SuaraJogja.id - Plh Kepala Dinas Koperasi dan UKM DIY Wisnu Hermawan menyatakan bakal membuat rancangan desain khusus untuk lebih meningkatkan pendapatan para pedagang Teras Malioboro (TM) 2 setelah relokasi nanti. Hal itu guna mengakomodasi semua keluhan para pedagang yang khawatir lapaknya sepi setelah pindah.
"Nah masalah nanti flow ramai tidak bisa kemudian kita desain. Karena pemerintah sangat concern untuk kemudian memberdayakan banyak pelaku dagang kecil ini. Kita lagi mencari formula yang pas, skema yang pas bersama dengan pemerintah kota," kata Wisnu ditemui, Senin (15/7/2024).
Diketahui saat ini Pemda DIY tengah membangun dua tempat untuk relokasi para pedagang Teras Malioboro 2. Disampikan Wisnu, nantinya konsep pemanfaatan itu akan berbentuk sebagai suatu kawasan ekonomi kreatif.
Apalagi nantinya setelah pembangunan dua tempat relokasi itu selesai, tidak ada lagi pembedaan antara TM 1 atau TM 2. Semua akan dilebur dan menjadi branding Teras Malioboro saja.
Baca Juga: Teras Malioboro 2 Ricuh, Pemda DIY Minta Pemkot Berdialog Baik-baik dengan Pedagang
"Jadi sebenarnya nanti antara segmen barat dan timur itu menjadi suatu kawasan ekonomi kreatif. Kemudian nanti kita desain flownya biar orang ketika mengunjungi TM 1 yang eksisting nanti juga dia akan dibuat tertarik mengunjungi TM 2," ujarnya.
"Nanti tidak ada teras 1 dan teras 2, Teras Malioboro jadi satu semua, intinya tetap teras Malioboro semuanya. Jadi satu dan semuanya menjadi PR kami, tugas kami, untuk bagaimana meramaikan membuat event di situ," imbuhnya.
Selain itu pihaknya memiliki tugas untuk membina dan membimbing para pedagang ke depan. Termasuk kaitannya dengan meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di luar.
Dia tidak memungkiri akan ada skema baru yang harus diadaptasi para pedagang ketika pindah nanti. Tidak bisa lagi kemudian mengacu atau membuat skema seperti saat masih berjualan di lorong atau selasar Malioboro dulu.
"Ini yang coba kita pahamkan, memang ketika pindah di lokasi baru, yang berbeda dengan lorong ini, kalau skema yang Pemda DIY lakukan di TM 1 sudah cukup banyak. Dari pelatihan, legalitas, kemudian, skema pemasaran yang tidak hanya di teras tapi juga luar teras. Termasuk bagaimana akses kesehatan mereka, perbaikan RTLH mereka," tuturnya.
Pemda DIY sendiri saat ini masih berwenang mengurusi TM 1. Berdasarkan survei yang sempat dilakukan omzet para pedagang yang ada di sana pun bermacam-macam.
"Memang ada tempat yang laris dan gak laris. Kalau omzet kalau dari survei teman-teman itu perbulan ada yang 2 miliar, ada yang tidak terlalu besar. Semua pedagang itu ada strateginya, bagaimana mereka bisa meraih omzet yang baru. Produknya punya kekhasan, hospitality, cara menjajakan, semua kita dampingi," ucapnya.
Berita Terkait
-
Pedagang Kelontong Curhat Omzet-nya Bisa Anjlok 50% Imbas Rencana Kebijakan Rokok Baru
-
Harap Bijak! Stop Menormalisasi Fenomena Pemerasan di Balik Mental Gratisan
-
Kenaikan PPN 12 % di Era Prabowo Bikin Rakyat Miskin Kian Susah, Pedagang Pasar Tanah Abang: Harusnya buat Orang Kaya
-
Makin Tercekik! Pedagang Tanah Abang Ngeluh PPN Mau Naik 12 %: Prabowo Jangan Sulitkan Rakyat!
-
Kekayaan Hasto Kristiyanto yang Samakan Jokowi dengan Pedagang Kaki Lima
Terpopuler
- Diminta Cetak Uang Kertas Bergambar Jokowi, Reaksi Bank Indonesia di Luar Prediksi: Kalau Gitu...
- Ragnar Oratmangoen Akui Lebih Nyaman di Belanda Ketimbang Indonesia: Saya Tidak Menonjol saat...
- Warga Jakarta Jangan Salah Nyoblos Besok, YLBHI Bongkar 'Dosa-dosa' Cagub Nomor Urut 2 Dharma Pongrekun
- Pelatih Jay Idzes: Saya Tidak Senang, Ini Memalukan!
- Pratiwi Noviyanthi Ditinggal Pengacara Usai Tak Mau Selesaikan Kisruh Donasi Pengobatan Agus Salim
Pilihan
-
Review Hidup Peternak Lele: Game Simulasi Bagaimana Rasanya Jadi Juragan Ikan
-
Jangan Lewatkan! Lowongan Kerja OJK 2024 Terbaru, Cek Syaratnya Di Sini
-
4 Rekomendasi HP Gaming Murah Rp 2 jutaan Memori Besar Performa Handal, Terbaik November 2024
-
Harga MinyaKita Mahal, Mendag "Lip Service" Bakal Turunkan
-
Mahasiswa Universitas Lampung Ajak Warga Gotong Royong Peduli Lingkungan
Terkini
-
Sirekap di Jogja Sempat Bermasalah, Petugas Tak Bisa Unggah Data TPS
-
KDRT Tinggi di Gamping, Pemkab Sleman Luncurkan Layanan Konseling Keliling
-
Korban Laka Tunggal di DAM Cangkring Bertambah, Ini Identitasnya
-
Turun Dibanding 2020 hingga 10 Persen, KPU Ungkap Alasan Partisipasi Pemilu Berkurang
-
Miris, Pelajar Kelas 10 Sebuah SMK di Gunungkidul Dicabuli Ayah Tirinya Berulang Kali