SuaraJogja.id - Tunjangan kinerja (tukin) dosen ASN tak kunjung mendapat kejelasan hingga sekarang. Kondisi itu memantik aksi demonstrasi dari dosen di berbagai daerah.
Para dosen ASN itu diketahui menuntut pemerintah untuk membayarkan tukin dosen yang belum pernah diberikan sejak 2020 sampai 2024.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendiktisaintek) Stella Christie buka suara mengenai keresahan para dosen ASN tersebut. Ada dua poin utama dalam persoalan tersebut.
Poin pertama tentang upaya Kemdiktisaintek dalam memperjuangkan tukin tersebut. Kedua terkait dengan pencairan tukin yang tidak bisa dilakukan hanya melalui satu lembaga Kemendiktisaintek saja.
"Untuk [tukin] yang 2020 sampai 2024 itu ini harus ada memang kejelasan hukumnya dan itu saya rasa sedang dikaji, sedang dikaji sedalam-dalamnya. Memang dari segi tata negara Kemdiktisaintek tidak bisa mengajukan 2020 sampai 2024 karena kami tidak ada pada saat itu," kata Stella saat ditemui di Sekolah Vokasi UGM, Selasa (4/2/2025).
"Jadi memang ini ada rumitnya tetapi memang semuanya itu sedang dikerjakan," imbuhnya.
Disampaikan Stella, diperlukan kerja sama dari sejumlah kementerian dan lembaga (K/L) untuk bisa menemukan titik terang dari permasalah tersebut. Sehingga tetap mengikuti asas keadilan terkhusus untuk tukin dosen.
"Seperti saya bilang kerja sama dari berbagai macam K/L untuk bisa menghasilkan yang sebaik-baiknya, yang akan mengikuti asas keadilan," tandasnya.
Dalam aksi yang digelar oleh Aliansi dosen ASN Kementerian Diktidaintek seluruh Indonesia (Adaksi) belum lama ini, ada sejumlah tuntutan yang disampaikan.
Baca Juga: Pemerintah Tengah Persiapkan Tukin untuk Dosen ASN, Total Anggaran Rp2,8 Triliun
Termasuk ancaman protes lebih besar dengan aksi mogok mengajar bila pemerintah masih abai terhadap tuntutan dosen terkait tukin.
"Kemendiktisaintek, pertama sekali tentu saja menyuarakan itu adalah hak asasi ya, tapi kembali lagi kami juga meminta marilah kita bekerja sama, memikirkan yang sebaik-baiknya yang bisa kita lakukan dari setiap pihak, untuk memajukan ini," ucapnya.
Stella memahami keresahan para dosen dengan berbagai aksi terkait tukin tersebut. Dia memastikan Kemendiktisaintek tetap terus berupaya untuk mendukung kesejahteraan para dosen.
"Kemendiktisaintek mendukung kesejahteraan para dosen tentu saja. Kami ada keterbatasan-keterbatasan, namun pada asasnya kami mendukung, tapi bagaimana supaya segala sesuatu itu bisa berjalan berdasarkan hukum tata negara yang ada dan juga anggaran yang tersedia," tegasnya.
"Dan mengingat keadilan pada seluruhnya bukan saja kepada dosen, tetapi kepada seluruh rakyat dan negara Indonesia itu yang sangat penting ya. Tetapi tentu saja itu adalah kebebasan untuk menyuarakan keinginan dan sangat dimengerti mengapa ini adalah suatu masalah yang sulit bagi para dosen-dosen kita ya," tambahnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Rp80 Jutaan: Dari Si Paling Awet Sampai yang Paling Nyaman
- 5 Sabun Cuci Muka Wardah untuk Usia 50-an, Bikin Kulit Sehat dan Awet Muda
- Timur Kapadze Tolak Timnas Indonesia karena Komposisi Pemain
- 5 Shio yang Diprediksi Paling Beruntung di Tahun 2026, Ada Naga dan Anjing!
- 19 Kode Redeem FC Mobile 5 Desember 2025: Klaim Matthus 115 dan 1.000 Rank Up Gratis
Pilihan
-
Kekuatan Tersembunyi Mangrove: Bisakah Jadi Solusi Iklim Jangka Panjang?
-
Orang Pintar Ramal Kans Argentina Masuk Grup Neraka di Piala Dunia 2026, Begini Hasilnya
-
6 Rekomendasi HP Rp 3 Jutaan Terbaik Desember 2025, Siap Gaming Berat Tanpa Ngelag
-
Listrik Aceh, Sumut, Sumbar Dipulihkan Bertahap Usai Banjir dan Longsor: Berikut Progresnya!
-
Google Munculkan Peringatan saat Pencarian Bencana Banjir dan Longsor
Terkini
-
Dapatkan AC LG Terbaru di Promo 12.12 Harbolnas 2025
-
UII Siap Gratiskan Kuliah Mahasiswa Korban Bencana Sumatera, 54 Sudah Lapor Terdampak
-
Judol Bikin Nekat! Maling di Sleman Satroni 3 TKP dalam Satu Malam
-
Mau Liburan ke Bangkok? Ini Rekomendasi Maskapai yang Bisa Anda Gunakan!
-
Bersama dengan Penerima Manfaat di Bandung, BRI Jalankan Program Menanam Grow & Green