SuaraJogja.id - Kawanan monyet ekor panjang (MEP) menyerang lahan pertanian di Kabupaten Bantul. Wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul menjadi sasaran serangan hama primata itu.
Dua kapanewon di sisi tenggara wilayah Bantul menjadi sasaran. Dua wilayah itu adalah Kapanewon Dlingo dan Imogiri yang sebagian areanya juga memiliki kontur pegunungan.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo membenarkan adanya serangan MEP tersebut. Sejumlah daerah di Kabupaten Bantul diteror oleh serangan primata ini dan paling banyak lahan pertanian.
"Selain pertanian, kawanan monyet ini juga menyerbu wilayah pemukiman dan perumahan warga sekitar," Jumat (8/11/2024).
Joko mengungkapkan sejauh ini sudah ada warga di beberapa tempat yang melapor adanya serangan MEP. Selain di wilayah Imogiri, kawanan MEP juga menyerang lahan pertanian warga di daerah Mangunan, Dlingo.
Lahan yang diserang adalah area tanaman jagung dan kacang tanah. Mereka memakan seluruh biji jagung dan kacang tanah. Bahkan terkadang tanamannya juga menjadi sasaran.
"Kalau di Imogiri itu laporannya lahan jagung. Terus di Mangunan juga ada," ucapnya.
Akibat serangan MEP itu, lahan jagung milik warga rusak sehingga tidak bisa dipanen. Para petani mengalami kerugian yang cukup besar karena tidak bisa memanen tanaman yang mereka budidaya selama ini.
Untuk mengatasi serangan MEP di lahan warga tersebut, pihaknya akan berkoordinasi dengan sejumlah stakeholder. Karena MEP adalah hewan yang dilindungi dan tidak boleh diburu.
Baca Juga: Pohon dan Tiang Listrik Bebas APK, Bawaslu Bantul Tertibkan Alat Peraga Kampanye
Panewu Imogiri, Slamet Santosa mengakui jika lahan di wilayahnya sudah menjadi sasaran serangan monyet ekor panjang. Salah satunya di wilayah Kalurahan Sriharjo di mana ada laporan di beberapa waktu lalu.
"Intensitasnya semakin sering selama musim kemarau ini," tambahnya.
Menurutnya, serangan monyet ekor panjang ini bukanlah yang pertama kalinya. ketika musim hujan ada banyak pohon dan tanaman sehingga masih sumber makanan. Namun ketika musim kemarau, MEP sering merangsek ke dekat pemukiman warga.
Dia menambahkan, selama ini warga kebingungan karena tidak memiliki solusi bahkan hanya sekedar mengusir kawanan monyet tersebut. Terlebih ketika kawanan MEP ini masuk ke lahan pertanian maupun pemukiman.
"Monyet ini kalau ada satu yang dilukai terus nanti kawannya yang lainnya itu datang neror. Warga jadi takut. Cuma bisa ngusir," ujar dia.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 10 Mobil Bekas Rp75 Jutaan yang Serba Bisa untuk Harian, Kerja, dan Perjalanan Jauh
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Dukung Konektivitas Sumatra Barat, BRI Masuk Sindikasi Pembiayaan Flyover Sitinjau Lauik
-
Hidup dalam Bayang Kejang, Derita Panjang Penderita Epilepsi di Tengah Layanan Terbatas
-
Rayakan Tahun Baru di MORAZEN Yogyakarta, Jelajah Cita Rasa 4 Benua dalam Satu Malam
-
Derita Berubah Asa, Jembatan Kewek Ditutup Justru Jadi Berkah Ratusan Pedagang Menara Kopi
-
BRI Perkuat Pemerataan Ekonomi Lewat AgenBRILink di Perbatasan, Seperti Muhammad Yusuf di Sebatik