SuaraJogja.id - Kasus penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali muncul di Yogyakarta. Sekitar 600 kasus penyakit yang menyerang ternak sapi ditemukan di tiga kabupaten seperti Sleman, Bantul dan Gunung Kidul.
"Kalau di kota dan kulon progo masih belum ada," ujar Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY, Syam Arjayanti di Yogyakarta, Kamis (02/1/2025).
Menurut Syam, penyebaran PMK di Yogyakarta kebanyakan karena ternak-ternak yang berasal dari luar daerah yang masuk ke wilayah ini. Penyakit tersebut kemudian menyebar ke ternak-ternak yang dimiliki peternak di Sleman, Bantul dan Gunung Kidul.
Untuk mengatasi penyebaran PMK semakin meluas, DPKP sejak minggu terakhir Desember 2024 melakukan vaksinasi pada ternak sapi. DPKP DIY telah menerima 50 botol vaksin dari Kementerian Pertanian yang diajukan melalui Asosiasi Peternak Pedaging Indonesia (APPSI).
Setiap botol vaksin dapat digunakan untuk mengobati 25 ekor sapi. Sehingga vaksinasi menyasar 1.250 ekor sapi di Yogyakarta.
"Vaksinasi ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan setiap tahun. Tahun lalu, kami juga melanjutkan program vaksinasi ini untuk menjaga kestabilan kesehatan ternak," jelasnya.
Syam menambahkan, selain vaksinasi, DPKP DIY juga melakukan berbagai upaya lain untuk mengurangi dampak wabah PMK. Diantaranya pemberian vitamin, pakan yang cukup dan menjaga kebersihan kandang dengan menerapkan biosecurity yang ketat.
DPKP DIY bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi, asosiasi peternak, dan instansi terkait lainnya. Hal ini untuk mencegah penyebaran PMK semakin meluas.
Kementerian Pertanian pun sudah menerbitkan Surat Edaran (SE) bagi pemerintah daerah untuk memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak yang masuk dan keluar dari wilayah DIY. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir risiko penyebaran virus PMK antar daerah.
Baca Juga: Cegah PMK Masuk ke Kulon Progo, Peternak Diminta Perketat Pencegahan
"Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi dan asosiasi peternak, serta mengedukasi peternak tentang pentingnya penerapan biosecurity yang ketat di kandang ternak mereka. Selain itu, kami juga memperketat pengawasan terhadap lalu lintas ternak, baik yang keluar maupun masuk ke DIY," imbuhnya.
Kontributor : Putu Ayu Palupi
Berita Terkait
-
Buruh DIY Minta PPN Diturunkan hingga 7 Persen, Alasannya Berkaitan dengan Beban Biaya Hidup
-
Viral Wisatawan di Jogja Kecele saat Libur Nataru, Pesan Hotel Malah Jadi Kos-kosan
-
Menyebar Rata ke Semua Kapanewon di Gunungkidul, 457 Sapi Suspect PMK dan 42 Mati
-
Antisipasi PMK, DP3 Sleman Laksanakan Peningkatan Surveilans
Terpopuler
- Pratama Arhan dan Azizah Salsha Dikabarkan Rujuk, Ini Penjelasaan Pengadilan Agama Tigaraksa
- Selamat Datang Elkan Baggott Gantikan Mees Hilgers Bela Timnas Indonesia, Peluangnya Sangat Besar
- Hari Pelanggan Nasional 2025: Nikmati Promo Spesial BRI, Diskon Sampai 25%
- Maki-Maki Prabowo dan Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden, Ibu Jilbab Pink Viral Disebut Korban AI
- Buktinya Kuat, Pratama Arhan dan Azizah Salsha Rujuk?
Pilihan
-
Nadiem Makarim Jadi Menteri Ke-7 Era Jokowi yang Jadi Tersangka Korupsi, Siapa Aja Pendahulunya?
-
Jadwal dan Link Streaming Timnas Indonesia vs Taiwan Malam Ini di GBT
-
Pelatih Persija Kasihan dengan Gerald Vanenburg, Soroti Situasi Timnas Indonesia U-23
-
Harga Emas Antam Lebih Murah Hari Ini Jadi Rp 2.042.000 per Gram
-
Video Lawas Nadiem Makarim Viral Lagi, Ngaku Lahir di Keluarga Anti Korupsi!
Terkini
-
Jogja Siap Bebas Sampah Sungai! 7 Penghadang Baru Segera Dipasang di 4 Sungai Strategis
-
Gunungan Bromo hingga Prajurit Perempuan Hadir, Ratusan Warga Ngalab Berkah Garebeg Maulud di Jogja
-
JPW Desak Polisi Segera Tangkap Pelaku Perusakan Sejumlah Pospol di Jogja
-
Berkah Long Weekend, Wisata Jip Merapi Kembali Melejit Meski Sempat Terimbas Isu Demonstrasi
-
Senjata Baru Taman Pintar Yogyakarta: T-Rex Anyar dan Zona Laut Imersif Demi Gaet Pengunjung