SuaraJogja.id - Menjelang libur panjang Imlek dan Isra Miraj, wisatawan mulai memasuki Yogyakarta. KAI Bandara mencatat, sekitar 10 ribu wisatawan menggunakan KA Bandara dari Yogyakarta International Airport (YIA) menuju Stasiun Yogyakarta.
"Untuk data harian, kurang lebih ada 10.000 hingga 12.000 penumpang yang datang ke Yogyakarta dalam libur Imlek dan Isra Miraj kali ini. Jumlah ini hampir sama seperti periode Natal dan Tahun Baru lalu," papar Corporate Communications KAI Bandara, Sosiawan Putra di Stasiun Yogyakarta, Jumat (24/1/2025) sore.
Puncak kedatangan penumpang ke Yogyakarta, menurut Sosiawan terjadi pada Sabtu (25/1/2025). Diperkirakan jumlah penumpang KA Bandara bisa mencapai 15.000 orang yang datang ke kota ini.
"Untuk yang keluar dari Jogja menggunakan KA Bandara juga kurang lebih sama jumlahnya," jelasnya.
Baca Juga: Riwayat PT HMS, Biro Umrah di Yogyakarta yang Nekat Lakukan Penipuan hingga Rugikan Jemaah Miliaran
Tingginya jumlah penumpang selama libur Imlek dan Isra Miraj hingga 29 Januari 2025 nanti membuat KAI Bandara menambah jumlah perjalanan KA Bandara YIA-Stasiun Yogyakarta hingga 50 kali perjalanan PP.
Selama libur panjang dari 24-29 Januari 2025, KAI Bandara juga menyiapkan 72.000 kursi. Jumlah yang terdiri dari 31.000 kursi untuk layanan KA Bandara Expres dan 41.000 kursi untuk layanan reguler YIA-Stasiun Yogyakarta.
"Kami juga memberikan diskon 20 persen kepada seluruh penumpang yang berlaku selama lima hari, mulai dari hari Jumat hingga Rabu pekan depan," jelasnya.
Sosiawan menambahkan, seiring perubahan jadwal perjalanan KA dalam Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 yang akan mulai berlaku pada 1 Februari 2025, jadwal KA Bandara juga mengalami perubahan. Perubahan dilakukan sebagai upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan pelayanan kepada para penumpang, khususnya di rute Stasiun Yogyakarta menuju Yogyakarta International Airport (YIA).
Perubahan ini meliputi penyesuaian waktu keberangkatan dan kedatangan KA Bandara. Kebijakan ini dapat mempengaruhi waktu perjalanan dan koneksi dengan moda transportasi lainnya.
Baca Juga: Puluhan Warga Jadi Korban Penipuan Travel Umrah di Yogyakarta, Kerugian Capai Rp14 Miliar
"Perubahan jadwalnya sekitar 5 menit untuk tiap perjalanan, para penumpang diharapkan untuk memperhatikan perubahan jadwal keberangkatan kereta api yang menghubungkan pusat Kota Yogyakarta dengan Bandara YIA," paparnya.
Berita Terkait
-
Perjalanan Habbie, UMKM yang Berkembang dengan Dukungan BRI Hingga Pecahkan MURI!
-
Warung Bu Sum: Legenda Kuliner Jogja Bertahan Berkat Resep Rahasia & Dukungan BRI
-
BNI Indonesias Horse Racing Triple Crown & Pertiwi Cup 2025 Garapan SARGA.CO Siap Pentas di Yogya
-
Jumat Pekan Ini Tanggal Merah? Ini Penjelasan Lengkap Libur Nasional 18 April 2025
-
Daftar 10 Bandara Tersibuk di Dunia, Indonesia Masuk?
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu