SuaraJogja.id - Presiden Prabowo Subianto baru saja menyampaikan anggaran Program Makan Bergizi Gratis. Kalau sebelumnya dianggarkan Rp 15.000 per anak, kini anggaran program tersebut turun menjadi Rp 10 ribu untuk setiap anaknya dengan alasan keterbatasan dana.
Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto pun memberikan komentarnya. Ditemui disela pembagian 2.000 makan siang bergizi gratis dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bagi siswa Ponpes Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, Sabtu (30/11/2024), Titik menyatakan tetap mendukung Prabowo.
"Ya kita lihat anggarannya dulu, kan bertahap, gitu ya, kedepannya. Yang penting punya niat untuk mencerdaskan anak-anak dengan makanan yang bergizi, karena saat ini masih kurang [anggaran] dan mereka membutuhkan makanan bergizi," paparnya.
Menurut mantan istri Prabowo tersebut, meski anggaran makan siang gratis baru di angka Rp 10.000 per anak, sekolah tetap bisa menyediakan makanan bergizi. Sekolah bisa bekerjasama dengan warga lokal untuk menyediakan bahan pangan untuk diolah jadi menu yang bergizi.
Pemerintah setempat bisa bekerjasama dengan sektor perikanan dan pertanian untuk menyediakan bahan makanan lokal. Dengan demikian bisa mengurangi biaya distribusi bahan pangan.
Selain mencerdaskan anak-anak, program makan bergizi gratis tersebut diharapkan dapat meningkatkan ekonomi daerah sekitar. Contohnya dengan membeli beras dan sayur dari petani lokal.
"Meski Rp 10 ribu harus berkualitas, bisalah ditekan sampai segitu. Ketimbang tidak makan sama sekali," ungkapnya.
Sementara Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP, Budi Sulistyo mengungkapkan, KKP mendapat dukungan Komisi IV DPR RI yang membidangi sektor pertanian, kehutanan dan kelautan dalam pelaksanaan Program Makan Siang Bergizi. Diantaranya melalui budidaya produk nelayan untuk dijadikan bahan pangan program tersebut.
"Serapan dari produk [nelayan] itu meningkat, kemudian pertumbuhan ekonomi lokal juga. [Budidaya perikanan juga] menjamin peningkatan kualitas gizi bagi masyarakat khususnya generasi muda," ungkapnya.
Baca Juga: Garrya Bianti Yogyakarta Siap Hadirkan Acara Natal dan Tahun Baru di Tengah Alam Terbuka
Untuk menyediakan bahan pangan ikan dalam Program Makan Siang Bergizi di tiap daerah, lanjut Budi, KKP mencari distribusi ikan dari yang terdekat ke sekolah-sekolah. Bahan mentah ikan tersebut diserahkan ke dapur-dapur sentral untuk diolah.
Satu titik dapur sentral akan mengolah bahan pangan bagi 3.000 siswa per hari. Saat ini dibutuhkan sekitar 60 dapur sentral untuk melayani sekitar 200 ribu siswa dalam ujicoba Program Makan Siang Bergizi.
"Jadi kita bekerjasama dengan Badan Gizi Nasional memetakan titik-titik [dapur sentral] itu. Saat ini kami sudah berbagi 200 ribu paket se-Indonesia, memperkenalkan contoh makan bergizi gratis dengan menu ikan, itupun harus resepnya lokal sehingga rasa lokal yang kita tumbuhkan dan anak-anak nanti menyukainya," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Mpok Alpa Siapanya Raffi Ahmad? Selalu Dibela Sampai Akhir Hayat
- Innalillahi, Komedian Mpok Alpa Meninggal Dunia
- Dulu Dihujat karena Biaya Persalinan Dibantu Raffi Ahmad, Rupanya Mpok Alpa Punya Cerita Memilukan
- Kapan Kenaikan Gaji PNS 2025? Ini Skema, Jadwal, dan Fakta Resminya
Pilihan
-
Debit Manis Shayne Pattynama, Buriram United Menang di Kandang Lamphun Warrior
-
PSIM Yogyakarta Nyaris Kalah, Jean-Paul van Gastel Ungkap Boroknya
-
Cerita Awal Alexander Isak, Zlatan Baru yang Terasingkan di Newcastle United
-
Di Balik Gemerlap Kemerdekaan: Veteran Ini Ungkap Realita Pahit Kehidupan Pejuang yang Terlupakan
-
Daftar 5 HP Android Punya Kamera Setara iPhone, Harga Jauh Lebih Murah
Terkini
-
ITF Niten Digenjot, Mampukah Selamatkan Bantul dari Darurat Sampah?
-
Gagasan Sekolah Rakyat Prabowo Dikritik, Akademisi: Berisiko Ciptakan Kasta Pendidikan Baru
-
Peringatan 80 Tahun Indonesia Merdeka, Wajah Penindasan Muncul jadi Ancaman Bangsa
-
Wasiat Api Pangeran Diponegoro di Nadi Keturunannya: Refleksi 200 Tahun Perang Jawa
-
Bantul Lawan Arus, Daerah Lain Naikkan PBB, Bantul Justru Beri 'Hadiah' Ini di 2026