SuaraJogja.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan bahwa kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Gunungkidul dan Sleman yang terdampak kekeringan masih terpenuhi.
"Saat ini, kedua kabupaten tersebut masih dapat mengatasi pemenuhan air bersih secara mandiri," ujar Edhy Hartana, Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD DIY, Kamis (4/7/2024).
Edhy mengungkapkan bahwa sebagian wilayah di Kabupaten Sleman dan Gunungkidul telah mengalami dampak kekeringan. Di Gunungkidul, sebanyak 176 tangki air bersih telah didistribusikan, sementara di Sleman kebutuhan air bersih masih dapat dipenuhi oleh warga secara mandiri.
"Gunungkidul dan Sleman telah mengalami kekeringan. Kulon Progo hingga saat ini masih aman," tambahnya.
Baca Juga: Rp19 Juta Habis untuk Air Bersih: Warga Gunungkidul Berjuang Hadapi Kekeringan
Selain itu, Edhy menyebutkan bahwa permintaan dropping air bersih sempat muncul di Kabupaten Bantul, namun bukan karena kekeringan melainkan akibat kerusakan pompa sumur yang mengaliri sejumlah dusun.
"Itu karena kerusakan. Dalam waktu seminggu sudah dapat diperbaiki," jelasnya.
Dengan musim kemarau di DIY diperkirakan berlangsung hingga September 2024, BPBD DIY terus memantau dampak kekeringan, khususnya di Sleman dan Gunungkidul. Meski kedua kabupaten tersebut masih mampu menangani kebutuhan air bersih secara mandiri, BPBD DIY siap memberikan bantuan jika diperlukan.
Edhy juga menambahkan bahwa BPBD DIY siap memenuhi permohonan Dana Siap Pakai (DSP) untuk penanganan kekeringan apabila kabupaten telah menetapkan status darurat. Kabupaten Gunungkidul telah menetapkan status siaga darurat kekeringan sejak 1 Juni hingga 30 Agustus 2024.
"Kami dapat mengajukan permohonan dana untuk membantu mereka jika kabupaten tersebut benar-benar kekurangan dana untuk dropping air bersih," katanya.
Baca Juga: Hadapi Ancaman Kekeringan, BPBD Bantul Siapkan Dua Armada Tangki Air
BPBD DIY telah mengadakan rapat koordinasi dengan BPBD kabupaten terkait antisipasi dampak kekeringan selama musim kemarau dan telah menyiapkan bantuan tangki air bersih.
Sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, menyebutkan bahwa puncak musim kemarau 2024 di DIY diprediksi berlangsung antara Juli hingga Agustus 2024. [ANTARA]
Berita Terkait
-
Tak Lagi Khawatir Kekeringan Air, Pertamina Bangun Sanitasi Air Bersih di 131 Daerah
-
IIF Dorong Ketersediaan Akses Air Bersih di Indonesia
-
Optimalkan Sistem Daur Ulang dan Akses Air Bersih, Bank Mandiri Dukung SDGs
-
Krisis Air dan Dampaknya: Ketika Pendidikan Anak Tergadai oleh Kekeringan
-
Liburan ke Gunungkidul? Jangan Sampai Salah Pilih Pantai! Ini Dia Daftarnya
Terpopuler
- Dedi Mulyadi Syok, Bapak 11 Anak dengan Hidup Pas-pasan Tolak KB: Kan Nggak Mesti Begitu
- Baru Sekali Bela Timnas Indonesia, Dean James Dibidik Jawara Liga Champions
- JakOne Mobile Bank DKI Diserang Hacker? Ini Kata Stafsus Gubernur Jakarta
- Terungkap, Ini Alasan Ruben Onsu Rayakan Idul Fitri dengan "Keluarga" yang Tak Dikenal
- Review Pabrik Gula: Upgrade KKN di Desa Penari yang Melebihi Ekspektasi
Pilihan
-
Kurs Rupiah Selangkah Lagi Rp17.000 per Dolar AS, Donald Trump Biang Keroknya
-
Libur Lebaran Usai, Harga Emas Antam Merosot Rp23.000 Jadi Rp1.758.000/Gram
-
Jadwal Timnas Indonesia U-17 vs Yaman, Link Live Streaming dan Prediksi Susunan Pemain
-
Minuman Berkemasan Plastik Berukuran Kurang dari 1 Liter Dilarang Diproduksi di Bali
-
Nova Arianto: Ada 'Resep Rahasia' STY Saat Timnas Indonesia U-17 Hajar Korea Selatan
Terkini
-
Jadi Binaan BRI, UMKM Unici Songket Silungkang Mampu Tingkatkan Skala Bisnis
-
Arus Balik Lebaran 2025: BRI Hadirkan Posko BUMN di Tol dan Bandara untuk Kenyamanan Pemudik
-
Prabowo Didesak Rangkul Pengusaha, Tarif Trump 32 Persen Bisa Picu PHK Massal di Indonesia?
-
Viral, Mobil Digembosi di Jogja Dishub Bertindak Tegas, Ini Alasannya
-
Tanggapi Langkah Tarif Trump, Wali Kota Jogja: Kuatkan Produk Lokal!