SuaraJogja.id - Beberapa hari belakangan viral video petugas pemadam kebakaran (damkar) di Depok yang curhat alat-alat penanggulangan bencana di kabupaten tersebut mengalami kerusakan. Alih-alih diapresiasi, Sandi Butar-butar justru menjalani pembinaan oleh Dinas Damkar.
Berkaca dari kasus ini, DPRD DIY mendesak Pemda untuk mengaudit alat-alat penanggulangan bencana di DIY. Terlebih DIY menjadi salah satu daerah yang rawan bencana. Bahkan berdasarkan Kajian Risiko Bencana 2022-2026, DIY memiliki 14 ancaman bencana seperti banjir bandang, Covid-19, cuaca ekstrem, epidemi wabah penyakit, gelombang ekstrem dan abrasi, gempa bumi, kebakaran hutan, kekeringan, letusan gunung api, likuefaksi, tanah longsor dan lainnya.
"Peralatan penanggulangan bencana harus diaudit secara berkala, semua harus dicek. Masing-masing alat punya jangka waktu untuk diaudit. Angkong pun harus dicek, tenda juga demikian. Jangan sampai saat hendak difungsikan, rusak dan tak bisa dipakai," papar Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, Selasa (23/7/2024).
Menurut Eko, tingginya potensi kebencanaan di DIY harus diimbangi dengan ketersedian sarana dan prasarana penanggulangan bencana yang memadai. Apalagi selama ini alat-alat yang dipunyai seringkali digunakan dalam penanganan bencana yang terjadi di DIY.
Baca Juga: Lebih Tua dari Covid-19! Museum di Jogja Simpan Alat Kembang Biak Virus Berusia 1 Abad
Karena kesiapsiagaan harus menjadi prioritas Pemda DIY meskipun alat-alat penanganan bencana tidak terpakai. Jangan sampai terjadi keteledoran yang bisa membahayakan warga DIY.
"Semua harus dicek. Apalagi kalau sarana prasarana milik Pemda, menjadi kewenangan dinas terkait untuk mengaudit itu. Harua dirawat dengan rutin, sekali-sekali dipakai dan diaudit. Kalau memang tidak layak ya harus dibelikan baru. Meski tentu kita berharap tidak dipakai," ungkapnya.
Eko menambahkan, Pemda juga perlu memperhatikan alih fungsi lahan di DIY. Sebab pembangunan infrastruktur seperti perumahan, kondominium dan hotel, jalan tol, bandara dikhawatirkan berdampak buruk pada kondisi alam di DIY.
Pembangunan tersebut dari sisi ekonomi akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun di sisi lain bisa saja terjadi kerusakan resapan air ataupun menghilangkan sumber air tanah.
"Pemda tentunya harus riset untuk sumber air agar tetap ada dengan teknologi. Tapi problemnya lahan yang semakin menyusut, air yang mestinya menyerap ke tanah dan bermanfaat bagi pohon kan hari-hari ini jadi persoalan, " imbuhnya.
Baca Juga: Bercandanya Kelewatan, 5 Cincin Nyangkut di Kemaluan Pria Yogyakarta
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Jelang Lawan Timnas Indonesia, Pemain China Emosi: Saya Lihat Itu dari Kamar Hotel
- Jay Idzes Akhirnya Pamerkan Jersey Biru Bergaris!
- Dear Erick Thohir! Striker Pencetak 29 Gol Keturunan Kota Petir Ini Layak Dinaturalisasi
- Kontroversi Bojan Hodak di Kroasia, Sebut Persib Bandung Hanya Tim Papan Bawah
- 7 Rekomendasi Mobil Murah dengan Sunroof, Harga mulai Rp 80 Jutaan
Pilihan
-
Ricky Kambuaya: Si Anak Pendiam yang Bikin Patrick Kluivert Jatuh Cinta
-
Patrick Kluivert Bongkar Kekurangan Timnas Indonesia Kalahkan China: Kami Tidak...
-
BREAKING NEWS! Timnas Indonesia Lolos Babak Keempat, Nawaf Alaqidi Ikut Bantu
-
Hasil Timnas Indonesia vs China: Gol Ole Romeny Bawa Garuda Naik ke Peringkat 3 Grup C!
-
Mimpi Timnas Indonesia Terkubur! Gagal ke Piala Dunia 2026 Tanpa Playoff usai Australia Hajar Jepang
Terkini
-
Waspada Cacing Hati usai Sembelih Sapi Kurban, Pemkab Sleman Terjunkan 358 Petugas Pemantau
-
Alun-alun Kidul Ditutup untuk Salat Id? Sultan Angkat Bicara
-
Berkah Idul Adha: Prabowo Kirim Sapi Raksasa untuk Penggerobak Sampah & Pasukan Kuning Yogyakarta
-
IKD Gratis, Tapi Data Bisa Lenyap, Disdukcapil Sleman Ungkap Cara Lindungi Diri dari Penipuan
-
WNA Pakistan Tipu Investasi Rp70 Miliar di Yogyakarta, Sempat Bikin Ulah di Kampus