SuaraJogja.id - Dosen Fakultas Peternakan UGM Widodo, menyoroti Industri Pengolahan Susu (IPS) yang tidak mampu menyerap susu yang dihasilkan dari banyak peternakan lokal. Pembukaan keran impor yang terlampau besar ditengarai menjadi penyebabnya.
Akibatnya penyerapan produk susu lokal berkurang dengan alasan kualitas susu yang kurang baik. Widodo mengakui bahwa tingkat daya saing produk susu dalam negeri sangatlah kurang dibandingkan dengan produk susu dari luar negeri.
Ditambah susu yang diimpor dari luar negeri seringkali memiliki harga yang murah dengan kualitas yang tinggi. Ia mencontohkan, produsen dari luar negeri seperti Australia dan Selandia Baru mendapat subsidi dan dukungan fasilitas yang lebih banyak dari pemerintah mereka.
Selain itu, ada jumlah susu yang surplus melebihi kebutuhan negara-negara asing tersebut. Sehingga turut mempengaruhi harga susu yang diproduksi.
"Hambatan utama bagi peternak sapi perah dan produsen susu adalah daya saing kompetisi dengan produk susu luar negeri yang memiliki kualitas baik dan harga yang relatif lebih murah. Di banyak negara maju produksi bahan pangan termasuk susu lebih efisien, mendapatkan berbagi subsidi dari pemerintahnya, baik subsidi produksi maupun subsidi untuk ekspor," kata Widodo dalam keterangannya, Minggu (17/11/2024).
Sekilas, impor dari luar negeri terlihat sebagai suatu hal yang baik, terutama karena aktivitas dagang ini dapat menghadirkan susu dengan kualitas yang bagus di untuk masyarakat dengan biaya operasional yang murah untuk pengusaha. Namun ketika ditelisik lebih jauh, hal ini dapat menghancurkan mata pencaharian para peternak sapi di Indonesia.
"Masalahnya kalau itu tidak dilindungi petani dan peternak kita suruh kemana? Lama-lama kita jadi negara konsumen. Kalau sudah ketergantungan akan sulit, bayangkan tiba-tiba mereka stop ekspornya," ungkapnya.
Widodo mengatakan seharusnya pemerintah tidak hanya memperhatikan industri susu dari perspektif pengusaha saja. Melainkan juga dilihat dari perspektif para peternak sapi lokal.
Apalagi dia menilai kualitas produk susu di Indonesia sebenarnya mayoritas sudah bagus. Lagipula kualitas susu di Indonesia juga tidak bisa dijadikan alasan untuk membuka keran impor secara besar-besaran.
Baca Juga: Hadapi Deflasi, DIY Gencarkan Kampanye Beli Produk Lokal
"Secara umum kualitas bukan masalah. Masalahnya ada di tata kelola susu nasional yang membiarkan susu impor mendominasi pasar domestik," tandasnya.
Berita Terkait
-
Akali Tarif Trump, Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India-China ke AS Hanya Dalam 3 Hari
-
Presiden akan Hapus Sistem Kuota Impor Komoditas, Wamentan Sudaryono: Tidak Ada Monopoli
-
Dampak Tarif Trump Bikin Pusing! RI Terpaksa Impor LNG dari AS?
-
Bantu Pelaku Usaha, Prabowo Akan Hapus Kuota Impor
-
5 Produk Skincare Viva untuk Usia 50 Tahun ke Atas, Cegah Penuaan dan Kulit Tetap Kenyal
Terpopuler
- 10 Transformasi Lisa Mariana, Kini Jadi Korban Body Shaming Usai Muncul ke Publik
- Daftar Pemain Timnas Belanda U-17 yang Gagal Lolos ke Piala Dunia U-17, Ada Keturunan Indonesia?
- Titiek Puspa Meninggal Dunia
- Gacor di Liga Belanda, Sudah Saatnya PSSI Naturalisasi Pemain Keturunan Bandung Ini
- Eks Muncikari Robby Abbas Benarkan Hubungan Gelap Lisa Mariana dan Ridwan Kamil: Bukan Rekayasa
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Rp 4 Jutaan Terbaik April 2025, Kamera dan Performa Handal
-
5 Rekomendasi HP Rp 2 Jutaan Snapdragon, Performa Handal Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Diwarnai Parade Gol Indah, Borneo FC Tahan Persib Bandung
-
Persija Terlempar dari Empat Besar, Carlos Pena Sudah Ikhlas Dipecat?
-
Jadwal Link Streaming Serie A Italia Pekan Ini 12-15 April 2025
Terkini
-
Maut di Jalan Wates: Ninja Hantam Tiang, Satu Nyawa Melayang
-
Jogja Diserbu 4,7 Juta Kendaraan Saat Lebaran, 9 Nyawa Melayang Akibat Kecelakaan
-
Malioboro Bau Pesing? Ide Pampers Kuda Mencuat, Antara Solusi atau Sekadar Wacana
-
BI Yogyakarta Catat Penurunan Drastis Peredaran Uang Tunai saat Lebaran, Tren Transaksi Berubah
-
Kantongi Lampu Hijau dari Pusat, Pemkab Sleman Tancap Gas Isi Kursi Kosong OPD