SuaraJogja.id - Guru Besar Kriminologi Universitas Indonesia (UI), Prof. Adrianus Eliasta Meliala, menguraikan tiga langkah penting untuk mencegah kasus pembunuhan yang terkait dengan pinjaman online atau pinjol.
Menurut Adrianus, langkah pertama adalah meningkatkan edukasi masyarakat. Edukasi bertujuan membantu individu menilai kemampuan mereka dalam melunasi pinjaman serta mencegah terjadinya ketidaksesuaian atau mismatch dalam keuangan.
"Pemerintah perlu memberikan pemahaman kepada masyarakat agar mampu menyeimbangkan pengeluaran dan pemasukan," ungkapnya dikutip Kamis (9/1/2025).
Langkah kedua melibatkan kerja sama Polri dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menciptakan indikator peringatan bagi individu yang dianggap tidak layak menerima pinjaman. Sistem ini dapat mencegah pemberian pinjaman kepada pihak-pihak yang berpotensi mengalami kesulitan pembayaran.
Baca Juga: OJK: 84 Aduan Pinjol Ilegal di Yogyakarta, Ribuan Entitas Ditutup Nasional
Adrianus mengungkapkan harus ada penegakan hukum terhadap penyedia layanan pinjol yang dengan sengaja menjebak atau menjerumuskan konsumen ke dalam situasi mismatch.
"Pinjol yang beroperasi dengan niat buruk harus diberi sanksi pidana," tegasnya.
Ia juga menyatakan bahwa Polri harus tegas menindak layanan pinjol yang memberikan pinjaman kepada individu yang tidak layak. "Ketika ada pihak yang membiarkan atau bahkan menjerumuskan orang ke dalam situasi sulit, itu adalah bentuk niat jahat yang perlu diusut," tambahnya.
Lebih lanjut, Adrianus mengaitkan kasus pembunuhan dan bunuh diri di Cirendeu, Tangerang Selatan, pada 15 Desember 2024, dengan teori ketegangan atau strain theory. Kasus ini melibatkan satu keluarga yang tertekan oleh utang pinjol.
"Orang yang mengalami strain cenderung mencari solusi, baik agresif seperti pembunuhan dan bunuh diri, maupun regresif seperti depresi," jelasnya.
Baca Juga: Perputaran Uang Pinjol Capai Rp20 Triliun, Ada 3 Persen Pengguna Macet Bayar
Ia menambahkan bahwa bunuh diri merupakan tindakan intensional yang memerlukan keberanian dan keagresivitas.
Berita Terkait
-
Petani Sumut Full Senyum! BRI Kucurkan KUR Rp150 Juta untuk Program Jagung Sejagat
-
Alarm Trump, Barang Impor Makin Banyak Masuk Indonesia hingga PHK
-
Catat, Harga Tas Hermes Bakal Naik Mulai Awal Mei
-
Jadi Buronan, OJK Paksa Pulangkan CEO Investree yang Kabur ke Luar Negeri
-
BSI Targetkan 6,7 Juta Rekening Tabungan Haji
Terpopuler
- Sama-sama Bermesin 250 cc, XMAX Kalah Murah: Intip Pesona Motor Sporty Yamaha Terbaru
- Robby Abbas Pernah Jual Artis Terkenal Senilai Rp400 Juta, Inisial TB dan Tinggal di Bali
- Profil Ditho Sitompul Anak Hotma Sitompul: Pendidikan, Karier, dan Keluarga
- Forum Purnawirawan Prajurit TNI Usul Pergantian Gibran hingga Tuntut Reshuffle Menteri Pro-Jokowi
- Ini Alasan Hotma Sitompul Dimakamkan dengan Upacara Militer
Pilihan
-
Liga Inggris: Kalahkan Ipswich Town, Arsenal Selamatkan MU dari Degradasi
-
Djenahro Nunumete Pemain Keturunan Indonesia Mirip Lionel Messi: Lincah Berkaki Kidal
-
7 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED Terbaik April 2025
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V50 Lite 4G vs vivo V50 Lite 5G, Serupa Tapi Tak Sama!
-
PT LIB Wajib Tahu! Tangan Dingin Eks Barcelona Bangkitkan Liga Kamboja
Terkini
-
Guru Besar UGM Terlibat Kasus Kekerasan Seksual: Korban Pilih Damai, Ini Alasannya
-
Diikuti Ratusan Kuda Seharga Miliaran Rupiah, Keponakan Presiden Prabowo Gelar Pacuan Kuda di Jogja
-
'Beli Mercy Harga Becak': Mantan PMI Bangkit dari Nol, Kini Kuasai Pasar Kulit Lumpia Nasional
-
Kota Pelajar Punya Solusi, Konsultasi Gratis untuk Kesulitan Belajar dan Pendanaan di Yogyakarta
-
Lebaran Usai, Jangan Sampai Diabetes Mengintai, Ini Cara Jaga Kesehatan Ala Dokter UGM