SuaraJogja.id - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman mengakui kebijakan beberapa daerah yang melarang study tour menjadi tantangan berat.
Tak dipungkiri kebijakan tersebut bakal berdampak pada sektor pariwisata di Sleman.
"Tiga daerah sudah melarang studi tour itu menjadi tantangan berat bagi kita, Jawa Barat, Banten dan DKI itu melarang," kata Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid kepada wartawan, Rabu (19/3/2025).
Menurut Ishadi, sektor pariwisata tidak seharusnya dikorban dalam hal ini.
Baca Juga: Istirahat di Angkringan Berujung Celurit, Pria di Sleman Jadi Korban Pembacokan Brutal
Jika kemudian terjadi kasus kecelakaan atau yang lain, maka diperlukan perbaikan pada manajemen transportasi dan sebagainya.
"Kalau studi tur itu kemudian terjadi kecelakaan atau apa, itu yang disalahkan bukan pariwisatanya mestinya, kecelakaan bus misalnya, berarti kan manajemen transportasinya, apakah bus itu layak untuk kemudian digunakan jalan, terus kemudian sopirnya bagaimana," ujarnya.
"Jadi yang perlu diperbaiki itu kalau terkait dengan kecelakaan, ya manajemen transportasinya yang dibenahi, bukan pariwisatanya yang disalahkan," imbuhnya.
Padahal, dia menilai, anak-anak atau masyarakat secara umum tetap memerlukan healing atau refreshing sejenak. Salah satunya dengan cara berwisata ke daerah lain.
Bumi Sembada sendiri sudah menyiapkan berbagai macam jenis wisata yang bisa dikunjungi. Mulai dari wisata edukasi, sport tourism dan lainnya.
Baca Juga: Kelakar Sri Sultan HB X Soroti Kondisi PSS Sleman yang Terpuruk: "Nek Ngirit Yo Kalah"
"Sehingga banyaklah manfaatnya pariwisata itu. Sehingga kalau kemudian banyak hal-hal semacam itu kemudian dilarang studi tur, ya akhirnya pariwisata kita mau kemana, ya pasti berefek," ucapnya.
Kondisi tersebut semakin pelik ketika kemudian kebijakan efisiensi pemerintah juga mulai dirasakan oleh seluruh elemen masyarakat.
Pihaknya masih akan memantau terus perkembangan pariwisata di Sleman.
"Kalau kemudian efisensi, ya hotel jangan mengandalkan pemerintah tapi kalau tidak mengandalkan pemerintah, wong studi tur dilarang. Jadi kita mau mengandalkan siapa kan itu? Jadi ya saya harap semua bijak mensikapi itu," cetusnya.
Kendati demikian, Ishadi menegaskan tetap bakal melakukan berbagai kegiatan promosi.
Misalnya saja berupa direct selling kepada lembaga atau luar daerah lain secara langsung.
- 1
- 2
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Keluarga 3 Baris Bekas di Bawah Rp50 Juta: Irit dan Nyaman, Pilihan Cerdas 2025!
- 37 Kode Redeem FF Max Terbaru 22 Juni: Klaim Diamond, Mytos Fist, dan Bundle Apik
- Luput dari Sorotan, Pemain Keturunan Serba Bisa 21 Tahun Bisa Langsung Masuk Timnas Indonesia Senior
- 5 Pilihan HP OPPO RAM 8 GB Mulai Rp1 Jutaan: Nge-game Kencang, Jernih Buat Foto
- Pemain Keturunan Rp17,3 Miliar Berdarah Curacao Eligible Bela Timnas Indonesia di Ronde 4
Pilihan
-
5 Pilihan Sepatu Onitsuka Tiger untuk Pria, Desain Maskulin Gabungkan Klasik-Modern
-
5 Rekomendasi Sepatu Converse Klasik Terbaik, Kenyamanan dalam Gaya Kasual
-
Rekomendasi 7 Sepatu Lari ASICS: Ringan dalam Kenyamanan, Stabil di Segala Medan
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 128 GB Terbaru Juni 2025
-
Here We Go! Dean James Bakal Cetak Sejarah di Negeri Para Dewa
Terkini
-
DPR Geram: Penjualan Pulau Anambas Ancaman Kedaulatan, Aparat Jangan Bertele-tele
-
Dulu Rekrut Anggota JAD, Kini Bantu Jahit Baju: Kisah Penebusan Dosa Seorang Mantan Napi Teroris
-
Sains dan Seni Bersatu, Pameran SciArt 8.0 di Benteng Vredeburg Nyalakan Cahaya Sains Lewat Lukisan
-
Sebut Pemerkosaan Tragedi Mei 1998 hanya Rumor, Fadli Zon Dipanggil DPR RI
-
Helikopter Siaga, Begini Skema Evakuasi Korban Kecelakaan di Tol Jogja-Solo