SuaraJogja.id - Perubahan iklim yang terus terjadi menyebabkan krisis pangan di dunia. Tak terkecuali kondisi ketahanan pangan di tanah air yang juga mulai terancam.
Peran insinyur khususnya di bidang hayati sangat berperan dalam mengatasi persoalan tersebut. Terutama dalam transformasi sistem pangan.
Hal ini ditegaskan oleh Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Budi Guntoro, pada Pelantikan Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur UGM Periode I Tahun 2024 di Grha Sabha Pramana UGM, Selasa (16/7/2024).
"Keinsinyuran baik hayati maupun non hayati harus mampu bersaing di sektor global sekaligus menjawab tantangan zaman. Untuk itu diperlukan insinyur-insinyur yang unggul dan matang dalam membangun kemandirian pangan di tanah air," ujar Budi.
Ditegaskan Budi, insinyur memiliki peran penting dalam mencari solusi bagi kerawanan pangan dunia. Apalagi kondisi kerawanan pangan dunia yang kian meningkat pascapandemi Covid-19.
"Sekitar 70 persen orang hidup menderita dan tinggal di daerah rawan pangan baik karena perang maupun perubahan iklim," ucapnya.
Budi menyayangkan saat ini lulusan Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI) dari berbagai perguruan tinggi penyelenggara jumlahnya masih belum mencukupi dari target ideal. Kebutuhan 1 juta insinyur seiring selesainya tahapan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun 2025 menjadi pekerjaan rumah yang harus diprioritaskan.
"Sesuai amanat UU No 11/2014 tentang keinsinyuran jumlahnya harus ditambah untuk menghadapi persaingan global maupun domestik," tuturnya.
Sementara itu, pada acara Pelepasan Insinyur Baru Periode 1 Tahun 2024 Semester Genap TA 2023/2024 di Fakultas Peternakan, Kaprodi Program Profesi Insinyur, Sigit Bintara, mengatakan sampai sekarang tercatat ada 680 alumni Program Profesi Insinyur dari Fapet UGM.
Baca Juga: Sudah Kehilangan Independensi, Uceng Pesimis Masa Depan KPK Masih Ada
"Banyak manfaat mendaftar Program Profesi Insinyur dari Fapet UGM. Selain mendapatkan sertifikat dan ijazah juga otomatis tercatat menjadi anggota PII dan Kagama," kata Sigit.
Fapet UGM hari ini meluluskan 37 insinyur baru dari total 699 orang yang dilantik. Dari 699 orang insinyur yang dilantik tersebut juga berasal dari Fakultas Teknik sebanyak 592 insinyur dan 70 orang dari Fakultas Kehutanan.
Berita Terkait
-
Kritik Keterlibatan Ketua KPK di Danantara, PUKAT UGM: kalau Terjadi Korupsi Mau Bagaimana?
-
Penyerapan Gabah Petani Mencapai 725.000 Ton Setara Beras: Rekor Tertinggi Bulog 10 Tahun Terakhir
-
Kantongi Pendapatan Bersih Rp 21,82 Triliun, AALI Siap Dukung Program Ketahanan Pangan Pemerintah
-
Ramai Soal Ijazah Jokowi, Dokter Tifa Merasa Janggal : Ijazah Keluar Duluan Baru Skripsi?
-
El Nino Ancam Lukisan Gua Berusia 50.000 Tahun: Studi Ungkap Dampak Mengerikan Perubahan Iklim pada Warisan Budaya
Terpopuler
- Mudik Lebaran Berujung Petaka, Honda BR-V Terbakar Gara-Gara Ulang Iseng Bocah
- Persija Jakarta: Kalau Transfer Fee Oke, Rizky Ridho Mau Ya Silahkan
- 3 Pemain Liga Inggris yang Bisa Dinaturalisasi Timnas Indonesia untuk Lawan China dan Jepang
- Pemain Kelahiran Jakarta Ini Musim Depan Jadi Lawan Kevin Diks di Bundesliga?
- Infinix Hot 50 vs Redmi 13: Sama-sama Sejutaan Tapi Beda Performa Begini
Pilihan
-
BREAKING NEWS! Daftar 23 Pemain Timnas Indonesia U-17 di Piala Asia U-17 2025
-
Terungkap! MisteriHilangnya Oksigen di Stadion GBK Saat Timnas Indonesia vs Bahrain
-
Tolak Timnas Indonesia, Pemain Keturunan Ini Bakal Setim dengan Cristiano Ronaldo
-
Kisah Heroik Sugianto, WNI yang Jadi 'Pahlawan' dalam Tragedi Kebakaran Korea Selatan
-
Kabar Duka! Legenda Persebaya Putut Wijanarko Meninggal Dunia
Terkini
-
Kilas Gunungkidul: Kecelakaan Maut Terjadi Selama Libur Lebaran, Seorang Anggota Polisi Jadi Korban
-
Malioboro Mulai Dipadati Wisatawan Saat Libur Lebaran, Pengamen Liar dan Perokok Ditertibkan
-
Urai Kepadatan di Pintu Masuk Exit Tol Tamanmartani, Polisi Terapkan Delay System
-
Diubah Jadi Searah untuk Arus Balik, Tol Jogja-Solo Prambanan-Tamanmartani Mulai Diserbu Pemudik
-
BRI Lestarikan Ekosistem di Gili Matra Lewat Program BRI Menanam Grow & Green