SuaraJogja.id - Hingga pekan ke-22 atau Mei 2024 Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sleman mencatat sebanyak 20 kasus Leptospirosis dengan suspek sebanyak 21 kasus. Dari jumlah tersebut tercatat ada 3 orang dinyatakan meninggal dunia akibat kasus itu.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Khamidah Yuliati menuturkan puluhan kasus tersebut tersebut rata-rata ditemukan di Kapanewon Moyudan, Kapanewon Seyegan, Kapanewon Cangkringan, dan Kapanewon Prambanan.
Adapun untuk total kasus kematian sebanyak 3 kasus tersebut terjadi di wilayah Kapanewon Gamping, Kapanewon Berbah, dan Kapanewon Prambanan.
Disampaikan Yuli, masa inkubasi dari Leptospirosis sendiri sekitar 7-13 hari dengan rerata 10 hari. Di mana, Leptospirosis mempunyai dua fase penyakit khas yaitu fase Leptospiremia dan fase imun.
Baca Juga: 3 Sapi Sleman Bersaing Rebut Hati Jokowi untuk Jadi Kurban Presiden
"Gejala awal fase leptospiremia secara umum berupa sakit kepala, rasa sakit pada otot yang hebat terutama pada paha, betis dan pinggang. Fase ini berlangsung sekitar 4 sampai 7 hari," kata Yuli, dikutip Kamis (13/6/2024).
Sedangkan fase imun ditandai dengan demam yang mencapai suhu 40 derajat celsius disertai menggigil dan kelemahan umum. Lebih lanjut, pada fase ini juga dapat terjadi perdarahan, gejala kerusakan ginjal dan hati, serta uremia dan ikterik.
Leptospirosis sebenarnya dapat ditangani secara efektif apabila dilakukan dengan cepat. Kendati demikian, tindakan pencegahan merupakan hal yang lebih utama untuk dilakukan.
"Bagi masyarakat yang mengalami gejala demam, sakit kepala, nyeri otot betis atau paha silakan segera periksa di Puskesmas atau fasilitas kesehatan terdekat," ujarnya.
Budaya masyarakat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan, membasmi tikus dan sarangnya baik di rumah atau lingkungan sekitar dapat dilakukan. Tidak lupa dengan selalu mencuci tangan pakai sabun di air mengalir setelah beraktivitas.
Baca Juga: Baru Satu dari Delapan Parpol di DPRD Kabupaten Sleman yang Lengkap Laporkan LHKPN Caleg Terpilih
Selain itu, masyarakat dapat membersihkan dengan desinfektan benda-benda yang terindikasi terkena kencing tikus. Tidak lupa untuk menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus.
Berita Terkait
-
Hasil BRI Liga 1: Momen Pulang ke Rumah, PSS Sleman Malah Dihajar Dewa United
-
Skandal Vonis Lepas Minyak Goreng: Istri Hakim hingga Sopir PN Jakpus Diperiksa Kejagung
-
Wahyu Setiawan Dengar Uang Suap dari Hasto, Kuasa Hukum: Kabar Burung Tak Bisa Jadi Bukti
-
Tawa Hasto Usai Jalani Sidang: Masih Belajar Sebagai Terdakwa
-
Wahyu Setiawan: Ada Tanda Tangan Megawati di Sebagian Berkas PAW dari PDIP
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
Pilihan
-
LAGA SERU! Link Live Streaming Manchester United vs Lyon dan Prediksi Susunan Pemain
-
BREAKING NEWS! Indonesia Tuan Rumah Piala AFF U-23 2025
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja