuat dengan harga sekitar Rp3 juta tersebut terintegrasi dengan sistem informasi yang tersedia dalam bentuk website application dan mobile application. Dalam aplikasi itu ditampilkan informasi tumbuh kembang anak, status gizi pada bayi dua tahun, indikasi stunting, edukasi sederhana terkait gizi anak, serta menampilkan riwayat tumbuh kembang anak.
"Alat ini bisa mencatat secara digital tinggi, berat badan bayi yang terintegrasi dengan web application untuk mengendalikan alat ukur," jelasnya.
Salsa menambahkan, alat itu menggunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengen Ensemble Leraning untuk menghitung berat badan dan tinggi badan bayi. Ensemble Learning tersebut dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis.
"Saat bayi ditimbang, sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang. Hasilnya bisa dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor," jelasnya.
Hitungan itu, lanjut Salsa akan terlihat di LCD. Hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur bisa terlihat di LCD untuk mengetahui kondisi kesehatan bayi.
"Pengukuran ini hanya butuh waktu tiga sampai lima detik," kata dia.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Perjalanan Chung Ji Tae, Doktor Asal Korsel yang Lulus dengan IPK 3,84 Memadukan Gamelan Arirang di Pascasarjana UGM
-
Hasil Penilaian THE WUR 2024, UGM Tempati Peringkat Teratas Kampus di Indonesia dengan Bidang Ilmu Sosial Terbaik
-
Cerita Mahasiswa Jogja Menyambut Gelaran Pemilu 2024, Ini Kata Mereka
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Viral! Ekspresi Patrick Kluivert Saat Kibarkan Bendera Merah Putih di HUT RI-80, STY Bisa Kaya Gitu?
-
Tampak Dicampakkan Prabowo! "IKN Lanjut Apa Engga?" Tanya Basuki Hadimuljono
-
Tahun Depan Prabowo Mesti Bayar Bunga Utang Jatuh Tempo Rp600 Triliun
-
5 Rekomendasi HP Realme Murah Terbaik Agustus 2025, Harga Mulai Rp 1 Jutaan
-
Kontroversi Royalti Tanah Airku, Ketum PSSI Angkat Bicara: Tidak Perlu Debat
Terkini
-
Keracunan Makanan Siswa Sleman: Semua Pasien Pulang, Tapi Investigasi Terus Berlanjut!
-
Roy Suryo Buka-bukaan Soal Buku 'Jokowi's White Paper': Dari IPK Jokowi hingga Kajian Forensik
-
Soft Launching Buku Roy Suryo dkk di UGM 'Diganggu', AC dan Lampu Dipadamkan
-
View Menoreh dari Foodcourt Pasar Godean? Ini Rencana Pemkab Sleman
-
Swiss-Belhotel Airport Yogyakarta Gelar Pemotretan Road to Prawirotaman Fashion on the Street