Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora | Hiskia Andika Weadcaksana
Rabu, 10 Juli 2024 | 11:21 WIB
Puluhan akademisi yang belajar gamelan di Fakultas Filsafat UGM, Selasa (9/7/2024) kemarin. (SuaraJogja.id/HO-Fakultas Filsafat UGM)

SuaraJogja.id - Puluhan peneliti, dosen, dan mahasiswa dari berbagai negara bermain gamelan di selasar Fakultas Filsafat UGM, Selasa (9/7/2024) kemarin. Kegiatan ini merupakan rangkaian dari AAS-in-Asia Conference 2024 yang digelar di Universitas Gadjah Mada (UGM).

Pelatihan gamelan ini digelar dalam dua sesi. Sesi pertama yang dimulai pada pukul 10.00 WIB diikuti 16 peserta, lalu sesi kedua pada pukul 13.30 WIB diikuti lebih dari 20 peserta.

Kendati para peserta harus bergiliran memainkan alat musik yang tersedia. Namun mereka tetap antusias menabuh gendang, saron, bonang, dan gong mengikuti arahan sang pelatih.

Lagu yang dipelajari dalam kedua sesi ini pun berbeda. Pada sesi pertama para peserta memainkan Lancaran Gugur Gunung, sedangkan peserta sesi kedua memainkan lagu Suwe Ora Jamu.

Baca Juga: Pukat UGM: Judi Online di KPK, Tanda Parah Runtuhnya Integritas

Sejumlah akademisi belajar gamelan di Fakultas Filsafat UGM, Selasa (9/7/2024). (SuaraJogja.id/HO-Fakultas Filsafat UGM)

"Ini adalah kali pertama saya memainkan gamelan, dan rasanya sangat menyenangkan. Saya mendapat pengajar yang sangat baik sehingga bisa langsung mengikuti, dan saya jadi tertarik untuk belajar lagi di kesempatan yang lain," kata Mark IƱigo Tallara, salah satu peserta dari De La Salle University Filipina.

Tidak hanya Mark, mayoritas peserta lain mengaku juga baru pertama kali memainkan alat musik gamelan. Walaupun ada beberapa yang memang sudah pernah belajar gamelan dan tembang Jawa bahkan menjadi pengajar di negara mereka.

Salah satunya adalah Ilaria Meloni, akademisi dari La Sapienza University of Rome Italia. Dia dengan lancar menyanyikan tembang berbarengan dengan iringan gamelan.

Meloni mengatakan telah belajar gamelan dan tembang Jawa saat menjalani studi di Institut Seni Yogyakarta beberapa tahun lalu. Kemudian hingga saat ini masih aktif menekuni kesenian tersebut di berbagai kesempatan.

"Saya masih sering bermain gamelan setiap saya ada kesempatan untuk datang ke Indonesia. Senang juga melihat rekan-rekan dari berbagai negara mendapat kesempatan untuk belajar gamelan. Meski awalnya agak takut karena belum mengenal alat musiknya, tetapi setelah belajar jadi bisa menikmati," terang Meloni.

Baca Juga: Bantu Atasi Persoalan Sampah di DIY, UGM Kembangkan Program Kewirausahaan Sosial Mahasiswa

Sebagai infromasi, AAS-in-Asia Conference berlangsung pada tanggal 9-11 Juli 2024 mendatang. Kegiatan ini menjadi wadah bagi para akademisi yang menekuni kajian-kajian tentang Asia untuk bertukar pikiran dan membangun koneksi.

Workshop Gamelan sendiri menjadi salah satu agenda khusus dari AAS-in-Asia Conference. Tujuannya untuk menghadirkan pengalaman yang unik dan berharga bagi para akademisi dunia.

"Salah satu fokus kami adalah untuk menghadirkan pengalaman yang menyenangkan selama mereka berada di Indonesia. Kebanyakan dari mereka juga sudah tahu tentang Indonesia, sehingga banyak juga yang kemudian tertarik untuk mencoba salah satu seni tradisional Indonesia yaitu gamelan," terang Rona Utami, selaku panitia penyelenggara.

Tak hanya pelatihan gamelan saja, ada pula workshop Kaligrafi Jawa, Arab, Cina dan Korea yang akan diselenggarakan di Fakultas Filsafat. Workshop kaligrafi itu akan digelar pada Rabu (10/7/2024) hari ini.

Workshop yang diisi dengan sesi diskusi dan pelatihan ini akan menghadirkan narasumber dan praktisi kaligrafi dari berbagai negara, dan dapat diikuti oleh para peserta konferensi.

Load More