SuaraJogja.id - Tingkat partisipasi pemilih di DIY selama Pemilu 2024 dianggap baik. Dari data yang dikeluarkan KPU DIY, tingkat partisipasi warganya mencapai angka unik 88,8 persen.
Kajian terhadap karakter pemilih di Kota Pelajar pun dilakukan oleh sejumlah peneliti dan menemukan perbedaan signifikan dari wilayah lain di luar Jogja. Kesbangpol DIY yang menginisiasi survei karakter pemilih DIY menemukan bahwa responden menentukan kandidat lewat falsafah Jawa.
"Jadi dari survei yang kami buat, jika dikaitkan dengan politik, tindak tanduk warga dalam aktivias politik dinaungi oleh falsafah Jawa ini," ujar Ketua Tim Riset, yang juga Konsultan Kesbangpol DIY, Ranggabumi Nuswantoro saat memaparkan hasil risetnya dalam FGD yang dilaksanakan Hotel Grand Serela, Sleman, Kamis (5/12/2024).
Forum diskusi itu pun juga membuka kesempatan bagi peserta yang hadir memberikan masukan. Salah satu penggiat politik, yang juga Ketua Serikat Buruh Sejahtera Indoensia (SBSI), Dani Eko Wiyono menyebutkan ada beberapa pemilih yang justru enggan menggunakan hak suaranya.
"Kalau bicara soal Jogja, hampir warganya datang dari berbagai daerah. Tetapi beberapa orang mengaku tidak mau memilih, kenapa?, yang dipilih saja orangnya buruk. Nah bagaimana kepercayaan itu harusnya didesain oleh kandidat," ujar Dani.
Ia melanjutkan bahwa sejauh ini kajian pemilih saat Pemilu termasuk Pilkada memang banyak dilakukan, namun kajian terhadap pelaku atau calon pemimpin ini jarang dilakukan.
"Seharusnya lembaga terkait juga perlu mengkaji bagaimana kandidat ini berpolitik. Termasuk juga ya money politic-nya," kelakar Dani.
Ia tak mau menutup mata bahwa di momen pemilu penggunaan politik uang menjadi strategi yang selalu muncul, meskipun Kesbangpol dan lembaga lain kerap memberikan edukasi untuk memerangi cara-cara tersebut.
"Nah nantinya jangan sampai politik ini justru digunakan sebagai alat kekuasaan. Harusnya politik digunakan untuk alat kedaulatan," kata dia.
Baca Juga: Survei Kajian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2024 Soroti Partisipasi Generasi Z di DIY
Rangga juga menanggapi bahwa memang kajian terhadap calon atau kandidat pemilu, termasuk penyelenggaraan pemilu tak banyak dilakukan. Periset di bawah CV. Madani Callysta Saibuyun ini memang tak menjelaskan sebab belum adanya kajian terhadap entitas tersebut.
"Tapi memang ini bisa jadi catatan kami untuk mulai mengkaji lebih jauh kandidat. Jadi tak hanya pemilihnya saja," ungkap dia.
Ia juga menyinggung terhadap praktik money politic yang diklaim sudah banyak pemilih tolak. Dari risetnya ada 38,8 persen responden tak setuju dengan pemberian barang ketika pemilu. Namun sebanyak 11 persen-an menjawab mereka setuju dengan politik uang.
Terlepas dari kajian itu, memang seharusnya ada penelitian terhadap kandidat mengapa keputusan mereka termasuk tim pemenangnya mengambil langkah politik uang dalam strategi pemenangan.
Berita Terkait
-
Warga DIY Tentukan Pilihan Berdasarkan Falsafah Jawa, Peneliti Tawarkan Konsep Demokrasi Kebudayaan di Pemilu 2029
-
Survei Kajian Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2024 Soroti Partisipasi Generasi Z di DIY
-
Demo Papua Merdeka di Jogja jadi Sorotan, Akademisi UMY: Tak Realistis, Belajarlah dari Timor Leste
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu