SuaraJogja.id - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tingkat SMA/SMK Negeri di DIY dimulai, Senin (24/6/2024). Meski sudah berlangsung beberapa tahun terakhir, sejumlah orang tua mengaku kebingungan dengan sistem zonasi yang cukup beragam.
"Beberapa [orang tua] ada yang bingung dan datang sekolah dan dibantu admin kami," papar Kepala SMAN 10 Yogyakarta, Sri Moerni di Yogyakarta, Senin.
Dicontohkan Moerni, beberapa orang tua calon murid kebingungan dalam menentukan pilihan sekolah tujuan pendaftaran anaknya di zonasi yang ditentukan. Sebab anaknya memiliki Nilai Prestasi Gabungan (NPG) yang mepet dengan nilai terendah pada PPDB tahun sebelumnya.
Belum lagi dengan sistem Zonasi Radius, Afirmasi dan Perpindahan Tugas Orang Tua atau wali yang dilaksanakan secara daring melalui laman ppdb.jogjaprov.go.id. Pendaftaran zonasi yang dibuka mulai Senin (24/6/2024) hingga Selasa (25/6/2024) pukul 08.00-16.00 WIB seringkali menyulitkan orang tua yang gagap teknologi.
Baca Juga: Bantu Atasi Persoalan Sampah di DIY, UGM Kembangkan Program Kewirausahaan Sosial Mahasiswa
"Misalnya nilai gabungan hanya 236,52 kemudian untuk yang satu lagi 241,27 dan 229,53 memang harus cermat milih sekolahnya," jelasnya.
Namun Moerni bersyukur, pada hari pertama pihaknya menyatakan belum ada siswa yang terlempar dari SMAN 10 Yogyakarta. Apalagi pihak sekolah menyediakan fasilitas komputer dan jaringan listrik untuk membantu orang tua dalam melakukan pendaftaran.
Selain itu jaringan internet juga dipastikan aman dalam penyelenggaraan pendaftaran PPDB. Sekolah itu juga membuka posko bagi calon murid atau orang tua yang membutuhkan bantuan.
"Proses pendaftaran PPDB berjalan dengan lancar, kami buka posko juga agar orang tua tidak kesulitan," jelasnya.
Secara terpisah Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) DIY, Didik Wardaya menyatakan, PPDB hari pertama di DIY tidak mengalami kendala. Calon peserta didik bisa mengakses data para pendaftar melalui laman yang disediakan.
Baca Juga: PPDB SMP Yogyakarta: Kuota Jalur Disabilitas Terbatas, JPD Jadi Solusi
"Hanya saja masih ada orang tua murid yang mendatangi kantor Dikpora setempat lantaran tiba-tiba ingin mengganti pilihan sekolah dari SMA ke SMK," jelasnya.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Jogja Film Pitch and Fund 2024 Digelar, Terpilih 4 Film Karya Sineas Lokal yang Menggugah Sanubari
-
Siap-Siap! Pendaftaran SPMB/PPDB 2025 Dibuka Awal Mei, Catat Jadwal dan Syaratnya
-
Narasi Angkringan di Yogyakarta yang Tenggelam oleh Kultur Cafe
-
Desa Wisata Bromonilan, Menikmati Sejuknya Udara khas Pedesaan di Jogja
-
Kapan Pemutihan Pajak Kendaraan Jogja Tahun 2025 Dibuka? Ini Info Tanggalnya
Terpopuler
- Pascal Struijk Aneh dengan Orang Indonesia: Kok Mereka Bisa Tahu
- 3 Klub BRI Liga 1 yang Memutuskan Pindah Homebase Musim Depan, Dua Tim Promosi Angkat Kaki
- Pascal Struijk: Saya Pasti Akan Memilih Belanda
- Bakal Bela Timnas Indonesia, Pascal Struijk: Saya Tak Akan Berubah Pikiran
- Rekomendasi Mobil Bekas Harga Rp60 Jutaan: Pilihan untuk Keluarga Baru, Lengkap Perkiraan Pajak
Pilihan
-
Geely Auto Luncurkan Galaxy Cruiser, Mobil Berteknologi Full AI di Auto Shanghai 2025
-
Jakmania Bersuara: Lika Liku Sebarkan Virus Orange di Kandang Maung Bandung
-
Ikuti Jejak Doan Van Hau, Bintang Thailand Kena Karma Usai Senggol Timnas Indonesia?
-
Hasil BRI Liga 1: Dibantai Borneo FC, PSIS Semarang Makin Terbenam di Zona Degradasi
-
5 Rekomendasi HP dengan Kecerahan Layar Maksimal di Atas 1000 Nits, Jelas dan Terang di Luar Ruangan
Terkini
-
Jabatan Penting di Sleman Segera Diisi, Bupati Sleman Prioritaskan Eselon 3 dan 4
-
Bupati Sleman "Diwanti-wanti" Sultan: Pesan Mendalam di Balik Gelar Baru dari Keraton Yogyakarta
-
Rumah dan Bengkel di Pakem Sleman Terbakar, Api Diduga Bermula dari Ledakan Aki
-
Juru Kunci Liga 1: PSS Sleman Terancam Degradasi? Janji Manis Manajemen Bikin Penasaran
-
Akhirnya Punya Rumah Sendiri, DPRD DIY Bangun Gedung Baru Rp293 M usai Puluhan Tahun Numpang