
SuaraJogja.id - Ratusan ekor ikan bawal dengan bobot rata-rata 4 kilogram di Padukuhan Gadungsari Kalurahan Wonosari Kapanewon Wonosari Gunungkidul mendadak mati. Suhu udara yang sangat dingin diduga menjadi penyebab matinya ratusan ekor ikan bawal ini.
Pemilik kolam, Tri Joko mengatakan, kejadian matinya ratusan ikan Bawal ini secara bertahap dan paling banyak pada hari Jumat (19/7/2024) lalu. Matinya ratusan ekor ikan bawal ini pertama kali diketahui pertama kali oleh tetangganya.
"Itu tiba-tiba ikannya mengambang gitu saja," ujar dia, Senin (22/7/2024).
Tri menuturkan sebelum kejadian sebenarnya tidak ada tanda-tanda terkait kesehatan ikannya. Dia menduga matinya ratusan ikan miliknya tersebut karena suhu dingin yang sangat ekstrim.
Baca Juga: Udara Dingin Picu Kemunculan Ubur-Ubur di Gunungkidul, Ratusan Wisatawan Jadi Korban
Dia mengakui jika belakangan ini cuaca di Gunungkidul cukup dingin bahkan ketika dinihari bisa mencapai 18 derajat. Sehingga hal ini tentu juga menyebabkan suhu air di kolam miliknya jadi lebih dingin.
"Kemungkinan besar karena cuaca ekstrim akhir akhir ini," kata dia.
Dia menepis penyebab ratusan ikan miliknya mati karena keracunan, karena jika faktor keracunan ada beberapa ikan kecil dari cethul dan nila masih hidup. Dan di dalam kolamnya yang mati justru ikan berukuran besar.
Akibat kejadian ini pemilik kolam mengalami kerugian sekitar Rp25 juta. Dia menghimbau untuk rekannya yang memiliki kolam ikan Bawal untuk berhati-hati karena saat ini cuaca ekstrem dan sangat berpengaruh terhadap ikan ikan peliharaan yang ada di kolam.
Kepala Bidang Perikanan Budidaya Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Sumardamto mengatakan pihaknya belum menerima laporan berkaitan dengan kematian ratusan ikan siap panen tersebut. Namun dia akan meminta kepada jajarannya untuk melakukan pengecekan.
Baca Juga: Sleman dan Gunungkidul Alami Kekeringan, BPBD DIY Lakukan Modifikasi Cuaca
"DKP itubpunya Posikandu [Pos Pelayanan Kesehatan Ikan Terpadu]. Kami berkerja melalui monitoring lapangan dan merespon laporan masyarakat," ujarnya.
Kendati demikian, dia menduga jika ratusan ikan bawal yang mati itu ada kemungkin karena musim bediding yaitu musim kemarau dengan suhu dingin di bawah rata-rata.
Oleh karenanya memang butuh penanganan yang berbeda baik manajemen pakan, manajemen air dan manajemen lingkungan.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
-
Kalsel Selamatkan Ikan Lokal: 36.000 Benih Ditebar! Ini Dampaknya Bagi Anda
-
9 Kuliner Khas Lezat Pekanbaru yang Bikin Wisatawan Jatuh Hati
-
Menjelajahi Desa Wisata Nglanggeran: Desa Wisata Terbaik Dunia
-
Lele Antibiotik: Amankah Dikonsumsi? Ancaman Resistensi Mengintai!
-
3 Jenis Ikan yang Biasa Dijadikan sebagai Menu Hidangan Saat Lebaran
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Jay Idzes Ditunjuk Jadi Kapten ASEAN All Star vs Manchester United!
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- Kejutan! Justin Hubner Masuk Daftar Susunan Pemain dan Starter Lawan Manchester United
- Sosok Pria di Ranjang Kamar Lisa Mariana Saat Hamil 2021 Disorot: Ayah Kandung Anak?
Pilihan
-
Aksi Kamisan di Semarang: Tuntut Peristiwa Kekerasan terhadap Jurnalis, Pecat Oknum Aparat!
-
Belum Lama Direvitalisasi, Alun-alun Selatan Keraton Solo Dipakai Buat Pasar Malam
-
IHSG Susah Gerak, Warga RI Tahan Belanja, Analis: Saya Khawatir!
-
Penurunan Fungsi Kognitif Akibat Kebiasaan Pakai AI: Kemajuan atau Ancaman?
-
'Di Udara' Efek Rumah Kaca: Seruan Perjuangan yang Tidak Akan Pernah Mati
Terkini
-
Rendang Hajatan Jadi Petaka di Klaten, Ahli Pangan UGM Bongkar Masalah Utama di Dapur Selamatan
-
Dari Perjalanan Dinas ke Upah Harian: Yogyakarta Ubah Prioritas Anggaran untuk Berdayakan Warga Miskin
-
PNS Sleman Disekap, Foto Terikat Dikirim ke Anak: Pelaku Minta Tebusan Puluhan Juta
-
Tendangan Maut Ibu Tiri: Balita di Sleman Alami Pembusukan Perut, Polisi Ungkap Motifnya yang Bikin Geram
-
Ribuan Umat Padati Gereja, Gegana DIY Turun Tangan Amankan Paskah di Jogja