SuaraJogja.id - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terus menyebar di Kabupaten Gunungkidul. Setelah sebelumnya ditemukan kasus di Padukuhan Polaman, Kalurahan Pampang, Kapanewon Paliyan, kini penyakit tersebut dilaporkan menyerang hewan ternak di Padukuhan Wonolagi, Kalurahan Giriasih, Kapanewon Purwosari. Dalam sepekan terakhir, tiga ekor sapi dilaporkan mati, sementara 15 ekor lainnya jatuh sakit.
Kerugian akibat kematian tiga sapi itu diperkirakan mencapai Rp50 juta. Ketiga sapi yang mati tersebut merupakan jenis Simmental dan Limousin, yang sedang dalam kondisi bunting, sehingga kerugian yang dialami peternak semakin besar.
Dukuh Wonolagi, Waluyo, mengungkapkan kejadian ini membuat warga semakin khawatir. “Awalnya, sapi milik Widodo tiba-tiba tidak mau makan, mulutnya berbusa, dan kakinya sakit. Dalam beberapa hari, sapi itu mati. Setelah itu, gejala serupa mulai menyerang sapi lain,” ujar Waluyo, Sabtu (28/12/2024).
Dalam waktu singkat, sapi milik Warto dan Beni Ardiyanto juga mengalami nasib yang sama. Sementara itu, 15 ekor sapi lainnya menunjukkan gejala serupa, seperti demam, luka di mulut, tidak nafsu makan, dan lemas.
Lalkukan Tindakan Cepat
Menanggapi kejadian ini, pemerintah Kapanewon Purwosari segera melakukan langkah pencegahan untuk meminimalisasi penyebaran penyakit. Petugas memberikan disinfektan untuk penyemprotan di sekitar kandang guna mengurangi risiko penularan melalui lalat atau nyamuk.
Selain itu, sapi yang sakit diberi obat semprot khusus yang diaplikasikan di mulutnya untuk membantu pemulihan. Langkah-langkah kebersihan kandang juga digalakkan.
"Kami mengimbau warga agar lebih menjaga kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Upaya ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit ke hewan ternak lain," tambah Waluyo.
Permintaan Bantuan dari Warga
Baca Juga: Jangan jadi Korban, Kenali Tanda-tanda Rip Current di Pantai Gunungkidul
Warga Wonolagi berharap agar pemerintah daerah segera memberikan bantuan lebih lanjut, seperti vaksinasi massal untuk sapi dan pendampingan teknis dalam merawat hewan ternak yang tersisa.
"Kami sangat berharap ada vaksin dan pendampingan. Jangan sampai ternak kami yang masih sehat ikut terkena penyakit ini," ujar Widodo, salah satu peternak yang kehilangan sapinya.
Kasus ini menambah daftar panjang penyebaran PMK di Gunungkidul. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama instansi terkait diharapkan segera mengambil langkah strategis agar wabah ini tidak menyebar lebih luas dan merugikan peternak lainnya.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link Video Syur Andini Permata Bareng Bocil Masih Diburu, Benarkah Adik Kandung?
- Pemain Keturunan Rp260,7 Miliar Bawa Kabar Baik Setelah Mauro Zijlstra Proses Naturalisasi
- 41 Kode Redeem FF Terbaru 10 Juli: Ada Skin MP40, Diamond, dan Bundle Keren
- Eks Petinggi AFF Ramal Timnas Indonesia: Suatu Hari Tidak Ada Pemain Keturunan yang Mau Datang
- 4 Rekomendasi Sepatu Running Adidas Rp500 Ribuan, Favorit Pelari Pemula
Pilihan
-
Bertemu Rocky Gerung, Kapolri Singgung Pepatah Tentang Teman dan Musuh
-
3 Rekomendasi HP Murah Samsung RAM Besar 8 GB Memori 256 GB, Harga Cuma Rp 2 Jutaan
-
9 Sepatu Lari Murah Rp500 Ribu ke Bawah di Shopee, Performa Nyaman Desain Keren!
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan RAM 8 GB Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Juli 2025
-
Prediksi Oxford United vs Port FC: Adu Performa Ciamik di Final Ideal Piala Presiden 2025
Terkini
-
Operasi Patuh Progo 2025 Yogyakarta Digelar, Knalpot Brong Disita dan Tilang di Tempat
-
Jogja Siaga Stunting, Data Terbaru Ungkap Ratusan Keluarga Berisiko: Ini yang Dilakukan Pemkot?
-
Rumah Dihancurkan, Warga Lempuyangan Ngamuk, PT KAI Dituding Tak Manusiawi Saat Eksekusi
-
SDM Rendah? Wanita Ini Lecehkan Yogyakarta di Instagram, Akunnya Langsung Raib
-
Sekolah Rakyat DIY di Tahun Ajaran Baru, 275 Siswa Diterima, Pemda Siapkan MOS Berkualitas