SuaraJogja.id - Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman masih menemukan kasus infeksi cacing hati saat penyembelihan hewan kurban Idul Adha 2024. Kendati demikian jumlah temuan tersebut menurun dibandingkan pada tahun lalu.
Plt Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman Suparmono menuturkan dari tahun ke tahun pihaknya selalu mengadakan kegiatan pemantauan. Hal itu sebagai upaya memberikan jaminan keamanan pangan utamanya daging kurban yang ada di masyarakat.
Berdasarkan hasil pemantauan pemotongan hewan kurban tahun 2024 per tanggal 19 Juni 2024 jumlah titik pemantauan sebanyak 2.608 lokasi. Jumlah tersebut lebih banyak dari tahun 2023 lalu yakni 2.573 lokasi.
Sedangkan jumlah sapi yang dipotong mencapai 9.828 ekor, kambing 2.997 ekor, dan domba 13.590 ekor. Semua hewan kurban tersebut mengalami kenaikan dari sisi jumlah.
"Dibandingkan pelaksanaan pemotongan hewan kurban tahun 2023 maka pada tahun 2024 terjadi kenaikan pemotongan sapi 503 ekor atau 5,12 persen, kenaikan pemotongan kambing 441 ekor atau 14,71 persen, kenaikan pemotongan domba 1.701 ekor atau 12,51 persen," kata Suparmono, dikonfirmasi, Rabu (19/6/2024).
Kendati mengalami peningkatan dari sisi jumlah hewan kurban, namun Suparmono menyebut temuan infeksi cacing hati mengalami penurunan.
"Kasus infeksi cacing hati terjadi penurunan pada sapi 28 kasus atau 0,68 persen, pada pada kambing turun 3 kasus atau 0,19 persen dan pada domba turun 11 kasus atau 0,27 persen," tuturnya.
Suparmono memastikan ketersediaan hewan kurban di Sleman untuk tahun ini tercukupi. Pemotongan hewan kurban sendiri dilakukan baik di dalam dan diluar Rumah Pemotongan Hewan Ruminansia (RPH-R).
Pada pemantauan ke titik-titik pemotongan hewan kurban oleh PNS, THL lingkup Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan, dibantu oleh para Dokter Hewan Mandiri. Serta Kader Kesehatan Hewan sejumlah 268 orang dan mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan UGM sebanyak 40 orang.
Baca Juga: Dispar Sleman Sayangkan Pelarangan Study Tour di Beberapa Daerah, Khawatirkan Berimbas ke Pariwisata
"Total jumlah petugas sebanyak 308 orang, pemantauan hewan sebelum dipotong [antemortem] dan hewan setelah dipotong [postmortem]," ujarnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Review dan Harga Skincare NAMA Milik Luna Maya: Sunscreen, Moisturizer, dan Serum
- Nasib Pemain Keturunan Indonesia Cucu Sultan Kini Berstatus Pengangguran
- 5 Mobil Murah Mulai 10 Jutaan: Tampilan Mewah, Cocok untuk Keluarga
- Rahasia Kulit Sehat Dr Tompi: 3 Langkah Skincare yang Bisa Kamu Ikuti di Rumah
- 3 Motor Cruiser Murah Bertampang Ala Harley-Davidson: Gunakan Mesin V-Twin, Harga Setara Honda PCX
Pilihan
-
BYD Kembali Pangkas Harga, Bos GWM Geram: Bagaimana Kualitas Mobil Bisa Terjamin?
-
Nasib Miris Rafael Struick: Andalan Timnas Indonesia, Malah Dibuang Brisbane Roar
-
BREAKING NEWS! Persija Jakarta Tunjuk Eks MU Sebagai Pelatih
-
5 Rekomendasi Serum Vitamin C Terbaik: Cerahkan Kulit, Tameng Radikal Bebas
-
Karyawan PT Timah Bobol SDN 3 Mentok, Program AKHLAK Erick Thohir Dipertanyakan
Terkini
-
Mahasiswa UGM Tewas di Jalan Palagan, Ini Pertimbangan Polisi Jadikan Pengemudi BMW Tersangka
-
Jeritan UMKM Korban Covid-19, Geruduk DPRD DIY Tuntut Penghapusan Hutang
-
BREAKING NEWS!: Pengemudi BMW yang Tewaskan Mahasiswa UGM di Jalan Palagan Jadi Tersangka
-
Mahasiswa UGM Tewas Ditabrak BMW: Saksi Ungkap Kecepatan Mengerikan di Jalan Palagan
-
Mahasiswa Tewas Ditabrak BMW di Sleman, UGM Angkat Bicara Soal Proses Hukum