SuaraJogja.id - Kabupaten Gunungkidul dan Sleman mulai mengalami kekeringan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul bahkan mencatat saat ini lima kecamatan di kabupaten tersebut mulai kekurangan air seperti Girisubo, Panggang, Rongkop, Saptosari, dan Tepus.
Di Sleman, kekeringan mulai terjadi di daerah utara. Diantaranya di Turi, Pakem, Cangkringan, dan beberapa kelurahan lainnya.
Untuk mengantisipasi kekeringan yang semakin meluas, BPBD DIY akan mengambil langkah-langkah kongkrit. Diantaranya berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca dengan cara menaburkan garam di udara untuk memicu hujan.
"Kami juga sudah menerima tawaran bantuan dari BNPB untuk melakukan modifikasi cuaca," ujar Kepala BPBD DIY, Noviar Rahmad di Yogyakarta, Selasa (16/7/2024).
Baca Juga: Harda, Danang, atau Kustini? PDIP Sleman Tunggu Titah Pusat untuk Pilkada 2024
Menurut Noviar, kekeringan diprediksikan akan terjadi di DIY pada Juli dan Agustus mendatang. Namun saat ini status siaga kekeringan belum ditetapkan di tingkat kabupaten/kota.
Akibatnya BPBD DIY belum bisa langsung menetapkan status siaga kekeringan di tingkat propinsi. Sebab perlu ada penetapan status siaga kekeringan secara detail terlebih dahulu dari minimal dua kabupaten.
Karenanya BPBD DIY menunggu penetapan status siaga kekeringan dari Sleman dan Gunungkidul. Apalagi modifikasi cuaca tentunya membutuhkan biaya yang mahal.
"Setelah dua kabupaten itu menetapkan siaga kekeringan, barulah kami di provinsi akan menetapkan status siaga kekeringan di tingkat provinsi," jelasnya.
Noviar menambahkan, selain modifikasi cuaca, BPBD DIY akan bekerja sama dengan dunia usaha dan lembaga non-pemerintah untuk membantu pendistribusian air bersih. Upaya ini dilakukan sebagai langkah antisipasi untuk mencegah kekeringan yang lebih parah.
"Kami juga akan melakukan dropping air bersih kepada masyarakat yang kesulitan air," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Sekolah Banyu Biru: Belajar Gratis Panen Air Hujan, Stop Beli Galon!
-
Mazola Junior Maklum saat Suporter Minta PSS Sleman Kalahkan Bali United
-
Banjir Masih Rendam 11 RT dan 4 Ruas Jalan di Jakarta, Ketinggian Air Ada yang Capai 1 Meter
-
PSS Sleman Lahap Menu Latihan untuk Pertajam Ujung Tombak, Ini Alasannya
-
Mazola Junior Bongkar Biang Kerok Jeleknya Perfomance PSS di BRI Liga 1
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Diduga Keletihan, Kakek Asal Playen Ditemukan Tewas Tertelungkup di Ladang
-
Berhasrat Amankan Tiga Poin, Ini Taktik Arema FC Jelang Hadapi PSS Sleman
-
Para Kepala Daerah Terpilih Jalani Cek Kesehatan Jelang Pelantikan, Kemendagri Ungkap Hasilnya
-
Gali Potensi Buah Lokal, Dinas Pertanian Kulon Progo Gelar Heboh Buah
-
Bawa Celurit di Jalanan, 3 Remaja di Bantul Diamankan Warga