SuaraJogja.id - Kesehatan dan kandungan nutrisi dalam makanan memiliki peran penting, terutama untuk anak-anak yang mengalami stunting. Sebagai bagian dari solusi, makanan bernutrisi dikembangkan dengan cara yang menarik.
Salah satu inovasi makanan ini berasal dari Selvi Rofifah, seorang mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dari jurusan Tata Boga angkatan 2021.
Mengutip dari laman resmi UNY, Jumat (6/12/2024), bomboloni egg mayo, merupakan camilan berbasis donat khas Italia yang menjadi favorit banyak orang, terutama generasi muda. Namun, makanan ini difokuskan untuk anak-anak sebagai upaya mencegah stunting.
Bomboloni yang digunakan memiliki keistimewaan karena dibuat dengan tepung talas yang lebih sehat dan bebas gluten, menggantikan tepung terigu. Kombinasi dengan isian egg mayo memberikan rasa yang khas sekaligus menambah nilai gizinya.
Baca Juga: Praktisi Kesehatan Ingatkan Bahaya Penggunaan Jarum Tajam pada Penularan Penyakit HIV/AIDS
Gagasan bomboloni ini muncul saat Selvi menjalani praktik inovasi produk. Tingginya angka stunting di Indonesia menjadi latar belakang pengembangan camilan ini. Sebagai sumber protein, telur dipilih untuk memperkuat kandungan nutrisi camilan tersebut.
Setelah melalui proses perencanaan dan pengembangan yang cukup panjang, akhirnya lahirlah ide untuk menciptakan makanan yang tidak hanya enak dilihat, tetapi juga sehat.
Pembuatan bomboloni egg mayo dilakukan dengan metode yang serupa dengan donat pada umumnya. Bahan-bahan kering dan basah dicampurkan, diuleni, lalu ditambahkan ragi yang telah dilarutkan dalam susu hangat.
Setelah itu, adonan didiamkan untuk fermentasi sebelum digoreng dan diisi. Selvi juga berbagi tips agar proses fermentasi berjalan dengan baik, yaitu menghindari pengadukan berlebihan.
Produk ini dibuat berdasarkan pesanan, sehingga setiap bomboloni dipastikan segar dan sesuai dengan keinginan pelanggan. Pemesanan dapat dilakukan melalui WhatsApp atau Instagram, menjadikan prosesnya lebih praktis dan fleksibel. Sistem ini ditargetkan untuk menarik perhatian para orang tua yang peduli terhadap asupan makanan sehat bagi anak-anak mereka.
Meskipun demikian, Selvi menghadapi sejumlah tantangan, termasuk kesulitan dalam mengatur waktu untuk fermentasi adonan agar tidak overproofing. Hambatan lainnya meliputi keterbatasan tenaga kerja, alat produksi, serta variasi jumlah konsumen yang melihat promosi. Semua ini menjadi kendala dalam proses produksi dan pemasaran bomboloni egg mayo.
Baca Juga: Pjs Bupati Sebut TPPS Garda Terdepan Penurunan Angka Stunting di Sleman
Berita Terkait
-
All Girls All Around: Ketika Lari Menyatukan dan Menguatkan Perempuan
-
7 Pengobatan Alami untuk Disfungsi Ereksi yang Terbukti Ampuh
-
7 Ramuan Tradisional untuk Kesuburan Wanita yang Terbukti Secara Ilmiah
-
7 Pengobatan Alami untuk Nyeri Haid yang Terbukti Ampuh dari Rempah Indonesia
-
CEK FAKTA: Klaim Bantuan Dana Rp 3,5 Juta dari BPJS Kesehatan
Terpopuler
- Jerman Grup Neraka, Indonesia Gabung Kolombia, Ini Hasil Drawing Piala Dunia U-17 2025 Versi....
- Kiper Belanda Soroti Ragnar Oratmangoen Cs Pilih Timnas Indonesia: Lucu Sekali Mereka
- Innalillahi Selamat Tinggal Selamanya Djadjang Nurdjaman Sampaikan Kabar Duka dari Persib
- Jabat Tangan Erick Thohir dengan Bos Baru Shin Tae-yong, Ada Apa?
- 8 HP Samsung Siap Kantongi One UI 7 Berbasis Android 15, Langsung Update Bulan Ini!
Pilihan
-
Tim Piala Dunia U-17 2025: Usia Pemain Zambia Diragukan Warganet: Ini Mah U-37
-
Meski Berada di Balik Jeruji, Agus Difabel Nikahi Gadis Dengan Prosesi Perkawinan Keris
-
7 Rekomendasi HP Murah RAM 12 GB terbaik April 2025, Performa Handal
-
Massa Dikabarkan Geruduk Rumah Jokowi Soal Ijazah Palsu, Hercules: Itu Asli, Jangan Cari Masalah!
-
Koster Minta Dinas Pertanian Bali Belajar ke Israel : Jangan Gitu-Gitu Aja, Nggak Akan Maju
Terkini
-
Suap Tanah Kas Desa Trihanggo Terungkap, Lurah dan Pengusaha Hiburan Malam Ditahan
-
Tunggu Hasil Mediasi Mangkubumi, Warga RW 01 Lempuyangan Tolak Pengukuran Rumah PT KAI
-
Tak Puas dengan Pembuktian UGM, Massa TPUA Segera Sambangi Jokowi di Solo
-
Parkir ABA bakal Dibongkar, Sultan Pertanyakan Munculnya Pedagang Tapi Jukir Harus Diberdayakan
-
Guru Besar UGM Dipecat Karena Kekerasan Seksual, Kok Masih Digaji? UGM Buka Suara