SuaraJogja.id - Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Christina Aryani mendorong pemerintah desa untuk aktif mengawasi warganya yang hendak pergi bekerja ke luar negeri. Hal ini mengingat masih maraknya pekerja migran Indonesia (PMI) ilegal atau non-prosedural.
"Pemerintah pusat, provinsi, kabupaten kota hingga yang paling penting juga pemerintah desa. Karena pemrrintah desa ini sebetulnya yang paham situasi di desanya seperti apa, warganya yang akan bermigrasi itu siapa, dan lain-lain," kata Christina kepada awak media di Yogyakarta, Selasa (10/12/2024).
Di sisi lain, masyarakat juga didorong lebih waspada dengan berbagai tawaran untuk bekerja di luar negeri. Pada era teknologi informasi yang sudah semakin berkembang sekarang pengecekan secara menyeluruh penting untuk dilakukan.
Keberangkatan PMI secara ilegal sangat berpotensi melibatkan yang bersangkutan dalam tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Apalagi, kata Christina, WNI ilegal yang berkasus di luar negeri bukan sekali atau dua kali saja terjadi.
"Nah makanya yang paling bisa dilakukan adalah mencegah jangan sampai nambah lagi. Saya rasa kasus ini tuh udah terlalu sering terjadi ya dari tahun ke tahun sama," ujarnya.
"Mbok ya masyarakat mau mengecek informasi jangan mudah tergoda terimingi-imingi gaji besar kerja di luar negeri dengan pekerjaan yang sangat mudah, kan kelihatannya terlalu indah untuk benar. Mudah, gaji besar, semua diurusin, kayaknya kok enak bener. Nah itu lah agak sedikit jadi warning berhati-hati," imbuhnya.
Pemulangan para WNI yang kemudian terjebak kasus di luar negeri pun, kata Christina, tak bisa dilakukan secara sederhana. Diperlukan mekanisme dan koordinasi menyeluruhan dengan kementerian terkait untuk itu.
"Intinya kan kita sebetulnya hanya perlu berpikir sedikit logis kalau ada pekerjaan ke luar negeri gajinya besar, pekerjaaanya mudah sekali, syaratnya sangat minim. Nah ini kan harus diwaspadai, bisa jadi salah satu indikator oh mungkin berangkatnya tidak sesuai prosedur," tandasnya.
Sekretaris Daerah DIY, Beny Suharsono, menambahkan pentingnya sinergi yang kuat antara pemerintah daerah hingga ke level paling kecil. Sehingga harapannya pencegahan bisa benar-benar dilakukan sebelum terlambat.
Baca Juga: Eks Karyawan jadi Mucikari Online, Jual PSK via MiChat usai Kena PHK
"Ya sehingga bisa dicegah dari hulu sebelum sampai ke hilir, sebelum ke mancanegara. Keterlibatan aparat pemerintah kalurahan desa dan kepolisian saya kira sangat bagus. Jadi tersambung dan terhubung untuk pencegahan TPPO," kata Beny.
Berita Terkait
Terpopuler
- Siapa Pencipta Sound Horeg? Ini Sosok Edi Sound yang Dijuluki Thomas Alva Edisound dari Jawa Timur
- Jelang Ronde Keempat, Kluivert Justru Dikabarkan Gabung Olympique Lyon
- Duel Mobil Murah Honda Brio vs BYD Atto 1, Beda Rp30 Jutaan tapi ...
- Harga Mitsubishi Destinator Resmi Diumumkan! 5 Mobil Ini Langsung Panik?
- 41 Kode Redeem FF Max Terbaru 24 Juli: Klaim Skin Scar, M1887, dan Hadiah EVOS
Pilihan
-
Selamat Tinggal Samba? Ini Alasan Gen Z Beralih ke Adidas Campus 00s & Forum Low
-
Filosofi Jersey Anyar Persija Jakarta: Century Od Glory, Terbang Keliling JIS
-
Braakk! Bus Persib Bandung Kecelakaan di Thailand, Pecahan Kaca Berserakan
-
5 Rekomendasi HP Realme RAM 8 GB Memori 256 GB di Bawah Rp 4 juta, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Gerai Tinggal 26, Stok Expired Menggunung! Akuisisi TGUK Penuh Drama
Terkini
-
Misteri Kemeja Putih Jokowi di Reuni UGM: Panitia Angkat Bicara!
-
Gertak Balik! Sahabat Jokowi Geram Dituduh Settingan, Ungkap Sudah Diperiksa Polisi
-
5 Curhatan Jokowi di Depan Alumni UGM: Serangan Tak Cuma Ijazah, Merembet Sampai KKN Fiktif
-
Masih Sakit, Jokowi Paksakan Diri ke Reuni UGM: Kalau Nggak Datang Nanti Rame Lagi!
-
Tiba di UGM, Jokowi Tebar Senyum di Reuni Guyub Rukun, Nostalgia di Tengah Badai Ijazah Palsu