Scroll untuk membaca artikel
Muhammad Ilham Baktora
Rabu, 26 Maret 2025 | 15:25 WIB
Ketua PP Muhammadiyah, Haidar Nashir saat memberikan pernyataan ke wartawan. [Kontributor/Putu]

SuaraJogja.id - Organisasi masyarakat (ormas) terbesar di Indonesia, Muhammadiyah disebut-sebut menjadi organisasi keagamaan keempat terkaya di dunia. Berdasarkan data dari seasia.stats, Muhammadiyah memliki aset hingga mencapai sekitar Rp460 Triliun.

Kekayaan organisasi Islam ini berada di bawah The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints (Kristen) dari Amerika Serikat yang memiliki kekayaan sekitar Rp4,364 Triliun.

Disusul oleh Catholic Church in Germany (Katolik) dengan kekayaan yang berkisar antara Rp778 triliun hingga Rp4,374 triliun serta Tirumala Tirupati Devasthanams (Hindu) dari India dengan kekayaan Rp512 triliun.

Ketua Umum (ketum) PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pun memberikan tanggapannya terkait predikat tersebut.

Baca Juga: Inklusivitas Bukan Sekadar Slogan, Muhammadiyah & Unisa Bersatu Berdayakan Disabilitas di Jogja

Ditemui di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, Selasa (25/3/2025) petang, Haedar menyatakan memang aset yang dimiliki Muhammadiyah besar.

"Asetnya memang besar, bisa dikapitalisasi. Soal posisi [keempat terkaya di dunia], ya alhamdullilah akan penghargaan dari [pihak] luar pada Muhammadiyah," ujarnya.

Meski dianggap organisasi terkaya keempat di dunia, menurut Haedar, Muhammadiyah memanfaatkan aset tersebut secara positif. Organisasi ini ingin terus berkiprah dalam mencerdaskan, memajukan dan mencerahkan bangsa.

Saat ini Muhammadiyah memiliki banyak aset di berbagai daerah.

Amal usaha Muhammadiyah yang terus dijaga hingga menjadi ormas Islam terkaya keempat di dunia. (Twitter)

Amal usaha organisasi ini cukup banyak, mulai dari kampus dan sekolah yang mencapai lebih dari 5.000 unit. Selain itu Muhammadiyah juga memiliki rumah sakit dan fasilitas lainnya di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Jangan Coba-Coba 'Nuthuk'! Wali Kota Jogja Kerahkan Intel Jajan di Malioboro Lebaran 2025

Berdiri sejak 1912 di Yogyakarta, Muhammadiyah berkembang jadi kekuatan besar dengan banyak amal usahanya. Baru-baru ini, Muhammadiyah juga masuk ke bisnis pertambangan.

Karenanya Haedar menilai, predikat empat besar terkaya di di dunia bukanlah yang penting. Namun lebih dari itu, kiprah nyata untuk bangsa dari Muhammadiyah yang terpenting.

"Paling penting, manusia itu amalnya, bukan apa yang dia miliki. Doakan saja makin bisa memberi untuk bangsa," ujar dia.

Muhammadiyah sendiri menjadi 10 organisasi masyarakat yang terkaya dari 10 ormas yang ada di dunia.

Ormas ini juga menjadi organisasi Islam yang masih menyandang kedekatan dengan masyarakat dan terkaya di dunia.

Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Kauman, Kota Jogja pada 19 November 1912. Organisasi ini punya berbagai macam aset yang berupa amal usaha.

Bambang Setiaji, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah menjawab sejauh ini kekuatan ekonomi berasal dari kemandirian finansial.

Tentu hal ini harus hati-hati dalam menjalin kerjasama dengan pihak lain. Hal itu untuk menjaga nilai kemandirian yang sudah dibangun.

Ekonomi ini bisa dinilai baik berkat beberapa peran alumni, baik di perguruan tinggi Muhammadiyah, SMK dan juga SD Muhammadiyah.

Jika dihitung ada 172 perguruan tinggi, 5.345 sekolah dan juga 440 pesantren yang dikelola Muhammadiyah.

Tak hanya pendidikan saja, Muhammadiyah juga memiliki 122 rumah sakit, 231 klinik dan 1.102 panti asuhan yang bergerak di bidang kesehatan.

Selain itu Muhammadiyah saat ini juga mencatat 20.645 aset wakaf dan 241 juta meter persegi tanah. Aset ini juga digunakan untuk terus mengembangkan konsep ekonomi berbasis Islam dan berorientasi pada kesejahteraan umat.

Muhammadiyah juga akan mengembangkan ekonomi berbasis syariah dengan meluncurkan Bank Syariah Muhammadiyah (BSM) di tahun 2025.

Ia juga mengingatkan bahwa dalam mendukung kesejahteraan harusnya memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Maka dari itu dengan memberikan layanan ke rakyat tentu mendukung bagaimana masyarakat berbisnis. Maka dari itu rencana BSM nanti akan memberikan kesejahteraan ke nasabah mereka.

Kontributor : Putu Ayu Palupi

Load More