SuaraJogja.id - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali menyerang Kabupaten Bantul. Di wilayah Kapanewon Kretek, lima ekor sapi dilaporkan mati akibat penyakit ini, sementara sejumlah sapi lainnya mengalami gejala sakit. Merespons situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul mengambil langkah serius dengan mengeluarkan Surat Edaran Nomor B/500.7.2.4/09481/DKPP untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS).
Surat edaran yang ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Bantul, Agus Budiraharja, pada 30 Desember 2024, menegaskan pentingnya mitigasi dan pencegahan untuk meminimalkan kerugian ekonomi bagi peternak. Surat ini ditujukan kepada seluruh Panewu dan Lurah di Kabupaten Bantul, meminta mereka untuk aktif dalam mengantisipasi penyebaran penyakit pada ternak.
Dalam surat tersebut, Agus menjelaskan sejumlah langkah pencegahan dan pengendalian wabah direkomendasikan, antara lain melalui peningkatan Biosekuriti, vaksinasi,meminta agar masyarakat segera melaporkam gejala penyakit pada ternaknya. Pemkab juga melibatkan dokter hewan untuk penanganan awal dan aktif melakukan sosialisasi.
"Kami akan berusaha keras agar penyebaran bisa diminimalisir," tutur dia.
Agus menambahkan Pemkab bakal melakukan desinfeksi kandang secara rutin, memberikan pakan yang cukup untuk meningkatkan imunitas ternak. Selain itu juga melakukan vaksinasi pada ternak sehat untuk mencegah penularan.
Peternak diimbau segera melaporkan ke Puskeswan setempat jika menemukan gejala PMK pada ternak mereka. Melibatkan dokter hewan dinas atau praktisi kesehatan hewan mandiri untuk penanganan awal. Serta berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya PHMS.
Agus menambahkan kolaborasi antara masyarakat, peternak, dan dinas terkait dalam mengatasi wabah ini. Pihaknya berharap langkah ini dapat memberikan panduan jelas bagi peternak dalam melindungi ternak mereka dari ancaman PMK dan PHMS lainnya.
Dampak Ekonomi
Pemerintah berharap langkah mitigasi ini dapat mencegah kerugian ekonomi yang lebih besar, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional, ketika permintaan ternak biasanya meningkat. Pihaknya mengapresiasi kesadaran dan kerja sama semua pihak dalam menjaga kesehatan ternak.
Baca Juga: Cegah PMK Masuk ke Kulon Progo, Peternak Diminta Perketat Pencegahan
"Ini bukan hanya soal peternakan, tetapi juga menjaga stabilitas ekonomi dan kebutuhan pangan masyarakat,” tutup Agus.
Kontributor : Julianto
Berita Terkait
Terpopuler
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Body Lotion dengan Kolagen untuk Usia 50-an, Kulit Kencang dan Halus
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
- 7 Rekomendasi Sabun Cuci Muka dengan Niacinamide untuk Mencerahkan Kulit Kusam
- John Heitingga: Timnas Indonesia Punya Pemain Luar Biasa
Pilihan
-
Stok BBM Shell Mulai Tersedia, Cek Lokasi SPBU dan Harganya
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
Terkini
-
Dapatkan AC LG Terbaru di Promo 12.12 Harbolnas 2025
-
UII Siap Gratiskan Kuliah Mahasiswa Korban Bencana Sumatera, 54 Sudah Lapor Terdampak
-
Judol Bikin Nekat! Maling di Sleman Satroni 3 TKP dalam Satu Malam
-
Mau Liburan ke Bangkok? Ini Rekomendasi Maskapai yang Bisa Anda Gunakan!
-
Bersama dengan Penerima Manfaat di Bandung, BRI Jalankan Program Menanam Grow & Green