SuaraJogja.id - Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Departemen Ilmu Kesehatan Anak Universitas Airlangga Prof. Dr. dr. I Dewa Gede Ugrasena Sp.A(K) mengatakan obesitas bisa menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya kanker pada anak karena menyebabkan inflamasi kronis.
“Jadi obesitas itu diidentifikasi sebagai faktor risiko. Kita tahu bahwa obesitas itu banyak lemak, itu peradangan kronis. Jadi kelebihan jaringan lemak pada tubuh dapat menyebabkan kronik inflamasi, peradangan kronis ya,” kata Prof. Ugra dalam diskusi daring mengenai kanker anak yang diikuti di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan proses peradangan ini diyakini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dari sel-sel abnormal yang bisa memicu bibit kanker karena inflamasi kronik.
Ugra menambahkan, dengan anak yang mengalami obesitas maka akan terjadi gangguan keseimbangan hormon dan metabolisme serta peningkatan kadar insulin.
“Jadi yang kita tahu bahwa insulin dan insulin growth factor ini, keduanya berperan di dalam pertumbuhan sel. Jadi gangguan ini bisa meningkatkan risiko terjadinya mutasi atau proliberasi yang tidak terkendali nanti yang bisa menyebabkan timbulnya kanker,” jelasnya.
Namun Ugra sendiri belum bisa menyimpulkan secara pasti terkait hubungan obesitas dengan kanker karena masih sedikit studi yang membahas soal penyakit metabolik tersebut.
Sementara Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengatakan kesadaran dan dukungan terhadap anak yang menderita kanker harus ditingkatkan dengan deteksi dini selain promotif dan preventif atau pencegahan.
Salah satunya dengan menjaga gaya hidup sehat agar tidak masuk dalam kondisi over nutrisi kronis atau obesitas yang bisa menjadi pemicu kanker anak.
Ketua UKK Hemato Onkologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Eddy Supriyadi Sp.A(K) Ph.D mengatakan perlunya ada studi lain yang melihat penyebab secara langsung antara obesitas dan kanker pada anak.
Baca Juga: Wujudkan Pemerataan Akses Layanan Kesehatan, Begini Strategi Pemkab Kulon Progo
“Kita perlu studi, nah untuk itu kita akan perlu pentingnya registrasi secara nasional. Termasuk kalau status gizi yang normal, underweight, atau obesity, itu seberapa besar yang kita temui pada populasi kanker,” kata Eddy.
Berita Terkait
-
Kanker Anak di Luar Jawa Terabaikan, Akses Perawatan Masih Terbatas
-
Leukemia Ancam Anak Indonesia, IDAI: Deteksi Dini Sangat Penting
-
Gen Z Wajib Tahu, FOMO vs JOMO: Antara Hidup Gaul dan Sederhana
-
Jepang Pertimbangkan Berikan Perawatan Medis bagi Penduduk Gaza
-
4 Alasan Ibu Hamil Tak Boleh Banyak Makan Rambutan
Terpopuler
- Kekayaan Agus Andrianto di LHKPN, Menteri yang Berani Copot Semua Pejabat Imigrasi Soetta usai Kasus Pungli WNA China
- Rutinitas Ruben Onsu sebelum Dikabarkan Mualaf Buat Irfan Hakim Heran: Lu Nggak Salat Subuh Kan?
- Blak-blakan Sindir Gibran Malas Membaca, Inayah Wahid: Kenapa Bapak Gak Menjadikan Aku Wapres?
- Hadiri Pernikahan Cucu JK, Kondisi Kesehatan Annisa Pohan Bikin Khawatir
- Iwan Fals Diperiksa Polres Jaksel, Kasus Apa?
Pilihan
-
Demo Dosen di Semarang, Tukin Tak Dibayar, Bentuk Kezaliman
-
Toyota Akan Luncurkan 3 Mobil di IIMS 2025, Ada Veloz Hybrid?
-
Perjuangan Emak-emak di Bekasi Antre Gas 3 Kg: Tinggalkan Bayi Berjam-jam
-
Grojogan Sewu Mulai Terapkan Sistem Pembayaran Nontunai
-
Efisiensi Anggaran ala Prabowo 'Korbankan' Mimpi Sarjana! Sri Mulyani Batalkan Beasiswa Kemenkeu
Terkini
-
Soal Kampus Kelola Tambang, Wamendiktisaintek Stella: Jangan Buru-buru
-
Danais Dipangkas, Mesin Pengolah Sampah TPA Kulon Progo Dikorbankan
-
Pakar Sebut Obesitas Jadi Salah Satu Faktor Tingkatkan Risiko Kanker Anak
-
Kabar Baik! Kemendiktisaintek Pastikan Tak Ada Beasiswa dan Dana Riset yang Terpengaruh Efisiensi Anggaran
-
Wamendiktisaintek Buka Suara Soal Tunggakan Tukin Dosen Sejak 2020