SuaraJogja.id - Kapolsek Gamping, AKP Sandro Dwi Rahadian mengungkap beberapa fakta terkait kasus pencabulan anak sesama jenis yang dilakukan oleh guru les seni berinisial EDW (29). Termasuk dengan modus dan tipu daya pelaku sebelum melakukan aksi bejatnya pada puluhan korban.
Disampaikan Sandro, korban yang mayoritas anak-anak itu tak hanya diberi makan dan disediakan wifi gratis saja. Saat sudah berada rumah, para korban pun diajak menonton video porno.
"Awal mulanya, ini kalau keterangan dari pelaku dan korban, awalnya anak-anak ini kebanyakan diajak nonton video porno," kata Sandro, dikonfirmasi, Kamis (10/10/2024).
Upaya itu dilakukan pelaku untuk merangsang anak-anak tersebut. Dari sana pelaku mulai melakukan aksi pelecehan seksual itu. Dikatakan Sandro, video porno yang diputar kepada anak-anak itu pun bukan yang sesama jenis.
"Jadi cara dia merangsang anak-anak ini ya distelkan video porno nonton bareng kemudian mulailah diraba-raba. Video porno biasa, normal. Karena kalau pengakuan dari pelaku dia melampiaskan nafsunya dia ke anak-anak itu," ungkapnya.
Sandro menuturkan rata-rata korban merupakan teman nongkrong dari pelaku. Ada yang merupakan tetangga baik satu RT bahkan ada yang dari luar wilayah Gamping dan Kota Jogja.
"Korban itu rata-rata adalah teman nongkrong. Jadi anak-anak yang suka nongkrong di situ, karena di situ kan ada wifi dan kebetulan pelaku ini sering masak, masak ini buat anak-anak ini," tandasnya.
"Ada wifi kemudian pas nongkrong di situ dimasakin, kemudian jadi anak-anak ini sempat membawa beras, ada yang membawa telur, ada yang bawa mie, terus dimasak, terus dimakan bareng-bareng," imbuhnya.
Pelaku yang merupakan warga Godean, Sleman itu diketahui melakukan aksi bejatnya sejak 2019 hingga 2024. Sementara ini tercatat total ada sejumlah 22 korban.
Baca Juga: Sleman Darurat Predator Seksual: Selama Kurun Sepuluh Bulan 24 Anak Telah Jadi Korban
Disampaikan Sandro, tidak semua korban disodomi oleh pelaku. Diketahui ada sekitar 9-10 korban yang disodomi dan sisanya dilakukan pelecehan seksual.
Memang korban mayoritas merupakan anak di bawah umur yakni sebanyak 19 orang dan tiga orang sudah masuk kategori dewasa. Sandro, bilang beberapa korban sudah dilecehkan secara seksual oleh pelaku sejak masih kecil.
Berita Terkait
-
Barang Bukti Bertambah, Polisi Temukan 15 Video dan 10 Foto dalam Kasus Pencabulan Guru Les Terhadap Siswanya di Sleman
-
Dilakukan Sejak 2019, Ini Hal Mengerikan yang Dilakukan Guru Les Pelaku Pencabulan di Sleman
-
Kasus Pencabulan Anak Sesama Jenis di Sleman, Polisi Ungkap Pelaku Juga Korban Saat Kecil
Terpopuler
- Skincare Reza Gladys Dinyatakan Ilegal, Fitri Salhuteru Tampilkan Surat Keterangan Notifikasi BPOM
- Roy Suryo Desak Kejari Jaksel Tangkap Silfester Matutina: Kalau Sudah Inkrah, Harus Dieksekusi!
- Bukan Jay Idzes, Pemain Keturunan Indonesia Resmi Gabung ke AC Milan Dikontrak 1 Tahun
- 3 Klub yang Dirumorkan Rekrut Thom Haye, Berlabuh Kemana?
- Selamat Datang Jay Idzes! Klub Turin Buka Pintu untuk Kapten Timnas Indonesia
Pilihan
-
Daftar 5 Sepatu Lokal untuk Lari Harian, Nyaman dan Ringan Membentur Aspal
-
Aremania Wajib Catat! Manajemen Arema FC Tetapkan Harga Tiket Laga Kandang
-
Kevin Diks Menggila di Borussia-Park, Cetak Gol Bantu Gladbach Hajar Valencia 2-0
-
Calvin Verdonk Tergusur dari Posisi Wingback saat NEC Hajar Blackburn
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
Terkini
-
Mulai Agustus 2025: Pelajar Gunungkidul Bisa Cek Kesehatan Gratis! Ini Targetnya
-
APBD Siap Mengalir: Sekolah Rakyat Sleman Gunakan Tanah Kas Desa, Ini Detailnya
-
Bupati Utamakan Kesehatan Warga, Sebagian APBD Perubahan Bantul Dialokasikan untuk Biaya BPJS
-
Soal Pemblokiran Rekening Pasif oleh PPATK, BRI Angkat Bicara
-
24 Ribu Jiwa di Gunungkidul Krisis Air Bersih: Data Belum Lengkap, Ancaman Membesar