SuaraJogja.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY memastikan tetap berkomitmen penuh untuk menyelenggarakan Jogja Fashion Week (JFW) 2025. Hal itu dipastikan meski dukungan terhadap acara ini turut terdampak program efisiensi anggaran pemerintah pusat.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) DIY Yuna Pancawati, menuturkan bahwa fasilitasi support JFW dari tahun ke tahun datang melalui Dana Keistimewaan (Danais). Namun imbas efisiensi anggaran, dukungan itu pun menurun dari tahun sebelumnya.
"Tahun ini Pemda DIY melalui Dana Keistimewaan, fasilitasi support untuk JFW ini memang menurun dari tahun sebelumnya, menurunnya sampai mungkin 40-60 persen," kata Yuna kepada awak media, Rabu (26/2/2025).
"Tapi kami tidak patah semangat artinya kami tetap melakukan penyelenggaraan JFW dengan optimisme yang cukup tinggi, tentunya juga didorong dari dukungan berbagai pihak untuk tetap berkomitmen untuk menunjukkan bahwa di sektor industri kreatif di sektor fashion ini harus tetap eksis," imbuhnya.
Baca Juga: Diskon Gadget, Kuliner, Fashion hingga Voucher Belanja! Cek Promo Spesial Nataru BRI
Jogja Fashion Week 2025, kali ini mengusung tema 'Threads of Tomorrow' atau fashion yang berkelanjutan untuk masa depan. Memasuki tahun ke-20 diharapkan JFW diharapkan menjadi brand image tren fashion di Indonesia serta meningkatkan kualitas produk dalam negeri yang berpijak pada kelestarian alam semesta.
"Ini memiliki makna yang mendalam threads atau benang ini melambangkan keterhubungan kesinambungan dan juga Inovasi dalam industri model," ujarnya.
"Sedangkan tomorrow ini mencerminkan visi ke depan tentang bagaimana kita bisa membangun ekosistem fashion yang lebih berkelanjutan inklusif dan relevan dengan perkembangan zaman," tambahnya.
Dalam kesempatan ini, Yuna turut mendorong para pengusaha busana harus memiliki pola pikir bahwa kesuksesan bisnis bergantung pada strategi kreativitas dan kemampuan membaca peluang. Bukkan semata-mata intervensi pemerintah saja.
Meskipun di sisi lain, pemerintah tetap punya peran sebagai fasilitator untuk mendukung ekosistem bisnis. Namun kunci keberlanjutan keberhasilan usaha tentunya terletak pada daya saing dan daya juang adaptasi pengusaha itu sendiri.
Baca Juga: Desainer Australia Meriahkan Jogja Fashion Week 2024, Tampilkan Kreasi Batik Lokal
"JFW ini bukan sekadar peragaan busana saja, tetapi sebuah panggung kolaborasi yang menyatukan para kreator di industri fashion dan komunitas model untuk membentuk masa depan fashion Indonesia," tandasnya.
Berita Terkait
-
Mudik Lebaran 2025 Sepi, Pengamat Ungkap Biang Keroknya
-
Pesona Katun Bolong yang Lagi Tren, Dipakai Aurel Hermansyah hingga Mikha Tambayong saat Lebaran
-
Pakar Sebut Penurunan Jumlah Pemudik pada Lebaran 2025 Disebabkan Efisiensi Anggaran
-
Berburu Pakaian untuk Lebaran di Pasar Tanah Abang
-
Natalia Yaya: Warisi Bisnis Ibu, Taklukkan Fashion Amerika dengan Sentuhan Indonesia
Terpopuler
- Marselino Ferdinan Dicoret Patrick Kluivert! Ini 3 Calon Penggantinya di Timnas Indonesia
- 17 HP Xiaomi Ini Tidak Didukung HyperOS 2.1, Ada Perangkatmu?
- Sebut Pegawai Luhut Sosok Asli di Foto Ijazah UGM, Roy Suryo: Saya Pastikan 99,9 Persen Bukan Jokowi
- 8 Kode Redeem FF Hari Ini 14 April 2025 Masih Aktif Siap Dipakai, Klaim Sekarang!
- Ini Syarat Pemutihan Pajak Kendaraan 2025, Warga Jateng Siap-siap Bebas Denda!
Pilihan
-
Gaikindo Peringatkan Prabowo soal TKDN: Kita Tak Ingin Industri Otomotif Indonesia Ambruk!
-
Piala Dunia U-17 2025: Perlunya Tambahan Pemain Diaspora di Timnas Indonesia U-17
-
Perhatian! Harga Logam Mulia Diprediksi Akan Terus Alami Kenaikan
-
Baru Masuk Indonesia, Xpeng Diramalkan Segera Gulung Tikar
-
Profil Helmy Yahya yang Ditunjuk Dedi Mulyadi jadi Komisaris Independen Bank BJB
Terkini
-
Omzet Ratusan Juta dari Usaha Sederhana Kisah Sukses Purna PMI di Godean Ini Bikin Menteri Terinspirasi
-
Waspada Jebakan Kerja di Luar Negeri, Menteri Ungkap Modus PMI Unprosedural Incar Anak Muda
-
Dana Hibah Pariwisata Sleman Dikorupsi? Bupati Harda Kiswaya Beri Klarifikasi Usai Diperiksa Kejari
-
Empat Kali Lurah di Sleman Tersandung Kasus Tanah Kas Desa, Pengawasan Makin Diperketat
-
Guru Besar UGM: Hapus Kuota Impor AS? Petani Lokal Bisa Mati Kutu