SuaraJogja.id - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Festival Coklat Nglanggeran 2024 dengan tema "Coklat Lokal Berdaya Saing Global" di Area Embung Nglanggeran, Kabupaten Gunungkidul, dalam rangka mempromosikan potensi kakao lokal.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY Heri Sulistyo Hermawan di Gunungkidul, Kamis, mengatakan kakao merupakan bahan baku utama pembuatan coklat yang sangat digemari oleh konsumen global.
"Festival ini bertujuan untuk mempromosikan potensi kakao lokal DIY, khususnya Gunungkidul, sebagai komoditas unggulan yang memiliki cita rasa khas dan berdaya saing di pasar internasional," kata Heri Sulistyo.
Ia mengatakan komoditas ini memiliki efek multiplier yang luas, terutama dalam peningkatan industri dan ekonomi.
“Kakao di DIY sudah dikembangkan sejak 1980 melalui berbagai program, termasuk bantuan presiden," katanya.
Saat ini, lanjut Heri, luas lahan pengembangan kakao mencapai 3.316 hektare dari total potensi lahan seluas 5.224 hektare.
Pihaknya menerangkan usia dari tanaman tersebut telah mencapai rata-rata 30 tahun, sehingga perlu peremajaan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing.
Dalam rangka mendukung pengembangan kakao, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY akan merancang program pemberdayaan masyarakat melalui kelompok tani dan wanita tani.
“Langkah ini untuk menghasilkan kakao bermutu tinggi dengan cita rasa khas yang dapat bersaing di pasar lokal maupun internasional,” katanya.
Bupati Gunungkidul Sunaryanta menyatakan optimisme bahwa Gunungkidul memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.
Seperti diketahui bersama, visi misi pemerintah daerah salah satunya mempercepat kemajuan Gunungkidul, terutama dalam memanfaatkan potensi alam, seperti kawasan karst, untuk meningkatkan ekonomi.
“Inovasi dan transformasi cara berpikir menjadi kunci dalam pengembangan sektor-sektor unggulan ini,” katanya.
Sunaryanta mengatakan Gunungkidul yang dulunya dikenal sebagai daerah kekurangan, kini mulai menonjol sebagai kawasan dengan potensi besar, terutama di sektor pertanian dan pengolahan kakao.
“Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui pengembangan produk lokal seperti coklat,” katanya.
Sekda DIY Beny Suharsono memberikan apresiasi terhadap upaya pengembangan coklat lokal. Menurutnya coklat bukan hanya komoditas ekonomi, tapi juga identitas Yogyakarta.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- Eks Pimpinan KPK: Ustaz Khalid Basalamah Bukan Saksi Ahli, Tapi Terlibat Fakta Kuota Haji
- Jahatnya Sepak Bola Indonesia, Dua Pemain Bidikan Persija Ditikung di Menit Akhir
- Klub Impian Masa Kecil Jadi Faktor Jay Idzes Terima Pinangan Aston Villa
- Siapa Lionel de Troy? Calon Bintang Timnas Indonesia U-17, Junior Emil Audero
- 5 Rekomendasi Bedak Tahan Air dan Keringat Murah: Anti Luntur Sepanjang Hari
Pilihan
-
Riau Bangga! Tarian Anak Pacu Jalur Viral Dunia, Ditiru Bintang PSG hingga Pemain AC Milan
-
Baru Jabat 4 Bulan, Erick Thohir Copot Dirut Bulog Novi Helmy Prasetya dan Disuruh Balik ke TNI
-
Resmi! Ramadhan Sananta Gabung ke Klub Brunei Darussalam DPMM FC, Main di Liga Malaysia
-
CORE Indonesia: Ada Ancaman Inflasi dan Anjloknya Daya Beli Orang RI
-
Bukan Patrick Kluivert, Ini Pelatih yang akan Gembleng Mauro Ziljstra dalam Waktu Dekat
Terkini
-
Kelana Kebun Warna: The 101 Yogyakarta Hadirkan Pameran Seni Plastik yang Unik dan Menyentuh
-
BRI Dukung UMKM Sanrah Food Berkembang dari Warung ke Ekspor Global
-
Langgar Aturan Imigrasi, 14 WNA Dideportasi Imigrasi Yogyakarta
-
Setya Novanto Bebas Lebih Cepat? MA Pangkas Hukuman Korupsi e-KTP, Pakar Geram!
-
Solo-Jogja Makin Lancar: Tol Klaten-Prambanan Beroperasi Penuh, Ini yang Perlu Anda Siapkan