SuaraJogja.id - Kendati rencana pengesahan Revisi Undang-Undang Pilkada sudah dibatalkan dan akan mengacu pada Putusan MK No. 60 dan 70, aksi massa tetap berlangsung. Ribuan massa, baik dari mahasiswa dan elemen masyarakat lainnya kembi menggelar aksi unjuk rasa di Yogyakarta, Selasa (27/8/2024).
Gerakan masyarakat sipil ini dimotori oleh Forum Cik Di Tiro dengan menggandeng aliansi mahasiswa, buruh, budayawan, seniman dan akademisi. Mereka menolak terlena dengan gimik rezim Jokowi.
Aksi Jogja Memanggil Kembali akan longmarch dari Parkiran Abu Bakar Ali, kemudian ke Istana Kepresidenan dan berakhir di Titik Nol KM Yogyakarta. Demonstrasi hari ini mengusung berbagai seruan kepada pemerintah dan rakyat Indonesia.
Reformatik sebagai salah satu koordinator aksi mengatakan perjuangan rakyat tidak lantas berhenti dengan dibatalkannya pengesahan RUU Pilkada. Dia menilai yang terjadi akhir-akhir ini hanya salah satu contoh praktik culas dari rezim Jokowi.
"Jadi kita semua elemen gerakan mahasiswa, gerakan masyarakat sipil sama seperti yang di Indonesia mencoba untuk menjaga semangat gerakan ini," kata Reformatik ditemui di lokasi aksi, Selasa (27/8/2024).
"Tidak kemudian hanya pada target-target jangka pendek, tidak hanya sekadar memastikan bahwa putusan MK 60 dan 70 disetujui dan digunakan tapi kita juga harus berpikir jangka panjang," imbuhnya.
Disampaikan Reformatik, aksi ini bukan reaksional semata. Melainkan sudah merupakan rangkaian dari situasi gejolak politik yang terus menerus direspons.
Mulai dari kebijakan revisi UU Komisi Pemberantasan Korupsi, mengesahkan UU Cipta Kerja dan UU Minerba, hingga pergerakan ke Mahkamah Konstitusi (MK) melalui Anwar Usman. Hingga berujung meloloskan Gibran sebagai cawapres Prabowo.
"Jadi tuntutan di aksi ini adalah sebagai pesan pengingat bahwa perjuangan kita masih panjang. Tidak hanya berhenti pada rezim Jokowi ini karena potensi penindasan itu masih besar ke depan," tegasnya.
Baca Juga: Rekomendasi Partai Golkar Keluar, Pasangan Endah Subekti-Joko Bakal Didukung 3 Partai Besar
"Kita menolak segala bentuk pelecehan dan perusakan sistem kenegaraan dan perusakan konstitusi yang dilakukan oleh penguasa," tambahnya.
Berdasarkan pantauan SuaraJogja.id di lokasi, massa aksi masih berada di depan Gedung Agung atau Istana Kepresidenan Yogyakarta. Hingga pukul 14.05 WIB massa silih berganti berorasi menyampaikan kritiknya.
Di depan gerbang Gedung Agung terlihat pengamanan dari pihak kepolisian. Ada pula peraga bertopeng Jokowi dan replika guillotine yang dipajang di depan mereka.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Body Lotion di Indomaret untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Rawat Garis Penuaan
- 7 Rekomendasi Lipstik Transferproof untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp20 Ribuan
- 27 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 14 November: Ada Beckham 111, Magic Curve, dan Gems
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 6 Tablet RAM 8 GB Paling Murah untuk Pekerja Kantoran, Mulai Rp2 Jutaan
Pilihan
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
-
Catatan Gila Charly van Oosterhout, Pemain Keturunan Indonesia di Ajax: 28 Laga 19 Gol
-
Daftar 611 Pinjol Ilegal Terbaru Update Satgas PASTI OJK: Ada Pindar Terkenal
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
Terkini
-
ARTJOG 2026 Siap Guncang Yogyakarta, Usung Tema 'Generatio' untuk Seniman Muda
-
Komdigi Tegaskan Pembatasan Game Online Destruktif, Gandeng Kampus dan Industri Optimasi AI
-
Anak Kos Jogja Merapat! Saldo DANA Kaget Rp 299 Ribu Siap Bikin Akhir Bulan Aman, Sikat 4 Link Ini!
-
Kabel Semrawut Bikin Jengkel, Pemkab Sleman Ancam Stop Izin Tiang Baru dari Provider
-
Geger! Rusa Timor Berkeliaran di Sleman, Warga Panik Cari Pemilik Satwa Liar yang Lepas