SuaraJogja.id - Sebanyak 155.040 warga Gunungkidul yang telah memiliki hak pilih ternyata tidak menggunakan haknya dalam Pilkada 2024 kemarin. Jumlah ini justru jauh lebih besar ketimbang dengan perolehan suara dari pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 02 ataupun 03.
Seperti diketahui, Pilkada 2024 di Gunungkidul ini dimenangkan oleh pasangan nomor urut 01 Endah Subekti Kuntariningsih-Joko Parwoto dengan meraup sebanyak 179.460 suara. Disusul dengan pasangan nomor urut 02 Sutrisna Wibawa-Sumanta dengan meraup 131.122 suara dan pasangan nomor urut 03 yang juga bupati petahana, Sunaryata-Mahmud Adi Widhanta yang meraup sebanyak 129.716 suara.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Gunungkidul menyebut tingkat partisipasi pemilih pada Pilkada kali ini hanya sebesar 74 persen dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 612.421 orang. Di mana yang menggunakan hak pilihnya dengan hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) sebanyak 457.381 orang dan sisanya sebanyak 155.040 orang tidak menggunakan hak pilihnya.
Jumlah tersebut lebih tinggi ketimbang perolehan suara nomor urut 02 atau 03. Berbagai upaya KPU untuk meningkatkan partisipasi pemilih nampaknya belum berhasil mendongkrak kehadiran pemilih di TPS. Bahkan gelontoran dana lebih besar ketimbang pada pemilu lalu juga tak membuahkan hasil.
Baca Juga: KPU Pastikan Tak Ada Gugatan Keberatan Paslon Atas Hasil Rekapitulasi Pilkada Sleman
Berdasarkan informasi yang dihimpun, pada Pilkada kali ini KPU Gunungkidul mendapatkan alokasi dana sebesar Rp 37,03 miliar. Pilkada 2020 yang lalu KPU mendapat alokasi anggaran sebanyak Rp 27,7 miliar. Namun partisipasi pemilih pada Pilkada 2020 yang lalu mencapai 80 persen.
Selain penurunan partisipasi pemilih ternyata angka suara tidak sah juga tinggi mencapai 17.000 dan suara sah sebanyak 440.298. Angka partisipasi ini menunjukkan penurunan bahkan jika dibanding pada pemilihan umum 2024 yang lalu karena mencapai 85 persen lebih.
Ketua KPU Gunungkidul, Asih Nuryanti mengakui jika partisipasi pemilih dalam Pilkada ini mengalami penurunan dibanding dengan Pilkada sebelumnya mengalami penurunan. Berbagai cara telah mereka gunakan untuk meningkatkan partisipasi pemilih, namun ternyata masih belum membuahkan hasil.
"Untuk partisipasi pemilih Pilkada 2024 ini sebanyak 74,51 persen. Turun dibanding dengan Pilkada 2020 lalu yang mencapai 80 persen,"tutur dia ketika dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/12/2024).
Asih mengaku belum mengetahui penyebab menurunnya partisipasi pemilih pada Pilkada 2024 kali ini. Pihaknya sampai saat ini masih melakukan analisis berkaitan dengan penyebab penurunan jumlah partisipasi pemilih kali ini. Nantinya, hasil analisis tersebut akan menjadi dasar pertimbangan membuat keputusan pada pemilihan selanjutnya.
Baca Juga: KPU Tetapkan Hasil Rekapitulasi Pilkada Sleman, Harda Kiswaya-Danang Maharsa Ungguli Kustini-Sukamto
Meskipun partisipasi jumlah pemilih mengalami penurunan, namun secara garis besar pelaksanaan Pilkada 2024 kali ini berjalan lancar dan tidak ada kendala berarti. Semua proses Pilkada berjalan secara kondusif bahkan hingga saat pleno penetapan hasil rekapitulasi suara.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 8 Rekomendasi Mobil Bekas Murah Tipe MPV Mei 2025: 7-Seater Harga Mulai Rp30 Jutaan, Pajak Miring
- 3 Pihak Blak-blakan Beri Dukungan untuk Yuran Fernandes, Komdis PSSI Revisi Hukuman
- Rekomendasi 5 Mobil Bekas Murah Meriah untuk Ibu Muda yang Super Aktif! Mulai 65 Jutaan
- Olla Ramlan Resmi Umumkan Lepas Hijab: Pilihan Terbaik Bukan yang Bikin Kita Nyaman
- 10 Pemain Keturunan Bisa Dinaturalisasi Demi Timnas Indonesia Lolos Olimpiade 2028
Pilihan
-
Besok Demo Besar Ojol, 500 Ribu Pengemudi Matikan Aplikasi
-
Alasan PPATK Blokir Rekening Masyarakat Sejak Kemarin
-
5 Mobil Matic Murah untuk Kaum Hawa: Hemat Bensin, Pilihan Warna Dukung Gaya
-
Harga Emas Antam Lompat Tinggi di Awal Pekan Jadi Rp1.894.000/Gram
-
7 Rekomendasi Mobil Matic Bekas di Bawah Rp30 Juta, Murah Tetap Berkelas
Terkini
-
70 Persen SD di Sleman Memprihatinkan, Warisan Orde Baru Jadi Biang Kerok?
-
SDN Kledokan Ambruk: Sleman Gelontorkan Rp350 Juta, Rangka Atap Diganti Baja Ringan
-
Demokrasi Mahal? Golkar Usul Reformasi Sistem Pemilu ke Prabowo, Ini Alasannya
-
Cuaca Ekstrem Hantui Jogja, Kapan Berakhir? Ini Kata BMKG
-
Parkir Abu Bakar Ali Mulai Dipagar 1 Juni, Jukir dan Pedagang harus Mulai Direlokasi