SuaraJogja.id - Sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kembali melahirkan inovasi. Kini ada produk berupa sabun yang berasal dari limbah bonggol jagung dan aloe vera.
Produk yang dinamai Jyco-S itu merupakan hasil inovasi karya dari beberapa mahasiswa di antaranya, Adhelia Citra Sulistyawati (Pendidikan Kimia), M. Prigel Ulil Abshor (Fisika), Erda Aiska Ariela Belinda (Pendidikan Fisika), Dhina Maulani (Pendidikan Kimia) dan Nida Nur Laili Wahdah (Akuntansi).
Adhelia Citra Sulistyawati menuturkan bonggol jagung dan aloe vera digunakan sebagai bahan baku karena mengandung senyawa flavonoid dan fenol. Sehingga mampu memunculkan aktivitas antioksidan dan tabir surya.
Bahan alami bonggol jagung dan aloe vera pada sabun dapat menjadi salah satu alternatif bahan tambahan untuk mengatasi permasalahan kulit yang diakibatkan karena paparan sinar UV.
Baca Juga: Mahasiswa UGM Sulap Sampah Plastik Jadi Batako Anti Gempa, Intip Cara Kerjanya
"Permasalahan kulit yang sering dialami di Indonesia adalah kanker kulit dengan faktor utama karena paparan sinar UV yang berlebihan. Apabila tidak segera diatasi perlahan-lahan akan menyebabkan kematian. Oleh karena itu, perlu dilakukan inovasi untuk melakukan pencegahan kanker kulit melalui penggunaan tabir surya," kata Adhelia, dalam keterangannya, Minggu (14/7/2024).
Hal ini sekaligus memanfaatkan produksi limbah bonggol jagung di Indonesia yang mencapai sekitar 5,7 juta ton per tahun. Sehingga memang perlu dikelola menjadi produk lain yang lebih bermanfaat.
Nida Nur Laili Wahdah menambahkan keunikan produk sabun Jyco-S itu tidak hanya bisa digunakan sebagai sabun mandi. Produk ini sekaligus dapat menjadi tabir surya serta ramah lingkungan.
Produk ini dibuat dalam bentuk sabun batang berwarna hijau dengan berat 50gram yang dibungkus kain tile. Memudahkan penggunaan dan membersihkan kulit secara optimal serta memiliki bau yang harum beraroma mint.
"Target konsumen yaitu laki-laki maupun perempuan berusia 15 sampai 50 tahun yang sadar pentingnya kesehatan kulit, konsumen yang ingin menghemat waktu menggunakan tabir surya. Sekaligus konsumen yang mencari produk inovatif dan unik," ucap Nida.
Baca Juga: Terinspirasi Tungku Arang, Warga Sleman Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Jadi BBM
Dhina Maulani memaparkan ada sejumlah bahan yang digunakan untuk campuran mulai dari minyak kelapa hingga zaitun serta beberapa bahan lainnya. Bahan baku itu didapatkan dari Kulon Progo dan Gunungkidul.
Berita Terkait
-
Kisah Ayden Haoken: Inovator Muda yang Bikin Terobosan Energi Bersih Berdampak Sosial
-
Bukan Cuma Pemandangan, Ini 5 Makanan Khas Kopeng yang Harus Dicicipi Wisatawan
-
Arutmin Pacu Produktivitas Pertanian Lewat Penanaman Jagung Serentak
-
Polri dan Proyek Jagung: Lahan Subur atau Ladang Masalah?
-
Ritual Mandi Skincare: Pilih Sabun dengan Kandungan yang Menutrisi Kulit
Terpopuler
- Pemilik Chery J6 Keluhkan Kualitas Mobil Baru dari China
- Profil dan Aset Murdaya Poo, Pemilik Pondok Indah Mall dengan Kekayaan Triliunan
- Jadwal Pemutihan Pajak Kendaraan 2025 Jawa Timur, Ada Diskon hingga Bebas Denda!
- Pemain Keturunan Maluku: Berharap Secepat Mungkin Bela Timnas Indonesia
- Jairo Riedewald Belum Jelas, Pemain Keturunan Indonesia Ini Lebih Mudah Diproses Naturalisasi
Pilihan
-
Solusi Aktivasi Fitur MFA ASN Digital BKN, ASN dan PPPK Merapat!
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB, Terbaik untuk April 2025
-
Gelombang Kejutan di Industri EV: Raja Motor Listrik Tersandung Skandal Tak Terduga
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi Lagi Rp34.000 Jadi Rp1.846.000/Gram
-
IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
Terkini
-
IHSG Masih Jeblok Jadi Momentum Berinvestasi? Simak Tips dari Dosen Ekonomi UGM
-
Jogja Hadapi Lonjakan Sampah Pasca Lebaran, Ini Strategi Pemkot Atasi Tumpukan
-
Revitalisasi Stasiun Lempuyangan Diprotes, KAI Ungkap Alasan di Balik Penggusuran Warga
-
Soal Rencana Sekolah Rakyat, Wali Kota Yogyakarta Pertimbangkan Kolaborasi Bersama Tamansiswa
-
Solusi Anti Pesing Malioboro, Wali Kota Jogja Cari Cara Antisipasi Terbaik