SuaraJogja.id - Masjid Kampus (Maskam) Universitas Gadjah Mada (UGM) menyediakan sajian buka puasa gratis selama 30 hari Ramadan 1446 hijriah. Setidaknya 1.500 porsi setiap hari dipersiapkan bagi jemaah yang hadir untuk berbuka.
Ada setiap harinya menu berbuka puasa yang dihadirkan pun berbeda-beda. Selain berbuka puasa, Maskam UGM juga menyediakan menu untuk sahur.
Sejumlah menu berbuka itu di antaranya garang asem sapi, ingkung ayam kampung, ikan kuah kuning, oseng sapi jamur, dan masih banyak lagi.
"Kami mengupayakan untuk sahur itu 500 porsi, untuk buka puasa itu 1.500 porsi," kata Ketua Takmir Maskam UGM Mohamad Yusuf, Minggu (9/3/2025).
Yusuf memastikan bahwa setiap menu yang dihadirkan selama bulan ramadan ini sudah melalui seleksi. Sehingga keamanan dan kesehatan bagi para jemaah pun dapat terjamin.
"Bervariasi [menunya] dan dari beberapa partner kami yang sudah kami seleksi dengan sangat ketat," ucapnya.
Mitra-mitra yang diajak untuk bekerja sama menyediakan porsi makanan baik sahur maupun berbuka puasa itu pun, kata Yusuf sudah sepakat untuk mematuhi kontrak tentang kualitas makanan tersebut.
"Insya Allah [terjamin], karena proses seleksinya sangat ketat, dan kami juga ada kontrak dengan mitra dan masing-masing pihak harus mematuhi kontrak yang sudah disepakatkan," ujarnya.
Diakui Yusuf, jumlah porsi yang dihadirkan itu meningkat dari tahun sebelumnya. Mengingat jumlah mahasiswa UGM yang mayoritas sebagai jemaah pun terus bertambah.
Baca Juga: Survei: Mayoritas Pemenang Pilkada 2024 Sudah Terprediksi Jauh Sebelum Pemilihan Dilakukan
"Ya, ada peningkatan jumlah, karena kami melihat tahun ini sepertinya jamaahnya lebih meningkat, karena juga sebagian besar itu kan jamahnya adalah mahasiswa UGM, jumlah mahasiswa UGM kan tahun ini lebih banyak daripada tahun sebelumnya. Sehingga kami mengupayakan untuk buka puasa dan sahur lebih banyak porsinya," kata dia.
Bangun Nalar Kritis di Masjid Kampus
Selain menyediakan menu sahur dan berbuka puasa, berbagai rangkaian kegiatan pun digelar kembali oleh Maskam UGM. Termasuk mengundang sejumlah tokoh intelektual dengan berbagai latar belakang.
Disampaikan Yusuf, hal itu sesuai dengan semangat masjid kampus untuk membangun nalar kritis para sivitas akademika, termasuk mahasiswa, dosen dan sebagainya.
"Nah saya pikir fungsi itu juga diemban oleh masjid, karena dia berada di lingkungan kampus. Membangun nalar kritis, dan nalar kritis ini adalah sebagai modal bagi kita untuk melihat satu fenomena secara lebih komprehensif dan objektif," tandasnya.
Ketika kemudian ada topik atau tema yang bernada kritis kepada negara oleh para tokoh yang diundang, kata Yusuf, hal itu wajar saja.
Berita Terkait
Terpopuler
- 31 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 18 Desember: Ada Gems dan Paket Penutup 112-115
- Kebutuhan Mendesak? Atasi Saja dengan BRI Multiguna, Proses Cepat dan Mudah
- 5 Skincare untuk Usia 60 Tahun ke Atas, Lembut dan Efektif Rawat Kulit Matang
- 5 Mobil Keluarga Bekas Senyaman Innova, Pas untuk Perjalanan Liburan Panjang
- Kuasa Hukum Eks Bupati Sleman: Dana Hibah Pariwisata Terserap, Bukan Uang Negara Hilang
Pilihan
-
UMP Sumsel 2026 Hampir Rp 4 Juta, Pasar Tenaga Kerja Masuk Fase Penyesuaian
-
Cerita Pahit John Herdman Pelatih Timnas Indonesia, Dikeroyok Selama 1 Jam hingga Nyaris Mati
-
4 HP Murah Rp 1 Jutaan Memori Besar untuk Penggunaan Jangka Panjang
-
Produsen Tanggapi Isu Kenaikan Harga Smartphone di 2026
-
Samsung PD Pasar Tablet 2026 Tetap Tumbuh, Harga Dipastikan Aman
Terkini
-
Konser "Jogja Hanyengkuyung Sumatra": Kunto Aji hingga Shaggydog Ikut Turun Gunung
-
Danantara dan BP BUMN Siagakan 1.000 Relawan untuk Tanggap Darurat
-
Bantu Korban Sumatera, BRI Juga Berperan Aktif Dukung Proses Pemulihan Pascabencana
-
Anak Mantan Bupati Sleman Ikut Terseret Kasus Korupsi, Kejaksaan Buka Suara Soal Peran Raudi Akmal
-
Imbas Jembatan Kewek Ditutup, Polisi Siapkan Skema Dua Arah di Sekitar Gramedia-Bethesda